Mobil listrik merupakan salah satu inovasi besar di dunia otomotif yang digerakkan oleh energi listrik. Belakangan ini, mobil listrik banyak diminati konsumen karena keunggulannya yang dinilai lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak.
Jenis mobil listrik terbagi menjadi empat, yaitu Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), serta Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).
Melansir Vantage, pasar mobil listrik global mampu meraup keuntingan hingga US$193,55 miliar pada tahun 2022. Ini diproyeksikan akan tumbuh menjadi US$693,70 miliar pada tahun 2030 mendatang dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 17,3%.
Di segmen mobil listrik, Tesla masih menjadi merek dengan penjualan terbesar di dunia sepanjang tahun 2022. Merek asal Amerika Serikat berhasil mengalahkan sejumlah pesaingnya, seperti BYD dan Volkswagen (VW).
Mengutip Tridens Technology, merek ini berhasil mencatatkan penjualan hingga 1,3 juta unit pada tahun 2022 lalu. Penjualannya didominasi oleh Tesla Model Y yang mencapai 771.300 unit. Sementara, Tesla Model 3 menyumbang angka penjualan sebanyak 476.340 ribu.
Merek asal China, BYD menyusul di peringkat kedua dengan total penjualan mencapai 912 ribu unit pada tahun 2022. Meski tidak menjadi merek mobil listrik terlaris di dunia, namun BYD cukup berpuas diri dengan menjadi merek terlaris di China. Tercatat, penjualannya di negeri tirai bambu tersebut mencapai 224,7 ribu pada periode kuartal I 2023.
Diikuti oleh merek Jerman, Volkswagen yang menduduki peringkat ketiga dengan total penjualan sebesar 572 ribu unit sepanjang tahun 2022. Dilaporkan, BYD Song Plus (BEV + PHEV) menjadi model dengan penjualan terlaris mencapai 477 ribu unit.
Sementara itu, China mendominasi penjualan mobil listrik global menurut laporan International Energy Agency (IEA). IEA bahkan memperkirakan bahwa China menyumbang lebih dari 50% kepemilikan mobil listrik di dunia. Diprediksi, sudah ada sekitar 13,8 juta unit mobil listrik di negara tersebut.
Adapun, pertumbuhan penjualan mobil listrik di China bukan hanya karena adanya dukungan kebijakan pemerintah, namun juga karena kapabilitas pelaku industri terkait yang berhasil menekan harga eceran mobil listrik menjadi lebih murah.
“Pada tahun 2022, harga rata-rata penjualan unit BEV kecil di China hanya sekitar US$10 ribu. Ini jauh lebih rendah dari harga unit BEV kecil di Eropa dan Amerika Serikat, di mana harga rata-ratanya melebihi US$30 ribu pada tahun yang sama,” tulis IEA dalam laporannya.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya