Bagaimana Tren Perkembangan Objek Wisata di Tanah Air?

Sektor pariwisata mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Lalu, bagaimana tren perkembangannya di Indonesia?

Bagaimana Tren Perkembangan Objek Wisata di Tanah Air? Ilustrasi seorang wanita yang sedang berlibur | Day2505/Shutterstock

Sektor pariwisata memiliki pengaruh dan peranan besar bagi perekonomian di suatu negara. Sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan usaha di suatu daerah, kesempatan kerja, serta pemerataan pembangunan.

Badan Pusat Statistik baru-baru ini merilis publikasi statistik tahunan terkait tren objek daya tarik wisata Indonesia 2021. Sumber data ini dikumpulkan dari hasil riset perusahaan/usaha daya tarik wisata tahun 2022.

Publikasi tersebut meninjau usaha atau perusahaan objek daya tarik wisata yang bersifat komersial. Adapun, data dan informasi yang disajikan berisi perkembangan objek daya tari wisata di tanah air.

Terdapat beberapa informasi yang dikumpulkan pada riset tersebut, meliputi keterangan pokok tentang usaha objek daya tarik wisata, seperti profil usaha, harga tiket masuk, jumlah tenaga kerja, fasilitas layanan yang tersedia, penyediaan air bersih, penerapan konsep ramah lingkungan, serta pola pendapatan dan pengeluaran usaha daya tarik wisata.

Lalu, bagaimana tren perkembangan objek daya tarik wisata di Indonesia? Berikut selengkapnya.

Usaha objek daya tarik wisata tanah air kini lebih sedikit daripada masa pra-pandemi

Mengutip laporan BPS, jumlah usaha objek daya tarik wisata di Indonesia pada tahun 2021 diketahui mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun, jumlah ini masih lebih sedikit ketimbang masa pra-pandemi Covid-19.

Banyaknya usaha objek daya tarik wisata di Indonesia dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 mengalami peningkatan dari 2.896 menjadi 2.945 usaha. Sementara, jumlah usaha di tahun 2020 merosot menjadi 2.552 usaha.

Banyaknya jumlah objek pariwisata di Indonesia periode 2018-2021 | Goodstats

“Pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia memberikan dampak sangat luas, termasuk sektor pariwisata. Usaha objek daya tarik wisata mengalami penurunan karena banyak yang tutup pada tahun 2020,” tulis BPS dalam laporannya.

Sedangkan, usaha-usaha pada sektor pariwisata mulai melakukan kegiatan seperti semula seiring menurunnya penyebaran Covid-19 di tahun 2021, walaupun belum sepenuhnya normal. Jumlah usaha pariwisata di Indonesia tahun 2021 tercatat sebanyak 2.563 usaha atau meningkat 0,43 persen dari tahun 2020.

Sementara, usaha pariwisata di Indonesia tahun 2021 didominasi oleh jenis usaha Objek Daya Tarik Wisata Buatan. Jenis usaha ini menyumbang 41,40% dari total objek pariwisata yang ada atau sebanyak 1.061 usaha.

Ini diikuti oleh jenis objek daya tarik wisata alam sebanyak 713 usaha, wisata tirta sebanyak 347 usaha, wisata budaya sebanyak 258 usaha, taman hiburan dan rekreasi sebanyak 103 usaha, serta kawasan pariwisata sebanyak 81 usaha.

BPS menjelaskan, sebaran kelompok jenis usaha daya tarik wisata alam, wisata buatan, dan wisata taman hiburan dan rekreasi, paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sedangkan untuk kelompok jenis wisata tirta banyak ditemukan pada Provinsi Jawa Barat, Bali dan Banten.

Wisatawan domestik jadi andalan pariwisata di tanah air

Menurut laporan BPS, mayoritas atau sebanyak 71,48% usaha objek daya tarik wisata dikelola oleh swasta. Sementara itu, 28,52% sisanya dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan otoritas.

Proporsi usaha objek wisata komersial menurut pengelolanya | Goodstats

Rinciannya, jumlah usaha objek pariwisata yang dikelola oleh swasta sebanyak 1.832 usaha, sedangkan 578 objek wisata dikelola oleh pemerintah daerah, 84 objek wisata dikelola oleh otoritas, dan 69 objek wisata dikelola oleh pemerintah pusat.

Sementara itu, wisatawan domestik menjadi andalan pariwisata di tanah air. Jawa Tengah merupakan tujuan favorit wisatawan domestik, sedangkan wisatawan mancanegara atau pengunjung asing paling banyak memilih Bali sebagai destinasi wisata favorit.

Kunjungan wisatawan domestik di usaha objek pariwisata komersial mencapai 89,41 juta atau sekitar 98,67% di tahun 2021. Sekitar 70,35 juta atau sebanyak 77,63% wisatawan domestik berpusat di Jawa. Adapun, Jawa Tengah menjadi tujuan wisata favorit wisatawan domestik dengan total pengunjung sebanyak 36,5 juta.

Sedangkan, Bali merupakan magnet bagi wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Sekitar 85,68% wisman objek pariwisata mengunjungi Bali. Selain Bali, rupanya Jawa juga berhasil menarik perhatian wisman. Dilaporkan, Timur dikunjungi wisman sekitar 4,89%, Jawa Tengah 3,91%, dan DI. Yogyakarta 2,63%.

Jika dihitung secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia tercatat mencapai 5,47 juta kunjungan pada periode Januari-Desember 2022. Angka ini naik 251,28% jika dibandingkan dengan total kunjungan wisman sepanjang tahun 2021.

Kemudian, tercatat bahwa jalur udara menjadi pintu masuk utama para wisman dengan total kunjungan mencapai 3,3 juta sepanjang tahun 2022. Diikuti oleh jalur laut dengan total wisman 802,5 ribu dan jalur darat sebesar 48,4 ribu.

Bila ditinjau menurut negara asal, wisman asal Singapura merupakan yang paling banyak berkunjung ke Indonesia dengan persentase mencapai 20,15% pada tahun 2022. Malaysia menempati posisi kedua dengan total 17,98%. Diikuti oleh wisman asal Australia dengan 11,42%, Timor Leste 8,40%, dan India dengan 5,61%.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Di Ambang Kepunahan, Apa Masih Ada Harapan untuk Badak Jawa dan Sumatera?

Kelahiran anakan badak Jawa dan badak Sumatera menjadi harapan baru bagi upaya konservasi keanekaragamahayati di Indonesia di masa depan.

Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara 2024 Turun, Bagaimana Langkah Kemenparekraf?

Penurunan jumlah perjalanan wisatawan nusantara disebut terjadi sebagai akibat dari daya beli masyarakat yang menurun

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook