Saham dengan harga tinggi sering kali menjadi perhatian di pasar modal Indonesia. Bagi investor pemula, tentu penting untuk dapat memahami faktor yang membuat saham memiliki harga tinggi agar dapat memanfaatkan peluang investasi.
Dalam artikel ini, terdaftar saham termahal di Indonesia yang terdapat di bursa pada 2025, lengkap dengan harga per lot dan analisis untuk dapat membantu pengambilan keputusan investasi dengan optimal.
Kumpulan Saham Termahal di Indonesia
Berikut daftar saham dengan harga tertinggi Indonesia terdaftar di bursa per Januari 2025.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
BBRI menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, pada Januari 2025 memiliki sejumlah saham mencapai Rp150,04 miliar. Bank ini memiliki peran penting dalam mendukung sektor UMKM dan mikro di Indonesia.
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Saham BREN dimiliki oleh Prajogo Pangestu, seorang pengusaha di sektor energi dan petrokimia. Perusahaan ini bergerak di bidang energi terbarukan dan memiliki Rp133,78 miliar saham yang beredar di bursa efek Indonesia.
Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Bank swasta terbesar di Indonesia mayoritas sahamnya dimiliki oleh Grup Djarum melalui PT Dwimuria Investama Andalan dengan memiliki Rp122,04 miliar saham pada Januari 2025. BBCA dikenal memiliki kinerja yang stabil dan menjadi pilihan utama investor jangka panjang.
Bayan Resources Tbk (BYAN)
BYAN dimiliki oleh Low Tuck Kwong, seorang taipan di sektor pertambangan. Perusahaan ini memiliki Rp33,33 miliar saham yang tercatat di bursa. Sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia, saham ini menjadi incaran para investor yang tertarik pada sektor energi tradisional.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
BBRI menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, pada Januari 2025 memiliki sejumlah saham mencapai Rp150,04 miliar. Bank ini memiliki peran penting dalam mendukung sektor UMKM dan mikro di Indonesia.
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
PT Chandra Asri Pacific Tbk merupakan perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia dimiliki oleh Barito Group dan Prajogo Pangestu. Perusahaan ini memiliki Rp86,51 miliar pada Januari 2025 yang terdaftar di bursa.
Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Bank Mandiri merupakan kepemilikan mayoritas oleh Pemerintah Indonesia dengan mencapai Rp92,39 miliar saham per Januari 2025, saham BMRI terus menunjukkan kinerja yang solid dan menarik bagi investor institusional maupun ritel.
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)
Saham AMMN dimiliki oleh PT Sumber Mineral Global Abadi yang beroperasi di sektor pertambangan emas dan tembaga memperoleh saham Rp72,51 miliar di bulan Januari 2025 yang tercatat di bursa.
Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
DSSA dimiliki oleh Grup Sinar Mas yang bergerak di berbagai sektor, termasuk energi dan telekomunikasi dengan memiliki Rp7,70 miliar saham yang telah beredar dan dikenal sebagai salah satu emiten dengan harga saham tertinggi di bursa Indonesia.
Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Telkom Indonesia merupakan perusahan terbesar di Indonesia dengan kepemilikan mayoritas oleh Pemerintah Indonesia. Pada Januari 2025, memiliki sejumlah saham Rp99,06 miliar.
Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
Terakhir, saham PANI dimiliki oleh Grup Agung Sedayu dan Salim Group. Sebagai perusahaan properti yang berfokus pada pengembangan kawasan elite Pantai Indah Kapuk 2, dengan memiliki sejumlah saham pada Januari 2025 sebesar Rp16,88 miliar.
Daftar Harga Per Lot Saham di Indonesia
Lot atau round lot adalah satuan dalam perdagangan saham yang menunjukkan jumlah minimal saham yang dapat diperjualbelikan di bursa. Sesuai dengan aturan Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 6 Januari 2014, 1 lot setara dengan 100 lembar saham.
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) memimpin dengan harga Rp36.275 per lembar atau Rp3.627.500 per lot, Bayan Resources (BYAN) berada di posisi kedua dengan harga Rp20.025 per lembar atau Rp2.002.500 per lor.
Kemudian di urutan ketiga, Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) yang bergerak di sektor properti diperdagangkan pada Rp13.075 per lembar atau Rp1.307.500 per lot, salah satu bank terbesar di Indonesia Bank Central Asia (BCA) tercatat dengan harga Rp9.300 per lembar atau 930.000 per lot.
Saham perbankan lainnya, seperti Bank Mandiri (BMRI) diperdagangkan dengan Rp5.450 per lembar atau Rp545.000 per lot. Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) di Rp4.150 per lembar atau setara dengan Rp415.000 per lot, menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari stabilitas.
Bagaimana Cara Menentukan Harga Saham Mahal atau Tidak?
Harga wajar saham dapat digunakan untuk menilai apakah saham dapat tergolong murah atau mahal. Salah satu caranya dengan menggunakan rasio valuasi yang dapat membandingkan harga saham dengan indikator keuangan perusahaan, seperti laba, aset, atau arus kas.
Berikut rasio valuasi saham yang bisa digunakan untuk menilai apakah saham atau murah, sebagai berikut.
Price to Earnings Ratio (PER)
PER dapat dibandingkan harga saham dengan laba per saham (EPS) perusahaan. Pada umumnya, semakin tinggi PER maka semakin mahal saham tersebut, begitupun sebaliknya. Namun, untuk lebih akurat, PER saham bisa dibandingkan dengan rata-rata historis atau dengan PER saham lain di sektor yang sama.
Price to Book Value (PBV)
PBV dapat dibandingkan dengan harga saham dengan nilai buku per saham (BVPS). Nilai buku per saham dapat menunjukkan seberapa banyak aset perusahaan yang mendukung setiap lembar saham. Biasanya saham dengan PBV lebih rendah dari 1 dianggap murah, sementara yang lebih tinggi dari 1 dianggap mahal.
Price to Earnings Growth (PEG)
PEG dapat mengukur suatu hubungan antara PER dengan pertumbuhan laba per saham tahunan. Semakin rendah PEG, semakin murah harga sahamnya. Saham dengan PEG lebih rendah dari 1 sering dianggap undervalued, sementara yang lebih tinggi dari 1 dianggap overvalued.
Baca Juga: Catatan Laba Bank Raksasa Indonesia 2024, BRI Nomor 1
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Muhammad Sholeh