Setiap 2 minggu, 1 bahasa ibu atau daerah menghilang dengan seluruh aset warisan budaya dan intelektualnya. Ancaman ini nyata dan menghantui setiap negara, sebab bahasa ibu merupakan identitas dari negara bersangkutan. Sebesar 43 persen dari 6.000 bahasa terancam punah karena tidak benar-benar dijaga serta digunakan dalam publik.
Oleh karena itu, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Peringatan ini ditetapkan pada 17 November 1999 sebagai salah satu upaya untuk melestarikan dan menjaga kekayaan ragam bahasa ibu di dunia.
Indonesia dengan keanekaragaman suku yang tersebar di luasnya penjuru daerah Indonesia juga dikaruniai keragaman bahasa ibu yang berlimpah. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tercatat sebanyak 718 bahasa ibu dari 2.560 daerah pengamatan telah diindetifikasi dan divalidasi.
Bahasa Sunda dan Urgensi Perlindungan Bahasa Daerah
Didominasi wilayah timur Indonesia
Mengutip dari Kemdikbud, Pulau Papua tercatat memegang rekor jumlah bahasa ibu terbanyak di Indonesia dengan perolehan sebanyak 428 bahasa. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan capaian pulau-pulau lainnya.
Pulau Maluku menempati posisi ke-2 dengan total 80 jenis bahasa ibu. Sementara itu, beralih ke pulau yang terkenal akan Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati posisi ke-3 dengan total 72 bahasa ibu.
Posisi ke-4 diraih oleh Sulawesi dengan 62 bahasa ibu dan Kalimantan di posisi ke-5 dengan 58 bahasa ibu. Sementara itu, Pulau Jawa dan Bali menjadi kelompok pulau dengan ragam bahasa ibu paling sedikit di Indonesia yakni berjumlah sebanyak 10 bahasa ibu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemdikbud ini menunjukkan bahwa wilayah timur Indonesia memiliki keanekaragaman dan diversitas bahasa ibu yang tinggi. Bahasa ibu dapat berbeda di setiap daerah oleh karena letak geografis dan juga budaya turun temurun dari etnis-etnis tertentu.
Tujuh Bahasa Daerah dengan Penutur Terbanyak di Indonesia, Bahasa Daerah Apa Saja?
Provinsi Papua ungguli jumlah bahasa ibu di Indonesia
Papua menjadi provinsi dengan jumlah bahasa ibu terbanyak di Indonesia yakni sebanyak 326 bahasa. Jumlah ini jauh melampaui angka dari provinsi lain di Indonesia.
Beberapa bahasa ibu yang ada di Papua di antaranya ialah Bahasa Aabinomin yang dituturkan oleh etnik Aabinomin di Kampung Baso, Distrik Mamberamo Hulu, Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Bahasa Abrap, Bora-Bora, dan sebagainya.
Kemudian terdapat pula ragam bahasa ibu dalam 1 kabupaten seperti di Kabupaten Asmat yang di antaranya memiliki Bahasa Asmat Bets Mbup, Asmat Safan, Asmat Sawa, Asmat Unir Sirau, Asmat Waijens, dan masih banyak lagi.
Masih terletak di pulau yang sama, Papua Barat menempati posisi ke-2 provinsi dengan bahasa ibu terbanyak di Indonesia yakni sejumlah 102 bahasa ibu. Beberapa bahasa ibu di Papua Barat di antaranya Bahasa Abun, Abun Gii, Abun Ji, Air Matoa, Amber, dan sebagainya.
Beralih ke provinsi berikutnya, NTT menempati posisi ke-3 dengan total 72 bahasa ibu. Bahasa Abui, Adang, Alor, Anakalang, Bajo, dan lain-lain merupakan beberapa contoh bahasa ibu yang dimiliki NTT.
Posisi ke-4 diraih oleh Maluku dengan total 62 bahasa ibu. Beberapa di antaranya yakni Bahasa Alune, Ambalau, Asilulu, Balkewan, Banda, dan sebagainya. Sementara itu, Kalimantan Tengah meraih posisi ke-5 dengan total 23 bahasa ibu di antaranya ialah Bahasa Bakumpai, Balai, Banjar, Bayan, Dayak Kapuas, dan masih banyak lagi.
Sosrokartono, Peraih Gelar Sarjana Pertama Indonesia yang Menguasai Lebih dari 25 Bahasa
Belasan bahasa ibu di Indonesia terancam punah
Menurut laporan Kemdikbud dan UNESCO dikutip dari Indonesiabaik.id, sebanyak 4 bahasa ibu di Indonesia berada dalam kondisi kritis atau sangat terancam punah. Keempat bahasa tersebut ialah Bahasa Reta dari Kabupaten Alor, NTT, Bahasa Ibo dari Kabupaten Halmahera Barat, Bahasa Saponi dari Kabupaten Waropen, Papua, dan Bahasa Meher dari Pulau Kisar di Maluku.
Sementara itu masih terdapat 18 bahasa ibu lainnya di Indonesia yang masuk dalam status terancam punah. Sebanyak 2 bahasa dari Pulau Sumatra, 4 bahasa dari Sulawesi, 1 bahasa dari NTT, 2 bahasa dari Maluku, dan 9 bahasa dari Papua.
Terdapat 2 dimensi menurut Lewis yang mencirikan keterancaman bahasa yakni jumlah penutur serta jumlah dan sifat penggunaan atau fungsi penggunaan bahasa. Semakin sedikit masyarakat yang mengakui dan menggunakan bahasa ibu bersangkutan maka keberadaan bahasa ibu tersebut semakin terancam punah karena kehilangan fungsi sosial atau komunikatifnya.
Sudah menjadi tugas bersama seluruh pihak baik dari pemerintah, lembaga, maupun masyarakat untuk melestarikan kekayaan bahasa ibu Indonesia. Melalui peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional diharapkan dapat tumbuh kesadaran untuk melestarikan dan meningkatkan fungsi penggunaan bahasa ibu antar generasi secara konsisten.
Nasib Bahasa Daerah di Tengah Arus Modernisasi
Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor