Konflik, kekerasan, hingga pelanggaran HAM merupakan isu serius yang menjadi perhatian dunia. Eskalasi serangkaian konflik dan kekerasan tidak terlepas dari peningkatan perdagangan senjata global.
Berdasarkan laporan dari Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), total perdagangan senjata global telah melampaui US$100 miliar per tahun pada 2022. Adapun peningkatan tersebut didorong oleh panasnya konflik antara Ukraina dan Rusia.
Perdagangan senjata seakan menjadi bisnis yang menguntungkan di tengah konflik. Sehubungan dengan hal ini, SIPRI telah mengidentifikasi sederet negara yang menjadi importir senjata terbesar dari total 167 negara di dunia.
Hasilnya, India menjadi negara importir senjata terbesar di dunia dalam lima tahun terakhir dengan proporsi mencapai 11% dari total impor global. Bahkan, SIPRI mencatat bahwa India telah menduduki posisi teratas secara konsisten sejak tahun 1993 silam.
"India menjadi pengimpor senjata terbesar di dunia sejak tahun 1993. India berhasil mempertahankan posisinya, meskipun nilai impornya turun sebesar 11% yang diperkirakan terjadi pada 2013-2017 lalu," tulis SIPRI dalam publikasinya.
Impor persenjataan negara tersebut dilaporkan naik 21% dari periode lima tahun sebelumnya. Sementara, lonjakan pembelian senjata di India didorong oleh sejumlah faktor, terutama persaingan dengan Pakistan dan Tiongkok serta tantangan keamanan internal.
Menyusul India, Arab Saudi menempati posisi kedua dengan total impor senjata mencapai 9,6% sepanjang periode 2018-2022. Diikuti oleh Qatar dan Australia yang memasok senjata dengan proporsi masing-masing sebesar 6,4% dan 4,7%
Di sisi lain, Amerika Serikat masih menjadi eksportir persenjataan terbesar di dunia yang bertanggung jawab atas 40% ekspor senjata global pada periode 2018-2022 menurut laporan SIPRI.
Adapun suplai senjata dari Amerika Serikat kebanyakan menyasar Arab Saudi dengan proporsi sebesar 19% dari total ekspor senjata Amerika Serikat. Meskipun menjadi yang terbesar, SIPRI membeberkan bahwa angka tersebut ternyata telah mengalami penurunan sebanyak 49% dari periode 2013-2017 lalu.
Sementara itu, lima penyuplai senjata teratas lainnya adalah Rusia dengan 16% dari total pasar senjata global, Perancis dengan total 11%, Tiongkok sebanyak 5,2%, Jerman dengan 4,2%, serta Italia yang mencapai 3,8%.
“Muncul persaingan sengit di antara para negara penyuplai untuk memperebutkan tiket transaksi besar di Asia, Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Latin,” papar Kepala Program Transfer Senjata SIPRI Paul Holtom.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya