Fenomena Musik Korea: Indonesia Tempati Posisi Ke-3 Pasar K-Pop Dunia

Indonesia menonjol sebagai salah satu pemain utama di pasar K-Pop global. Meskipun persaingan ketat, antusiasme penggemar K-Pop hingga kini tetap tinggi.

Fenomena Musik Korea: Indonesia Tempati Posisi Ke-3 Pasar K-Pop Dunia Ilustrasi Konser Grup Idola Korea | Peakpx

Genre musik K-Pop telah menjadi fenomena global yang menarik perhatian anak muda di seluruh dunia. K-Pop kini bukan lagi sekedar musik, tetapi juga diadopsi sebagai budaya, gaya hidup, hingga komunitas. Baik secara online maupun offline, penggemar K-Pop terkenal memiliki dedikasi yang kuat untuk idola dan komunitasnya.

Selain itu, K-Pop juga terkenal dengan standar kecantikannya. Idola Korea sering kali dikaitkan dengan tinggi badan ideal, kulit cerah, dan penampilan menarik. Pandangan tentang kesempurnaan fisik serta tren fashion yang modis kini menjadi gaya hidup bagi banyak penggemarnya.

Popularitas K-Pop di Dunia

Popularitas K-Pop tidak hanya terbatas di Korea Selatan, tetapi telah menyebar ke seluruh dunia. Indonesia, dengan populasi anak muda yang besar menjadi salah satu negara dengan potensi pasar raksasa bagi K-Pop. Produk-produk terkait K-Pop seperti album, merchandise, konten digital hingga konser K-Pop di Indonesia selalu laris manis di pasaran.

Tak heran jika Indonesia menyandang gelar sebagai salah satu pasar terbesar bagi K-pop.

Jumlah Streaming di Indonesia Hanya Selisih Tipis dengan Korea, Negara Asal K-pop | GoodStats
Jumlah streaming di Indonesia hanya selisih tipis dengan Korea Selatan, negara asal K-pop | GoodStats

Grafik di atas memperlihatkan bahwa pasar utama untuk streaming grup idola Korea berasal dari Jepang, dengan sekitar 9,7 miliar streaming, diikuti Amerika (9,2 miliar) dan Indonesia (7,4 miliar). Sementara Korea Selatan sendiri hanya berada di peringkat empat dengan 7,3 miliar total streaming.

Platform media sosial dalam hal ini memainkan peran besar untuk penyebaran pengaruh K-Pop di dunia. YouTube, Instagram, TikTok, dan X digunakan secara luas oleh penggemar untuk mengikuti perkembangan idola, berbagi konten, serta berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini membuat K-Pop semakin mendunia dan meraih popularitas yang tak terbendung.

Tingginya Kompetisi K-Pop, Hampir 1.000 Grup Diperkirakan Pernah Debut

Di balik popularitasnya yang luar biasa, industri K-Pop juga menghadapi tantangan besar. Pasar yang terlalu jenuh dengan grup-grup baru yang terus debut setiap tahunnya membuat persaingan menjadi sangat ketat. Industri K-Pop dalam hal ini dapat dikatakan oversaturated atau terlalu penuh.

Tren jumlah grup berikut sekiranya dapat menjadi bayangan tentang ramainya industri ini.

Setelah 2010, Jumlah Grup yang Debut Diperkirakan Sekitar 6 Kali Lipat dari Dekade Sebelumnya | GoodStats
Setelah 2010, jumlah grup yang debut diperkirakan sekitar 6 kali lipat dari dekade sebelumnya | GoodStats

Grafik di atas belum mencakup keseluruhan industri secara utuh, tetapi dapat menjadi gambaran bagaimana penuh dan jenuhnya industri grup idola K-Pop. Pada awal kemunculannya, format grup idola di Korea masih belum terlalu populer secara global, walaupun K-Pop generasi pertama (1996-2002) sudah memiliki rekornya sendiri dan menjadi legenda pembuka bagi juniornya.

Pada generasi kedua (2003-2012), terdapat tren kenaikan yang signifikan, terutama di akhir generasi. Generasi kedua ini dibuka oleh grup legendaris TVXQ yang sangat populer pada masanya terutama di Jepang. Kemudian grup-grup tersohor seperti Super Junior dan Girls Generation debut, ditutup oleh EXO.

Selanjutnya generasi ketiga (2013-2018) yang dibuka oleh fenomena global BTS dan BLACKPINK melanjutkan tren popularitas warisan generasi sebelumnya. Bahkan, 160 grup tercatat melakukan debutnya di rentang tahun 2017-2018.

Generasi keempat (2019-2022) terhitung lebih singkat dibanding generasi lainnya karena industri musik dunia sedang kesulitan akibat pandemi. Generasi ini lekat dengan tren video challenge TikTok.

Sementara itu, generasi kelima (2023-sekarang) membuka budaya baru idola Korea dengan kemunculan grup idola AI (Artificial Intelligence) dan kolaborasi kecerdasan buatan lainnya.

Semakin singkatnya jangka setiap generasi akhir-akhir ini memperlihatkan adanya perubahan tren pada budaya K-Pop. Karena itu, tidak semua grup mampu bertahan lama di industri yang sangat kompetitif ini. Banyak grup idola yang hanya bertahan beberapa tahun sebelum akhirnya bubar karena tidak mampu bersaing di tengah pasar yang oversaturated.

Meskipun demikian, pasar K-pop yang terus berkembang dapat menjadi inspirasi bagi industri musik lain, termasuk Indonesia. Kemajuan K-Pop ini tidak lepas dari dukungan kuat pemerintahnya. Pemerintah Korea Selatan secara aktif berinvestasi dalam industri musik dan hiburan, menyediakan dana untuk pelatihan, produksi, promosi, bahkan infrastruktur bagi musisinya.

Melihat data sebelumnya, Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dan tidak akan kalah dengan Korea jika dikembangkan dengan matang. Seperti K-Pop, dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, Indonesia juga dapat menciptakan ekosistem musik yang berkelanjutan dan kompetitif. Dengan demikian, bintang-bintang musik Indonesia tidak hanya bersinar di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional.

Baca Juga: Simak! Inilah Alasan Produk Skincare dan Makeup Korea Selatan Bisa Mendunia

Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor

Konten Terkait

Menuju Akses Hutan yang Berkeadilan Melalui Perhutanan Sosial

Akses kelola hutan di tahun 2024 bertambah menjadi 8,01 juta hektar dengan jumlah unit 10.952 SK, melibatkan 1,38 juta KK di Indonesia, kecuali DKI Jakarta.

10 Tahun Film Waralaba John Wick, Sukses dan Ikonik Lewat Keanu Reeves

Semakin kuyu tampang Keanu Reeves, semakin banyak pula musuh yang dikalahkannya dalam setiap film John Wick, dan cuan pun melonjak.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook