Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada semester I 2022 surplus dan berhasil mencatat sebesar Rp73,6 triliun atau 0,39 persen dari produk domestik bruto (PDB). Surplus APBN ditopang oleh pendapatan negara yang tumbuh hingga 48,5 persen dari periode yang sama di tahun 2021.
“Sampai dengan semester I, pertumbuhan pendapatan negara mencapai 48,5 persen dibandingkan tahun lalu. Sangat kuat dibanding dasar tahun lalu yang sudah tumbuh kuat,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI pada Jumat, (1/7) lalu.
Lebih lanjut, pencapaian pendapatan negara yang signifikan pada paruh pertama tahun ini disebabkan oleh adanya realisasi penerimaan pajak hingga Rp868,3 triliun atau 58,5 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.485 triliun. Realisasi tersebut berhasil tumbuh sebanyak 55,7 persen dari periode yang sama di tahun lalu.
Melansir Antaranews.com, penerimaan kepabeanan dan cukai juga tumbuh 37,2 persen menjadi Rp167,6 triliun atau sudah mencapai sebesar 56,1 persen dari target Rp299 triliun. Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga naik sebesar 35,8 persen menjadi Rp281 triliun atau 58,3 persen dari target Rp481,6 triliun.
Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I mencapai 5,0 persen yoy (year on year) dan sampai Semester I 2022 diperkirakan tumbuh sekitar 4,9 hingga 5,2 persen. Tren kenaikan ini diprediksi akan terus membaik sepanjang tahun 2022 di tengah risiko ketidakpastian global.
Adapun, Sri Mulyani menyebutkan bahwa realisasi pendapatan negara pada paruh pertama tahun 2022 mencapai Rp1.317,2 triliun atau 58,1 persen dari target sebesar Rp2.266,2 yang telah ditetapkan pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 98 Tahun 2022.
Sementara, realisasi belanja negara mencapai Rp1.243,6 triliun pada Semester I 2022 atau lebih tinggi 6,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan persentase penyerapannya mencapai 40,0 persen.
Surplus yang tercapai pada semester ini membuat kas negara sedikit menjauh dari kondisi defisit yang sebelumnya diperkirakan hingga keseluruhan tahun 2022. Defisit APBN secara nominal diperkirakan Rp732,2 triliun atau sekitar 3,92 persen terhadap PDB sejalan dengan langkah kebijakan konsolidasi fiskal pemerintah.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya