Menurut Goldman Sachs Research, ekonomi global diperkirakan tumbuh mencapai rata-rata 2,8% per tahun dari 2024-2029, lalu perlahan menurun. Angka ini lebih rendah daripada rata-rata 3,2% pada dekade sebelum pandemi Covid-19.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini diakibatkan laju pertumbuhan penduduk dunia turun di bawah 1% dan diproyeksikan stagnan sepenuhnya pada 2075. Selain itu, penurunan produktivitas juga berkontribusi pada melemahnya pertumbuhan PDB.
Goldman Sachs memperkirakan bahwa China, India, dan Amerika Serikat akan menjadi kekuatan ekonomi terkemuka di dunia pada tahun 2075.
China diproyeksikan akan memimpin ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$57 triliun. Dominasi ini diperkirakan akan didukung oleh kemajuan teknologi, kemampuan manufaktur yang kuat, dan perluasan kelas menengahnya.
PDB India berada di posisi kedua (US$52,5 triliun), didorong oleh populasi mudanya, sektor digital yang berkembang, dan pembangunan industri yang semakin pesat.
Amerika Serikat menempati urutan ketiga dengan PDB sekitar US$51,5 triliun, diproyeksikan bakal tetap menjadi kekuatan global utama dalam inovasi dan keuangan, meskipun pasarnya lebih berkembang.
Indonesia sendiri berada di peringkat keempat ekonomi terbesar pada 2075 dengan PDB mencapai US$13,7 triliun. Capaian ini menyoroti modernisasi ekonomi yang sedang berlangsung, pertumbuhan perkotaan, dan tren demografi yang menguntungkan.
Nigeria menutup daftar lima besar dengan PDB sekitar US$13,1 triliun pada 2075, didorong oleh pertumbuhan populasi yang pesat dan pasar konsumen yang semakin luas. Namun,Nigeria harus melakukan diversifikasi di luar sektor minyak dan memperkuat tata kelolanya agar bisa tetap relevan.
Adapun Pakistan (US$12,3 triliun), Mesir (US$10,4 triliun), Brasil (US$8,7 triliun), Jerman (US$8,1 triliun), dan Meksiko (US$7,6 triliun) melengkapi daftar sepuluh teratas ini.
Pencapaian China yang diantisipasi menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2075 menyoroti perkembangan berkelanjutan dalam kemajuan teknologi, pertumbuhan modal, dan pembaruan struktural. Meskipun menghadapi tantangan seperti populasi yang menua dan meningkatnya persaingan internasional, strategi jangka panjang tetap menjadi inti dari kemajuannya.
China memiliki potensi besar untuk secara signifikan mengubah jaringan ekonomi global dan hubungan kekuatan internasional. Pada akhirnya, banyak negara akan mengamati dengan saksama bagaimana raksasa Asia Timur ini mengelola kebangkitannya yang berkelanjutan di panggung dunia.
Baca Juga: Indonesia Diproyeksi Jadi Negara dengan Ekonomi Terbesar ke-8 pada 2036
Sumber:
https://www.goldmansachs.com/insights/articles/the-global-economy-in-2075-growth-slows-as-asia-rises
Penulis: Raynor Argaditya
Editor: Editor