Permintaan akan produk halal yang meliputi 6 sektor ekonomi syariah yakni keuangan Islam, pangan halal, wisata ramah Muslim, modest fashion, media dan rekreasi, serta farmasi/kosmetik halal, secara signifikan meningkat selama 1 dekade terakhir dari US$1,62 triliun pada tahun 2012 menjadi US$2,29 triliun pada tahun 2022.
Penggerak utama pertumbuhan ekonomi syariah salah satunya adalah populasi Muslim muda yang berkembang. Pada tahun 2023, populasi Muslim melampaui 2 miliar jiwa, yang mewakli lebih dari 25% populasi global.
Pew Research Center dalam laporannya menyebut terdapat sejumlah faktor yang memegaruhi pertumbuhan populasi Muslim di dunia, mulai dari fertilitas, harapan hidup, struktur usia, perpindahan agama, hingga migrasi.
Fertilitas
Terjadi penurunan tajam dari tingkat kesuburan global selama setengah abad terakhir, yakni dari rata-rata 5 anak per wanita menjadi 2,5 anak per wanita, dan diprediksi akan terus menurun menjadi 2,1 anak per wanita dalam beberapa dekade ke depan, mengakibatkan melambatnya pertumbuhan populasi global.
Di kalangan umat Muslim, angka kesuburan total tertinggi terjadi pada tahun 2010-2015 yakni dengan rata-rata global 3,1 anak per wanita. Namun pada tahun 2050, diproyeksikan tingkat kesuburan Islam akan menurun paling tajam, lebih dari 20% menjadi 2,3 anak per wanita.
Tingkat kesuburan juga dipengaruhi oleh sentralisasi kelompok agama besar di suatu negara, kondisi negara, wilayah geografis, norma budaya, tingkat pembangunan ekonomi, sistem pendidikan, dan kebijakan pemerintah yang mendorong atau menghambat keluarga berencana. Terdapat juga faktor angka kematian bayi, partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja, tingkat pendapatan, serta status sosial.
Harapan Hidup
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), harapan hidup global meningkat dari 48 tahun pada periode 1950-1955 menjadi 69 tahun pada 2010-2015, dan diperkirakan akan terus meningkat selama empat dekade berikutnya hingga mencapai 76 tahun pada 2050. Hal ini didorong oleh akses layanan kesehatan yang lebih baik, perbaikan pola makanan dan kebersihan, respons yang efektif terhadap penyakit menular, serta faktor lainnya.
Perbedaan harapan hidup antarnegara memainkan peranan penting dalam proyeksi pertumbuhan populasi suatu umat beragama. Hal ini karena kelompok agama utama dunia biasanya terkonsentrasi di suatu negara, dan negara tersebut memiliki harapan hidup yang berbeda daripada yang lain.
Misalnya, baik umat Kristen maupun Muslim di Nigeria memiliki angka harapan hidup rata-rata sebesar 53 tahun pada 2010-2015, sementara umat Kristen maupun Muslim di Inggris memiliki angka harapan hidup sebesar 80 tahun. Secara keseluruhan, angka harapan hidup umat Islam diproyeksikan meningkat menjadi 75 tahun (dari 67 tahun) di tahun 2050.
Struktur Usia
Cara sederhana untuk melihat struktur usia populasi dunia adalah dengan membagi setiap orang menjadi tiga kelompok usia – anak-anak di bawah 15 tahun, remaja dan dewasa berusia antara 15 dan 59 tahun, serta dewasa berusia 60 tahun ke atas.
Pada tahun 2010, kelompok populasi terbesar berasal dari kategori menengah (62%), dan jumlah anak-anak (27%) jauh lebih banyak daripada orang dewasa yang lebih tua (11%). Namun seiring bertambahnya usia populasi global, distribusi ini akan bergeser, khususnya di antara kelompok usia termuda dan tertua.
Pada tahun 2050, menurut proyeksi PBB, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas (22%) akan melebihi jumlah orang berusia di bawah 15 tahun (20%). Tua mudanya suatu populasi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan penduduk di masa mendatang.
Dalam demografi agama, Muslim memiliki konsentrasi anak-anak tertinggi pada tahun 2010 (34% Muslim di seluruh dunia berusia di bawah 15 tahun). Umat Muslim adalah satu-satunya kelompok agama besar dengan persentase perempuan yang lebih tinggi dalam kategori ini (14%) daripada rata-rata global, alasan lain mengapa populasi Muslim siap untuk pertumbuhan pesat dalam beberapa dekade mendatang.
Perpindahan Agama
Di banyak negara, cukup umum bagi orang dewasa untuk beralih dari mengidentifikasi diri dengan agama tempat mereka dibesarkan ke agama lain atau tanpa agama. Dalam sisi agama Islam, umat Muslim diperkirakan akan mengalami keuntungan dari perpindahan agama. Sama halnya dengan fertilitas, perpindahan agama juga dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan sosial negara.
Migrasi
Migrasi internasional tidak berdampak langsung pada ukuran global kelompok agama. Namun, seiring berjalannya waktu, migrasi dapat mengubah susunan agama di masing-masing negara dan bahkan seluruh wilayah secara signifikan. Misalnya, banyak umat Muslim dari Afrika Utara, Asia Selatan, dan Turki yang masuk ke Eropa selama dekade terakhir. Sementara itu, beberapa negara Dewan Kerjasama Teluk, seperti Qatar dan Uni Emirat Arab, menerima imigrasi besar-besaran non-Muslim dari Asia dan sekitarnya.
Berdasarkan data ini, Generasi Z dan Milenial dari populasi Muslim sebagai pembelanja terbesar diyakini bakal memainkan peran penting dalam perluasan ekonomi halal di masa depan.
Penulis: Ilham Maryuliano
Editor: Editor