Sebuah sejarah baru tertoreh dalam kiprah perbulutangkisan tanah air. Setelah menunggu hampir selama 22 tahun, Indonesia mampu kembali menembus final tunggal putra di ajang bulutangkis paling bergengsi, yaitu All England 2024.
Dalam sejarahnya, tunggal putra Indonesia pernah mencapai final All England pada tahun 2022, dimana Budi Santoso berhasil menembus babak akhir setelah mengalahkan Agus Hariyanto, seorang atlet keturunan Indonesia yang membela Hongkong saat itu.
Meskipun Santoso kalah di babak final dengan skor 7–4, 7–5, 7–1 dengan lawan Chen Hong asal Tiongkok, sejarahnya telah tertoreh di dunia olahraga tanah air.
Sejarah ini kembali diulang oleh dua atlet, yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan juga Jonathan Christie (Jojo). Keduanya sama-sama memenangkan babak semifinal All England 2024 dengan sangat menegangkan melalui babak rubber set.
Pada babak tersebut, Anthony Ginting berhasil mengalahkan Christo Popov asal Perancis dengan skor 19-21, 21-5, dan 21-11, sementara Jonathan Christie mengalahkan Lakshya Sen asal India dengan skor 12-21, 21-10, serta 15-21.
Secara peringkat, Ginting masih lebih unggul
Dalam data Badminton World Federation (BWF), Anthony Ginting berada lebih unggul secara poin akumulatif dibanding Jonathan Christie. Ginting berada di peringkat nomor lima dunia dengan perolehan 81.501 poin. Di samping itu, Jonathan Christie berada di peringkat nomor sembilan dunia dengan perolehan 73.131 poin.
Peraih posisi nomor satu masih berada di Viktor Axelsen, seorang atlet Denmark dengan poin sebanyak 97.015, disusul Shi Yu Qi dengan perolehan 93.984 poin.
Menariknya, keduanya kalah dalam babak perempat final sebelumnya, melawan Indonesia. Viktor Axelsen dikalahkan Anthony Ginting dengan skor 21-8, 18-21, dan 19-21.
Sementara itu, Shi Yu Qi dikalahkan Jonathan Christie dengan skor 21-12 di babak pertama, yang diakhiri dengan momen Shi Yu Qi memutuskan retired karena kondisi kesehatannya kurang baik dalam pertandingan.
Secara head to head dalam lima pertandingan terakhir, Anthony Ginting tercatat mengalahkan Jonathan Christie lebih banyak. Anthony Ginting memenangkan pertandingan dalam Indonesia Open 2023, BWF World Tour Finals 2022, serta Hong Kong Open 2019. Di sisi lain, Jonathan Christie unggul saat melawan Ginting di Australian Open 2019 dan Hong Kong Open 2018.
Jaga ritme hingga solid menjadi kunci
Menurut Ginting, hal ini sangat ia syukuri. Ia bersyukur bisa menjaga ritme selama pertandingan, dan mengatur semuanya dengan baik.
"Bisa jaga fokusnya dengan baik dari awal pertandingan sampai selesai, itu penting juga. Karena kalau bisa bermain dengan baik dan bisa menuntaskan segala permasalahan, kemungkinan berhasil lebih besar," kata Ginting dalam Bola.
Hal yang sama diutarakan oleh Jonathan Christie. Ia menyebut bahwa hasil seperti ini merupakan hasil usaha dan kesolidan tim serta pelatih, dan dirinya sendiri.
“Mungkin tidak ada yang mengira dengan beberapa hasil turnamen belakangan yang naik turun tapi kita selalu berusaha semaksimal mungkin, kekurangan apa kita perbaiki, kita bangun chemistry dan kita coba lebih solid,” papar Jojo dalam Tempo.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya