Bencana alam seringkali melanda Indonesia. Lokasi Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Asia, dan lempeng Pasifik menyebabkan faktor utama rawan terjadinya bencana alam seperti gunung berapi, tsunami, banjir, dan tanah longsor. Beberapa bencana alam yang terjadi bahkan cukup besar untuk sampai terasa atau disoroti oleh negara-negara lain.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejak 1 januari hingga 10 Juli 2023 terdapat 618 peristiwa bencana alam di Indonesia. Dari jumlah tersebut, bencana banjir paling sering terjadi dengan total 156 kejadian. Jumlah tersebut setara dengan 25,2 persen dari total kejadian bencana nasional pada tahun ini.
Sedangkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir bencana alam yang terjadi di Indonesia mengalami fluktuasi setiap tahunnya, pada 2014 jumlah kejadian bencana alam sebanyak 1.988 kejadian. Kemudian di tahun berikutnya menurun menjadi 1.703 kejadian. Setelahnya bencana alam mengalami kenaikan terus menerus hingga puncaknya pada tahun 2020 dengan jumlah mencapai 5.003 kejadian atau meningkat sekitar 28,1 persen dari tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan jika dihitung dalam kurun waktu 10 tahun, bencana alam yang paling banyak terjadi adalah puting beliung dengan jumlah 8.414 kejadian. Disusul dengan bencana banjir yang jumlahnya tidak jauh berbeda yaitu 8.137 kejadian. Lain halnya dengan bencana gempa bumi dan tsunami yang jumlahnya paling kecil dibandingkan dengan bencana alam lainnya dengan total 6 kejadian selama kurun waktu 10 tahun.
Jawa Tengah menjadi wilayah di Indonesia yang paling banyak mengalami bencana alam, sebanyak 160 bencana alam melanda. Setelahnya ada Jawa Timur dan Jawa Barat dengan masing-masing 120 kejadian dan 10 kejadian bencana.
Namun jika dilihat dari jenis bencananya, terdapat beberapa bencana alam yang sangat mengguncang dunia terjadi di Indonesia. Tak hanya menyebabkan kerugian yang besar melainkan juga korban jiwa yang sangat besar.
Letusan Gunung Merapi (1930 dan 2010)
Berdasarkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tercatat sejak tahun 1600-an, Gunung Merapi telah meletus lebih dari 80 kali, dengan interval letusan 4 tahun sekali. Erupsi terbesarnya terjadi pada tahun 1930. Awan panas menuruni lereng 20 kilometer ke arah barat, memporak-porandakan 23 desa dan menewaskan 1.369 penduduk.
Erupsi lainnya kembali terjadi 80 tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010. Debu vulkaniknya tidak hanya menutupi wilayah Yogyakarta, tapi juga sampai ke sejumlah wilayah di Jawa Barat.
Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)
Pada 28 September 2018, warga di wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan Kota Palu dikejutkan dengan guncangan gempa. Guncangan di Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km, sementara posisinya berada 27 meter arah timur laut Donggala. Tak lama kemudian terjadi tsunami setinggi 6 meter yang menyapu Kota Palu.
Selain tsunami dan gempa, bencana likuifasi juga terjadi, membuat tanah melarut dan membawa apa pun yang berada di atasnya untuk mengalir. BBC menyebut bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang.
Gempa Sumatra Barat (2009)
Pada 30 September 2009, terjadi sebuah peristiwa memilukan di Sumatra Barat. Gempa bumi berkekuatan 7,6 SR terjadi di lepas pantai dengan kedalaman 87 km, di sekitar 50 km barat laut kota Padang.
Kerusakan terjadi di banyak wilayah, seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Kekuatan gempa bahkan terasa sampai luar Indonesia, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Berdasarkan data pemerintah daerah Sumatra Barat, korban jiwa yang ditimbulkan sekitar 1.115 orang tewas, 2.32 terluka, dan 279.000 bangunan mengalami kerusakan.
Letusan Gunung Toba 74.000 Tahun Lalu
Seperti yang diketahui, Danau Toba adalah ikon dari Sumatra Utara dan didapuk menjadi danau terbesar di Indonesia dengan luas 1.130 kilometer persegi.
Namun, dikutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang sudah tidak aktif (Tipe B).
Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba mampu meluluhlantahkan sebagian besar umat manusia. Letusannya menjadi yang paling dahsyat yang pernah ada di muka bumi. Hanya 5.000-10.000 orang saja yang mampu bertahan.
Bahkan perubahan iklim global sempat terjadi. Gunung tersebut memuntahkan 2.800 kilometer kubik abu dan menutup atmosfer bumi hingga 6 tahun lamanya, menurunkan suhu udara.
Gempa Yogyakarta (2006)
Pada 27 Mei 2006, tepat di pagi hari pukul 05.53, terjadi gempa bumi berkekuatan 5,9 SR yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Orang-orang banyak yang masih dalam kondisi terlelap, sehingga mereka terjebak di dalam rumah yang roboh.
Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Bangunan dan infrastruktur hancur. Bahkan Candi Prambanan ikut menjadi korban. Diyakini gempa Yogyakarta menjadi gempa terbesar kedua di Indonesia setelah peristiwa yang menimpa aceh di tahun 2004.
Tsunami Flores (1992)
Pada 12 Desember 1992, gempa berkekuatan 6,8 skala liter mengguncang Laut Flores. Pusat gempa terletak di kedalaman laut, 35 km arah barat Kota Maumere, tepatnya pukul 13.29 WITA.
Tidak hanya itu, tsunami setinggi 30 meter juga menerjang selama 15 menit, meluluhlantahkan rumah yang hancur karena gempa. Wilayah yang terkena dampak tsunami berada di Kabupaten Sikka, Ende, Ngada, dan Flores Timur.
Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 3.000 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 warga terpaksa mengungsi. Tercatat pula 18.000 rumah, 113 sekolah, dan 90 tempat ibadah hancur.
Gempa dan Tsunami Aceh (2004)
Pada 26 Desember 2004 lalu, tepatnya pada pukul 07:58:53 WIB, terjadi sebuah gempa di Banda Aceh, disusul tsunami besar yang meluluhlantahkan sebagian besar wilayah di Banda Aceh. Dikutip dari Jurnal “Tsunami Aceh 2004 Sebagai Dasar Penataan Ruang Kota Meulaboh”, gempa bumi tektonik berpusat di titik 3.316°N, 95.854°E Samudera Hindia dengan kekuatan 9,1 Mw.
Gempa tersebut bahkan disebut sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah terjadi dalam sejarah. Lalu timbul gelombang tsunami setinggi 30 meter.
Tidak hanya di Indonesia, ada 15 negara yang terdampak dalam peristiwa ini, namun yang mengakibatkan korban jiwa adalah di Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan Somalia. Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak.
Letusan Gunung Krakatau (1883)
Gunung Krakatau berada di tengah antara Pulau Jawa dan Sumatera. Berkat letusan gunung Krakatau Purba pada 1883, kedua wilayah yang tadinya menyatu tersebut kini terpisah. Letusan Gunung Krakatu 1883 dipercaya sebagai letusan eksplosif terbesar yang pernah ada sepanjang catatan sejarah Indonesia.
Tepat pada 26 dan 27 Agustus 1883, Krakatau memuntahkan jutaan ton batu, debu, magma, hingga material vulkanik. Bahkan letusannya mampu menciptakan gelombang tsunami yang meluluhlantahkan pesisir Lampung dan Banten.
Ledakannya terdengar sampai ke Perth, Australia. Ribuan orang meninggal akibat gelombang panas, tsunami yang menghancurkan pulau-pulau di sekitar Krakatau, hingga dampak secara global seperti peningkatan suhu bumi yang mengacaukan cuaca selama bertahun-tahun. Langit di seluruh dunia menjadi gelap dan terjadi fenomena matahari terbenam yang luar biasa.
Penulis: Adel Andila Putri
Editor: Editor