Benarkah Milenial Kini Sulit Untuk Punya Rumah Sendiri di Indonesia?

Memiliki rumah pribadi tentunya menjadi mimpi yang diidam-idamkan sebagian besar orang. Namun, sebagian lain juga pesimis terhadap harga rumah yang mahal.

Benarkah Milenial Kini Sulit Untuk Punya Rumah Sendiri di Indonesia? Ilustrasi interior rumah | Ground Picture/Shutterstock

Sebagian orang menganggap bahwa memiliki properti atau rumah sendiri merupakan sebuah pencapaian yang memuaskan, terutama kaum milenial. Namun, tingginya harga rumah kini membuat sebagian besar orang pesimis untuk membeli rumah pribadi.

Faktanya, 3 dari 5 orang pada kelompok usia milenial belum memiliki rumah sendiri. Mengutip hasil riset tSurvey.id, kepemilikan rumah oleh milenial di ibu kota juga lebih rendah 18% dibandingkan di kota lainnya, seperti Jawa dan Bali.

Berdasarkan studi yang dilakukan pada 390 responden di usia 26-40 tahun, mayoritas responden ternyata mengaku belum memiliki rumah sendiri. Sedangkan, kelompok usia yang lebih matang di kisaran 35-40 tahun memiliki persentase kepemilikan rumah yang lebih besar, yakni 44%. Disusul oleh kelompok usia 31-35 tahun dengan persentase sebesar 40% dan usia 26-30 tahun dengan 38%.

Persentase responden memiliki rumah berdasarkan usia | Goodstats

Tingginya harga properti bagi milenial menjadi salah satu penyebab dari sulitnya memiliki rumah pribadi. Tetapi, hal tersebut tidak serta merta menghalangi keinginan milenial untuk membeli rumah. Adapun, KPR (Kredit Pemilikan Rumah) merupakan salah satu alternatif yang turut membantu mempermudah pembelian properti bagi milenial.

Sementara, sebagian besar responden atau sekitar 57% yang belum memiliki rumah sendiri berkeinginan untuk membeli rumah dalam waktu dekat, yaitu dalam kurun waktu 2 tahun ke depan. Mayoritas dari mereka memilih untuk menggunakan KPR syariah (45%), KPR konvensional (35%) dan sebagian kecil memilih melakukan pembelian secara tunai (20%).

Menurut tSurvey.id, tabungan adalah instrumen investasi terbanyak yang dipilih oleh kaum milenial untuk membeli rumah. Jika dirinci, persentase milenial memilih adalah 78% untuk KPR konvensional dan 89% untuk KPR syariah.

Selain itu, ada juga beberapa instrumen lainnya yang banyak digunakan untuk pembelian rumah. Diantaranya adalah logam mulia, deposito, reksadana, saham, crypto dan obligasi.

Sehubungan dengan tingginya keinginan milenial untuk memiliki rumah sendiri dalam waktu dekat, sayangnya mereka belum mempersiapkan investasi yang matang. Hasil survei menunjukkan bahwa 7 dari 10 orang responden mengaku baru memulai investasi dalam bentuk rekening tabungan khusus untuk pembelian rumah selama kurang dari dua tahun.

Sementara itu, hunian berbasis transit oriented development (TOD) dianggap dapat membantu milenial untuk memiliki hunian sendiri. Hunian berbasis TOD tersebut dapat terkoneksi langsung dengan stasiun kereta api.

"Saat ini pemerintah sedang mencoba mencanangkan hunian berbasis TOD," ujar Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Fitrah Nur pada Selasa, (23/5) dikutip dari Republika.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Memantau Keakraban Anak Indonesia dan Internet

Dengan internet yang semakin akrab dengan anak-anak Indonesia, pengawasan dari semua pihak sangat dibutuhkan.

Kasus DBD di DKI Jakarta Melonjak pada Maret 2024

Terdapat 3.875 kasus DBD di DKI Jakarta, enam meninggal dunia akibatnya. Kenaikan kasus DBD tidak hanya terjadi di Jakarta, melainkan di seluruh Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X