Gelaran Olimpiade Paris 2024 telah ditutup pada Senin (12/8) dini hari WIB. Berbeda dengan upacara pembukaannya yang dihelat di area sungai, upacara penutupan kali ini diadakan secara tradisional di Stade de France, stadion nasional di Prancis.
Pada upacara tersebut, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada penyelenggara tahun ini. Menurutnya, Olimpiade Paris 2024 menjadi gelaran terbaik.
"Teman-teman Prancis yang terhormat, kalian telah jatuh cinta dengan Olimpiade. Dan kami telah jatuh cinta dengan kalian semua," kata Thomas Bach mengutip Republika.
Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia Anindya Bakrie menyebut bahwa Indonesia sangat menyambut baik konsep upacara penutupan pada Olimpiade Paris 2024. Masuknya penerima medali emas dalam satu defile membuat semuanya lebih berkesan.
"Closing ceremony ini akan menjadi sangat mengesankan karena pertama, atlet yang mendapatkan medali emas ikut satu defile. Ini sesuatu yang spesial bagi mereka bisa tampil di defile dengan bermodalkan medali emas yang mereka raih di Olimpiade Paris 2024," kata Anindya Bakrie melansir Antara.
Capaian Emas Terbaik Sejak 1992
Kontingen Indonesia menutup Olimpiade Paris 2024 dengan perolehan dua medali emas dan sebuah medali perunggu. Dua emas berasal dari panjat tebing melalui Veddriq Leonardo dan angkat besi melalui Rizki Juniansyah. Sementara itu, sebuah perunggu dipersembahkan dari bulu tangkis melalui Gregoria Mariska Tunjung.
Itu berarti, Indonesia mencapai performa emas terbaiknya sejak Olimpiade 1992. Pada tahun tersebut, Indonesia berhasil mengumpulkan dua medali emas dari cabang bulu tangkis melalui Susi Susanti dan Alan Budikusuma.
Tahun-tahun setelahnya, Indonesia maksimal memperoleh sebuah medali emas dalam setiap gelaran olimpiade. Bahkan, pada Olimpiade London 2012, Indonesia tidak mendapat medali emas sama sekali.
Capaian total medali terbanyak ada pada Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Beijing 2008. Pada tahun 2020, Indonesia meraih sebuah emas, tiga perak, dan dua perunggu. Sementara itu, pada tahun 2008 Indonesia mengoleksi sebuah emas, sebuah perak, serta empat perunggu. Terakhir, pada Olimpiade Tokyo, Tim Merah Putih mengantongi satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Emas Perdana dari Panjat Tebing dan Angkat Besi
Tahun 2024 ini menjadi tahun pertama Indonesia memperoleh medali emas dari cabang olahraga di luar bulu tangkis. Bahkan, tahun ini Indonesia tidak mendapat medali emas dan perak dari cabang yang diunggulkan tersebut.
Selama ini, Indonesia mendominasi perolehan emas dari bulu tangkis. Sejak memperoleh medali pertama pada Olimpiade Seoul 1988, sebanyak 22 medali telah diperoleh Indonesia dari bulu tangkis, dengan rincian delapan emas, enam perak, dan delapan perunggu.
Angkat besi mendominasi sumbangan medali terbesar kedua dengan rincian satu emas, tujuh perak, serta delapan perunggu. Selanjutnya, panjat tebing menyabet satu emas, dan panahan mengoleksi satu perak. Itu berarti, sejauh ini terdapat empat cabang olahraga yang telah sukses meraih medali Olimpiade sepanjang sejarah hingga 2024.
Deputi Pengembangan Pemuda sekaligus Plh. Ses Kemenpora RI Raden Isnanta menjelaskan bahwa pemerintah berharap pada olimpiade mendatang, Indonesia dapat meraih prestasi dari cabang olahraga yang lebih luas.
"Bulu tangkis Indonesia akhirnya memiliki teman yang mampu meraih medali di olimpiade, ada angkat besi dan panjat tebing. Semoga di olimpiade mendatang akan lebih banyak cabor yang kembali bisa lolos ke olimpiade sebagai bagian dari kemajuan pembinaan olahraga tanah air," kata Raden Isnanta dalam Kemenpora.
Baca Juga: Sengitnya Persaingan AS-Tiongkok di Panggung Olimpiade Paris 2024
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor