Seiring dengan dibukanya kembali rute perjalanan udara internasional, jumlah penerbangan di dunia kembali meningkat secara signifikan. Berdasarkan data dari Statista, maskapai penerbangan asal Indonesia, Lion Air berhasil menjadi maskapai penerbangan terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah armada terbanyak yakni sebanyak 310 unit pesawat.
Mengutip data dari Official Airline Guideline (OAG) pada Mei 2022, Lion Air telah melakukan penerbangan sebanyak 18.133 kali. Raihan tersebut menjadikan Lion Air menempati posisi ke-27 maskapai dengan jumlah penerbangan terbanyak di dunia.
Sementara itu, AirAsia, maskapai penerbangan asal Malaysia menempati posisi ke-2 dengan total 237 armada beroperasi. Singapore Airlines menyusul di posisi ke-3 dengan total 210 unit pesawat.
Posisi ke-4 kembali diraih oleh maskapai penerbangan Indonesia yakni Garuda Indonesia dengan 194 unit pesawat. Maskapai penerbangan satu ini merupakan salah satu maskapai dengan tingkat ketepatan waktu terbaik di dunia. Per Mei 2022, Garuda Indonesia mencatatkan tingkat ketepatan waktu penerbangan sebesar 96,10 persen.
Berikutnya, posisi ke-5 maskapai penerbangan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan jumlah armada pesawat diraih oleh Malaysia Airlines dengan 113 unit pesawat dan terakhir Vietnam Airlines di posisi ke-6 dengan 108 unit pesawat.
Jumlah penerbangan di tanah air pun mengalami peningkatan yang signifikan sejak awal tahun 2022 dan puncaknya pada saat momentum Idulfitri. Mengutip dari Kementerian Perhubungan RI, terdapat sekitar 58.000 penerbangan pesawat di Indonesia selama musim Lebaran tahun 2022.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana Banguningsih Pramesti mengungkapkan bahwa angka ini naik signifikan sebesar 252 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, bila meninjau jumlah penerbangan harian, puncak peningkatan terjadi pada hari H Lebaran tanggal 2 Mei 2022 lalu yakni sebesar 680 persen. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa peningkatan jumlah penerbangan ini menjadi stimulus positif kebangkitan industri penerbangan di Indonesia setelah 2 tahun sebelumnya terdampak pandemi Covid-19.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor