Belum lama ini, Kementerian Kesehatan RI, mengkonfirmasi adanya kenaikan kasus Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia, setelah sebelumnya dikabarkan pula tengah ramai terjadinya gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, juga mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) menyusul peningkatan kembali kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir.
Kondisi ini tentu sangat disayangkan mengingat beberapa negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, dikabarkan telah memasuki masa endemi setelah selama lebih dari dua tahun menghadapi pandemi COVID-19.
Menurut data terbaru dari World Health Organization (WHO), berdasarkan wilayahnya di dunia, kasus COVID-19 yang terkonfirmasi paling tinggi berada di kawasan Eropa dengan jumlah mencapai 277.210.833 kasus per November 2023.
Disusul oleh wilayah Pasifik Barat dengan jumlah 201.605.096 kasus dan wilayah Amerika dengan jumlah 193.146.929 kasus.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Worldometer, kasus COVID-19 yang terkonfirmasi per 8 Desember 2023 telah mencapai 6,814,248 kasus dengan kematian berjumlah 161,921 kasus, dan yang telah sembuh sebanyak 6,647,068 orang.
Mengutip dari CNBC Indonesia, ketua Satgas COVID-19 PB IDI, Erlina Burhan, mengatakan bahwa peningkatan kasus COVID-19 hingga saat ini masih terjadi, bahkan sudah mencapai 200 kasus di awal Desember 2023.
Melansir dari laman resmi Kemenkes RI, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus dengan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang.
Lebih lanjut, kenaikan kasus ini dikabarkan didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Selain varian XBB Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5.
Dirjen Maxi juga kembali mengimbau dan mendorong masyarakat terutama kelompok rentan agar menyegerakan vaksinasi COVID-19 baik dosis lengkap maupun booster.
“Lakukan vaksinasi booster, sampai akhir tahun masih gratis untuk seluruh masyarakat. Tahun depan, hanya untuk kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta serta immunocompromised (orang yang memiliki masalah dengan sistem imun),” jelasnya.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya