Gen Z Bakal Jadi Tulang Punggung Perekonomian Indonesia, Yakin Siap?

Gen Z bakal mendominasi populasi Indonesia ke depannya, memikul beban besar sebagai tulang punggung perekonomian negara. Lantas, apa Gen Z siap?

Gen Z Bakal Jadi Tulang Punggung Perekonomian Indonesia, Yakin Siap? Ilustrasi Gen Z di Tempat Kerja | Freepik

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat populasi Gen Z di Indonesia telah mencapai 71,5 juta jiwa, setara dengan 27% dari total populasi tanah air di tahun 2020. Jumlah populasinya bahkan mengalahkan Generasi Milenial yang sebanyak 69,6 juta penduduk dan Gen X yang sebanyak 56,5 juta penduduk.

Masifnya populasi Gen Z di Indonesia terbukti nyata lewat tingginya tingkat partisipasi Gen Z dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lalu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan bahwa dari total 204 juta pemilih yang terdaftar (DPT), sebanyak 33,6% (66,82 juta) merupakan Gen Z. Fenomena ini kurang lebih menggambarkan partisipasi dan pengaruh krusial dari Gen Z terhadap masa depan bangsa.

Sejalan dengan itu, survei Ipsos menyebutkan bahwa Gen Z bakal jadi tonggak utama penggerak perekonomian Indonesia di masa mendatang. Saat ini, populasi Gen Z mencapai 28% dari total populasi nasional. Ipsos memprediksi bahwa Gen Z akan memimpin masa depan Indonesia dengan membawa perubahan ekonomi. Populasinya melebihi populasi Milenial yang sebesar 26% saat ini.

Gen Z bakal mendominasi populasi Indonesia ke depannya, memikul beban besar sebagai tulang punggung perekonomian negara.
Gen Z bakal mendominasi populasi Indonesia ke depannya, memikul beban besar sebagai tulang punggung perekonomian negara | GoodStats

Pertumbuhan ekonomi di bawah era Gen Z takkan lepas dari adopsi digital yang begitu melekat. Indonesia telah mengalami peningkatan adopsi digital yang sangat signifikan, mencapai 80% di tahun 2024, setelah sebelumnya hanya mentok di angka 52% pada 2016.

Meski terkenal sebagai generasi dengan segudang karakteristik negatif seperti pemalas, boros, terlalu emosional, dan lain sebagainya, Gen Z kini tengah dibentuk untuk bisa memimpin masa depan bangsa. Proporsi Gen Z yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain membuatnya memainkan peran penting dalam keberlangsungan Indonesia.

Gen Z dan VIsi Indonesia Emas 2045

Gen Z memiliki kontribusi besar dalam pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Dalam 20 tahun ke depan, diharapkan Indonesia mampu menciptakan peradaban masyarakat yang modern dan sejahtera, dan Gen Z inilah yang akan menjadi penggerak utamanya. 

Visi Indonesia Emas 2045 sendiri terdiri atas empat pilar utama, yakni pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan pemantapan ketahanan nasional.

Untuk bisa mencapai visi-visi tersebut, maka Indonesia membutuhkan generasi muda yang berkualitas. Banyak sektor yang harus diperbaiki untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, mulai dari sektor pendidikan, kesenjangan sosial, hingga ekonomi. 

Sebagai generasi dengan usia produktif pada periode Indonesia Emas 2045, pemerintah harus menaruh perhatian lebih pada Gen Z, terutama dalam hal peningkatan kualitas sumber dayanya. Masih banyaknya Gen Z yang tidak tamat sekolah dan tingginya pengangguran di kalangan anak muda membuat masa depan bangsa jadi mengkhawatirkan. 

Kini, Gen Z bukan lagi sekedar generasi muda yang tidak tahu apa-apa. Kontribusi masifnya dalam pemilu lalu ditambah dengan perannya dalam pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 membuat Gen Z menjadi bonus demografi yang harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin demi mendorong kemajuan bangsa.

Apabila tidak disikapi dengan benar, bonus demografi ini malah berpotensi untuk berubah menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Sumber daya berlebih yang tidak diurus dengan baik pada akhirnya hanya akan menjadi beban negara.

Baca Juga: 60% Gen Z Masih Bergantung pada Orang Tua, Kapan Bisa Mandiri Finansial?

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Adu Kuat Anies vs Jokowi Effect di Pilgub Jakarta 2024

Jelang pencoblosan, Anies tampak memberikan endorsement pada Pram-Doel, sedangkan Jokowi pada RK-Suswono. Lantas, mana yang lebih bisa menarik suara rakyat?

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook