Setelah kesenian Reog Ponorogo resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO, pemerintah berambisi memperkuat identitas budaya ini melalui pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo (MRMP).
Menjadi simbol kebanggaan masyarakat Ponorogo, proyek ini digagas untuk menghadirkan landmark budaya megah yang merepresentasikan kejayaan Reog di tanah kelahirannya
Proyek raksasa ini dirancang oleh Ar. Bramana Ajasmara Putra, IAI bersama tim dari Pemkab Ponorogo, dengan struktur utama setinggi 126 meter lebih tinggi dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang mencapai 121 meter.
Pembangunan MRMP dilakukan menggunakan skema kerja sama pemerintah daerah dan badan usaha (KPDBU) dengan total anggaran mencapai Rp164,7 miliar.
Dana tersebut mencakup Rp85 miliar untuk tahap awal, Rp30 miliar bantuan Pemprov Jawa Timur, serta sisanya berasal dari mitra kerja sama swasta.
Tahap pertama proyek ini telah mencapai 90 persen dengan konstruksi utama selesai pada 2025.
Pemasangan panel kepala merak di bagian atas monumen pada Agustus 2025 menandai selesainya struktur utama. Meski begitu, penyempurnaan kawasan wisata dan museum masih akan berlanjut.
Monumen ini akan menjadi simbol kebanggaan warga Ponorogo sekaligus destinasi wisata budaya unggulan di Jawa Timur.
Nantinya, area seluas 29 hektare di sekitar monumen juga akan dikembangkan menjadi ruang edukasi, pameran budaya, dan wahana wisata terpadu.
Monumen Reog Ponorogo diharapkan menjadi pusat ekosistem budaya Reog, yang tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dan pariwisata daerah.
Baca Juga: Bali Jadi Destinasi Budaya Terbaik Dunia 2025
Sumber:
https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/monumen-reog-dan-museum-ponorogo-akan-jadi-wisata-baru-andalan-jatim
https://iai-jatim.com/sayembara-gagasan-monumen-reog-ponorogo/
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Muhammad Sholeh