Partai-partai pengusung Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada Jakarta 2024 ditengarai tidak kompak mendukung pasangan tersebut. Partai-partai tersebut tergabung dalam sebuah koalisi gemuk bernama Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) yang terdiri atas 15 partai.
Ke-15 partai tersebut adalah Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Lucius Karus, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), mengatakan bahwa ketidakkompakkan partai politik pengusung RK-Suswono di Jakarta telah berdampak pada elektabilitas RK-Suswono itu sendiri yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan pesaing beratnya, pasangan Pramono-Rano (Pram-Doel).
“Kita tahu ada 14 parpol (15 parpol-red) yang jadi penyokong pasangan calon RK-Suswono, tapi itu seperti tidak berdampak pada keunggulan elektabilitas RK dibandingkan dengan Pramono yang hanya didukung oleh PDIP (dan Hanura),” papar Lucius dalam forum diskusi di kantor Formappi, Jakarta, pada Selasa (12/11/2024), mengutip Validnews.
Beberapa Internal Partai Tak Membantah Ketidaksolidan KIM Plus
Selain dari ahli, ketidaksolidan KIM Plus untuk mendukung pasangan kandidat tersebut turut diakui oleh sejumlah elite partai. Salah satu elite partai yang tidak memungkiri akan lemahnya dukungan partai-partai pengusung terhadap RK-Suswono adalah Willy Aditya, Ketua Koordinator Bidang Ideologi, Organisasi, dan Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem.
Willy menyatakan bahwa ikatan antarpartai bisa lemah karena hanya dibentuk dalam proses komunikasi untuk memperoleh tiket pencalonan dari partai politik saja. “Karena bonding-nya (ikatannya) hanya (saat proses) ticketing, maka kadang-kadang partai hanya menjadi jalan tol saja,” ujar Willy, melansir Kompas.
Willy menambahkan, alih-alih bersama partai, kandidat justru lebih gencar bergerak bersama kelompok yang tergabung dalam relawan. Padahal, partai seharusnya dapat bekerja sama dengan kandidat dalam membangun strategi pemenangan.
“Tantangan kita di pilkada adalah mesin partai menjadi nomor ke sekian kalau kader yang diusung memang tidak asosiatif atau bukan kader sendiri,” ungkapnya. Tidak hanya di Jakarta, menurut Willy, fenomena semacam ini juga terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia yang sedang melaksanakan pilkada.
Tak hanya itu saja, pernyataan serupa juga turut dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. Ia tidak membantah bahwa dukungan KIM Plus bagi RK-Suswono memang belum optimal. Namun, di sisa-sisa waktu kampanye sebelum pemungutan suara kemarin, ia mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan persiapan untuk terus berkonsolidasi serta berkomunikasi agar bisa menggalang kekuatan di hari pencoblosan 27 November ini.
Melihat hal tersebut, lantas bagaimana sebenarnya sebaran dukungan pemilih berdasarkan basis partai politik di Pilkada Jakarta 2024? Apakah semua partai anggota KIM Plus solid mendukung pasangan RK-Suswono? Atau justru mereka cenderung mendukung pasangan kandidat lain seperti Pram-Doel atau Dharma-Kun?
Hanya Tiga Partai KIM Plus yang Mayoritas Pemilihnya Mendukung RK-Suswono
Litbang Kompas telah melakukan survei pada 20-25 Oktober 2024 mengenai sebaran dukungan pemilih sejumlah parpol di Pilkada Jakarta 2024. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 800 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat. Tingkat kepercayaan dari survei ini adalah 95% dengan margin of error kurang lebih 3,46%.
Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa hanya terdapat tiga partai dari KIM Plus yang mayoritas pemilihnya mendukung calon yang diusungnya, yakni RK-Suswono. Ketiga partai tersebut adalah Golkar, PKS, dan Gerindra dengan persentase suara adalah 45,8% untuk Golkar, 36,9% untuk PKS, dan 44,8% untuk Gerindra.
Walaupun demikian, selisih dukungan antara pemilih RK-Suswono dengan Pram-Doel, khususnya dari ketiga partai tersebut, tidak terlalu jauh. Terdapat 29,2% pendukung Pram-Doel dari Partai Golkar, dari PKS sebanyak 30,6%, serta dari Gerindra sebanyak 37,2%.
Sementara itu, pendukung Dharma-Kun dari ketiga partai tersebut terpaut sangat jauh. Dari Golkar ada sebanyak 2,8% responden yang memilih Dharma-Kun, dari PKS ada 4,5%, serta dari Gerindra hanya 1,4% saja.
Sebagian Besar Simpatisan PDIP Solid Dukung Pram-Doel
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan partai pengusung Pram-Doel di Pilkada Jakarta 2024. Bersama Hanura, PDIP berjuang mengalahkan koalisi gemuk KIM Plus yang mengusung RK-Suswono.
Namun, berbeda dengan KIM Plus yang mayoritas simpatisannya mendukung pasangan lain, sebagian besar pemilih PDIP kompak mendukung Pram-Doel. Menurut hasil survei Litbang Kompas tersebut, terdapat sebanyak 66,4% pemilih PDIP yang mendukung Pram-Doel, sedangkan hanya 13,6% yang mendukung RK-Suswono. Sementara itu, pemilih Dharma-Kun dari PDIP hanya ada di angka 6,4%.
Pemilih PKB, NasDem, dan Demokrat Juga Condong pada Pram-Doel
Sementara itu, terdapat beberapa partai yang tergabung dalam KIM Plus, yang justru lebih condong mendukung Pram-Doel daripada RK-Suswono itu sendiri. Ketiga partai tersebut adalah PKB, Nasdem, dan Demokrat.
Masih mengacu pada survei yang sama, dukungan terhadap RK-Suswono dari pemilih PKB hanya sebesar 11,6%, jauh dari pemilih PKB yang mendukung Pram-Doel, yang ada di angka 60,5%.
Hal serupa juga terjadi pada pemilih NasDem, di mana hanya sebanyak 27,3% yang mendukung RK-Suswono, sedangkan pendukung Pram-Doel dari NasDem mampu mencapai 45,5%. Selanjutnya, partai Demokrat yang mendukung RK-Suswono hanya 26,2%, sedangkan yang mendukung Pram-Doel adalah 40,5%.
Sementara itu, pendukung Dharma-Kun dari pemilih PKB, NasDem, dan Demokrat, lagi-lagi memiliki persentase yang terpaut jauh daripada yang memilih RK-Suswono serta Pram-Doel. Persentasenya secara berturut-turut adalah 4,7% dari PKB, 0% dari Nasdem, serta 2,4% dari Demokrat.
Data ini kemudian diperkuat dari tidak hadirnya elite Partai NasDem dan PKB pada acara kampanye akbar pamungkas RK-Suswono yang diselenggarakan bertempat di Lapangan Banteng, Jakarta, pada Sabtu, 23 November 2024 lalu.
Bantahan dari PKB dan NasDem Soal Ketidaksolidan KIM Plus
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar membantah anggapan yang menyebutkan bahwa PKB tidak solid mendukung RK-Suswono pada Pilkada Jakarta 2024. Ia menegaskan bahwa PKB akan terus bergerak mendukung pasangan tersebut.
“Oh, bergerak, bergerak,” ucap Muhaimin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa (26/11/2024), seperti yang dikutip dari Kompas.
Walaupun dirinya tidak ikut turun pada kampanye akbar Satu1n Jakarta beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa beberapa pengurus PKB di wilayah tetap mendukung serta bendera PKB turut berkibar di kampanye tersebut.
Selain itu, Wakil Ketua DPW NasDem Raden Gusti Arief juga turut memberikan bantahan soal pernyataan elite partai yang tidak turut hadir pada kampanye akbar RK-Suswono. Gusti mengatakan bahwa dirinya turut hadir mewakili Partai NasDem bersama jajaran pimpinan partai lain pengusung RK-Suswono tersebut.
“Tidak benar bahwasanya dari NasDem tidak ada yang hadir, karena saya sebagai Wakil Ketua DPW DKI Jakarta termasuk anggota DPRD DKI Jakarta hadir mewakili Partai NasDem secara resmi,” ucap Gusti pada Minggu (23/11/2024), melansir NasDem Jakarta.
Selain itu, Gusti juga menegaskan bahwa partainya akan senantiasa berkomitmen memenangkan pasangan RK-Suswono di Pilkada Jakarta 2024 dengan menggelar kegiatan sembako tebus murah hingga pengobatan gratis untuk warga Jakarta.
Baca Juga: Tak Ada Oposisi, Terbentuknya KIM Plus Jadi Indikasi Degradasi Demokrasi?
Penulis: Elvira Chandra Dewi Ari Nanda
Editor: Editor