Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menunjukkan bahwa secara kumulatif, 420 juta hektar hutan telah hilang sejak tahun 1990. Luas hutan global diketahui berkurang sebesar 7,8 juta hektar setiap tahunnya.
Hutan di Afrika merupakan negara yang paling terkena dampaknya, dengan kehilangan 3,9 juta hektar setiap tahun antara tahun 2010 dan 2020, dan diikuti oleh Amerika Selatan dengan kerugian tahunan sebesar 2,6 juta hektar. Hal ini menandai perubahan signifikan dari kawasan hutan global yang sebelumnya mendominasi lahan di bumi.
Mengambil data dari Food and Agriculture Organization (FAO) PBB dan Forest Resources Assessment mencatat, Eropa memiliki porsi hutan terbesar di dunia. Kawasan ini merupakan rumah bagi seperempat kawasan hutan dunia. Kemudian disusul Amerika Selatan yang menyumbang seperlima luas hutan di dunia.
Kawasan hutan di Eropa sendiri didominasi oleh hutan Rusia. Negara tersebut dinobatkan sebagai negara yang memiliki kawasan hutan terluas di dunia pada tahun 2021, yaitu sekitar 815 juta hektar, lebih dari dua kali lipat Kanada yang luas hutannya mencapai 347 juta hektar. Rusia juga menjadi negara peringkat ketiga sebagai negara dengan peningkatan reforestasi terbesar di dunia pada periode 2001-2021 setelah Cina dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Brasil sebagai bagian dari Amerika Selatan memiliki kawasan hutan terluas kedua di dunia dengan total kawasan berjumlah sekitar 497 juta hektar pada tahun 2020. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa sekitar 62% hutan hujan Amazon terletak di Brasil. Hutan hujan Amazon sendiri merupakan hutan hujan terbesar di dunia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penggundulan hutan tengah menjadi masalah besar di Amazon, dengan penebangan liar dan kebakaran hutan yang terjadi di hutan hujan telah berkontribusi pada tingkat penggundulan hutan yang sangat tinggi.
Hampir 11 ribu kilometer persegi hutan Amazon di Brasil hancur pada tahun 2020. Menobatkan negara tersebut sebagai negara peringkat teratas dengan penurunan kawasan hutan atau deforestasi terbesar di dunia pada periode 2001-2021 hingga mencapai 517.464 km².
Di samping itu, jika menilik sisi positifnya, dikabarkan laju penurunan luas hutan global telah melambat, dengan berkurang sebesar 4,7 juta hektar kawasan hutan global setiap tahun antara tahun 2010 dan 2020.
Tak hanya itu, terdapat pasar industri berskala besar yang didedikasikan untuk penanaman dan pertumbuhan kawasan hutan global, dan nilainya mencapai miliaran dolar. Menurut penelitian dari The Business Research Company, industri kehutanan global ini bernilai $981 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan tumbuh menjadi $1 triliun pada akhir tahun 2023 untuk menandai tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 10,3%.
Dari tahun 2023 hingga 2027, industri ini diperkirakan akan mempertahankan tingkat pertumbuhan ini melalui CAGR 10,2% hingga bernilai $1,6 triliun pada target akhir periode. Industri ini mencakup perusahaan yang menanam hutan untuk penggunaan buatan serta perusahaan yang mengangkut pohon yang ditebang dan produk lainnya.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya