Angka Harapan Hidup Wanita Lebih Tinggi 5 Tahun Dibandingkan Pria, Mengapa?

Selisih angka harapan hidup wanita dan pria mencapai 5 tahun. Genetik, hormonal, lingkungan, serta kesadaran kesehatan yang berbeda menjadi faktor pendorong.

Angka Harapan Hidup Wanita Lebih Tinggi 5 Tahun Dibandingkan Pria, Mengapa? Ilustrasi Wanita dan Pria | Freepik

Dalam berbagai budaya, usia tua sering dikaitkan dengan kebijaksanaan yang tinggi dan pengalaman hidup yang mendewasakan. Menjadi lanjut usia dipandang sebagai tanda bahwa seseorang telah menjalani hidup dengan baik.

Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup masyarakat. Terdapat sebuah fakta unik, bahwa nyatanya wanita sering ditemukan berumur lebih panjang dibanding pria. Kira-kira mengapa hal itu terjadi?

Angka Harapan Hidup Dunia 73,4 Tahun

Angka harapan hidup wanita capai 76 tahun dan pria 70,8 tahun | GoodStats
Angka harapan hidup wanita capai 76 tahun dan pria 70,8 tahun | GoodStats

Jika melihat statistik global, wanita cenderung memiliki angka harapan hidup lebih tinggi dibandingkan pria. Dilansir United Nations (UN) melalui WorldOMeters, pada tahun 2023 estimasi angka harapan hidup wanita mencapai 76 tahun, sementara pria hanya di angka 70,8.

Selisih yang dimiliki antara pria dan wanita mencapai lebih dari 5 tahun. Perbedaan ini membuat rata-rata angka harapan hidup dunia hanya mencapai 73,4 tahun.

Angka Harapan Hidup Meningkat Hampir 30 Tahun dalam 6 Dekade Terakhir

Angka harapan hidup global menunjukkan peningkatan yang stabil dari tahun ke tahun | GoodStats
Angka harapan hidup global menunjukkan peningkatan yang stabil dari tahun ke tahun | GoodStats

Tren global memperlihatkan bahwa sejak tahun 1960, angka harapan hidup terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1960, angka harapan hidup dunia hanya 47,7 tahun artinya rata-rata orang yang lahir pada tahun itu diperkirakan hanya akan hidup sampai usia 47 tahun.

Selama enam dekade terakhir, terjadi peningkatan yang signifikan, menyebabkan angka harapan hidup bertambah hampir 30 tahun lebih lama. Pada tahun 2023, angka harapan hidup global mencapai 73,4 tahun.

Baca Juga: Ketimpangan Gender Indonesia Makin Tipis, Kesetaraan di Depan Mata

Angka Harapan Hidup Wanita Selalu Lebih Tinggi dari Pria

Terlepas dari tren peningkatan yang ada, angka harapan hidup wanita selalu lebih tinggi dari pria. Jika ditelisik lebih rinci, selisih angka harapan hidup wanita dan pria tiap dekadenya juga cenderung mengalami peningkatan walaupun tidak selalu stagnan.

Selisih angka harapan hidup wanita dan pria menunjukkan tren peningkatan tiap dekadenya | GoodStats
Selisih angka harapan hidup wanita dan pria menunjukkan tren peningkatan tiap dekadenya | GoodStats

Melalui grafik statistik di atas, terlihat adanya tren selisih angka harapan hidup wanita dan pria setiap dekadenya. Pada 1960, selisih angka harapan hidup wanita dan pria mencapai 3,4 tahun. Angka ini lalu meningkat di tahun 2000 menjadi 4,8 tahun. Kemudian peningkatan tertinggi terjadi di tahun 2020 yakni dengan selisih 5,4 tahun.

Mengapa Angka Harapan Hidup Wanita Lebih Tinggi?

Di bawah ini merupakan beberapa faktor penyebab perbedaan angka harapan hidup wanita dan pria.

1. Faktor Biologis

Faktor biologis menjadi salah satu faktor utama yang mengakibatkan wanita berumur lebih panjang ketimbang pria. Secara alami, tubuh wanita memiliki resistensi yang lebih baik terhadap beberapa penyakit dibandingkan pria.

Perbedaan Kromosom | Shutterstock
Perbedaan Kromosom | Shutterstock

Wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Kromosom X membawa lebih banyak gen yang terlibat dalam perbaikan sel. Ketika sel tubuh mengalami kerusakan, wanita memiliki dua salinan gen ini, sehingga mereka lebih mampu memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Selain itu, hormon estrogen yang memiliki kemampuan melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular secara alami lebih banyak dimiliki perempuan. Bersama dengan kondisi biologis lainnya, faktor genetik semacam ini membuat wanita lebih tahan terhadap penyakit dan penuaan, yang pada akhirnya berkontribusi pada angka harapan hidup yang lebih besar.

2. Gaya Hidup yang Berbeda

Gaya hidup dan kebiasaan juga mempengaruhi perbedaan angka harapan hidup antara pria dan wanita. Wanita cenderung menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan. Sebaliknya, pria biasanya memiliki gaya hidup yang berisiko bagi kesehatan.

Persentase pria yang menyalahgunakan obat terlarang dan alkohol hampir 2 kali lipat wanita | GoodStats
Persentase pria yang menyalahgunakan obat terlarang dan alkohol hampir 2 kali lipat wanita | GoodStats

Gaya hidup buruk ini telah dibuktikan oleh banyak studi, misalnya pada laporan Worldwide Addiction Center, adiksi alkohol dan obat-obatan terlarang terbukti lebih banyak dialami pria dibanding wanita.

Pola hidup tidak sehat ini terkait erat dengan berbagai penyakit mematikan seperti kanker paru-paru, penyakit hati, dan penyakit jantung.

Baca Juga: Kekerasan Berbasis Gender di Indonesia Capai 12 Ribu di Tahun 2024

3. Akses Layanan Kesehatan

Faktor lain yang mendorong perbedaan angka harapan hidup wanita dan pria adalah akses terhadap layanan kesehatan. Menariknya, wanita biasanya lebih sering mengakses layanan kesehatan. Hal ini disebabkan oleh peran wanita yang sering ditempatkan sebagai pengasuh dalam keluarga. Faktor kultural ini membuat wanita cenderung lebih sadar akan pentingnya kesehatan.

Pemeriksaan Kesehatan Wanita | Shutterstock
Pemeriksaan Kesehatan Wanita | Shutterstock

Selain itu, dorongan untuk menjaga kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan kehamilan juga membuat wanita lebih sering berkunjung ke pusat kesehatan.

Di sisi lain, pria biasanya merasa enggan untuk mencari perawatan medis. Banyak faktor yang mendorong keengganan ini, misalnya stereotip gender pria yang erat dengan kekuatan dan kemandirian. Akibatnya, kebanyakan pria memilih menunda pergi berobat ketika sakit.

4. Peran Gender dan Sosial

Di banyak negara, pria sering kali diharapkan untuk menjadi pencari nafkah utama, yang cenderung memberikan tekanan psikologis dan fisik yang besar. Tekanan ini dapat menyebabkan stres yang berkelanjutan, yang berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang.

Woman Support Woman | Shutterstock
Woman Support Woman | Shutterstock

Sebaliknya, wanita cenderung memiliki jaringan sosial yang lebih kuat dan lebih banyak memberikan dukungan emosional satu sama lain, yang mana hal ini menjadi penting dalam menghadapi stres. Hubungan sosial yang erat ini dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kesehatan mental, dan memperpanjang umur.

5. Tantangan Lingkungan dan Pekerjaan

Masih berkaitan dengan faktor sebelumnya, pekerjaan dan lingkungan kerja pria juga sering kali lebih berisiko dibandingkan wanita.

Protes Diskriminasi Perempuan | Shutterstock
Protes Diskriminasi Perempuan | Shutterstock

Di tengah masyarakat yang modern, nyatanya masih banyak diskriminasi terhadap wanita untuk mendapatkan pekerjaan. Akibatnya, pria memiliki kesempatan bekerja lebih besar dan mendapat paparan akan risiko kerja yang lebih besar pula.

Pria lebih mudah mendapatkan pekerjaan di industri yang menuntut kekuatan fisik, seperti konstruksi, pertambangan, manufaktur, atau yang melibatkan risiko cedera yang tinggi dan paparan zat berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang mengurangi harapan hidup.

Tantangan-tantangan tersebutlah yang mempercepat proses penuaan dan meningkatkan risiko penyakit kronis, yang pada akhirnya mempengaruhi angka harapan hidup pria dibandingkan wanita.

Dengan memahami faktor-faktor di atas, baik pria maupun wanita diharapkan dapat lebih menjaga kesehatan dan meningkatkan kesadaran sosial guna memastikan umur panjang dan hidup sejahtera di usia senja.

Baca Juga: 50% Wanita Korbankan Mimpinya, Kesetaraan Gender dalam Rumah Tangga Masih Rendah?

Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor

Konten Terkait

PCOS Bukan Vonis Infertil, Kenali Gejala dan Dampaknya Sekarang!

PCOS adalah gangguan hormonal yang paling umum terjadi. Sambut Bulan Kesadaran PCOS di September ini dengan memahami dampaknya pada fisik dan mental penderita.

Pilgub Jakarta 2024: Tiga Paslon Terdaftar, Siapa yang Bakal Dapat Suara Pendukung Anies?

Tiga calon gubernur telah resmi terdaftar di Pilgub Jakarta 2024. Akankah mereka mampu merebut suara pendukung dengan elektabilitas tinggi?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook