Jabodetabek menjadi wilayah metropolitan yang sangat padat akan penduduk dan mobilitasnya. Tak heran jika kita tidak pernah melihat jalanan di wilayah Jabodetabek begitu sepi terutama pada jam kerja. Hal ini tentunya dikarenakan adanya komuter dan pergerakan harian penduduk untuk keperluan bekerja, sekolah, ataupun kursus di hari yang sama.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi laporannya berjudul "Statistik Komuter Jabodetabek Tahun 2023", mengungkapkan terdapat sekitar 14,9% penduduk komuter dari 29,6 juta penduduk Jabodetabek yang berumur lima tahun ke atas.
Adapun komuter adalah penduduk yang melakukan pergerakan penduduk harian (keluar rumah untuk keperluan bekerja, sekolah, kuliah, ataupun kursus secara rutin pulang-pergi di hari yang sama) dengan melewati batas administrasi atau kota tempat tinggalnya.
Adapun BPS mencatat Depok keluar sebagai wilayah Jabodetabek dengan persentase komuter dibandingkan jumlah penduduk yang tertinggi pada 2023, tepatnya mencapai 24,5%. Hal ini berarti ada sekitar 485 ribu komuter dari total 1,98 juta penduduk yang tinggal di daerah Depok.
Hasil ini diikuti dengan Kota Bekasi yang angka persentasenya mencapai 19,2 persen. Di mana terdapat sekitar 333 ribu dari 2,4 juta penduduk bekasi yang melakukan pergerakan harian keluar dari wilayah daerah Kota Bekasi.
Selanjutnya, peringkat ketiga diduduki oleh Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dengan persentase sebesar 18,5%, atau tepatnya ada sekitar 240 ribu dari 1,3 juta penduduk Tangsel yang menjadi komuter.
Di sisi lain, Kabupaten Tangerang menjadi wilayah Jabodetabek dengan persentase komuter terendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya, tepatnya hanya sekitar 9%. Hal ini berarti sebanyak 2,8 juta dari 3,1 juta penduduk Kabupaten Tangerang tidak menjadi komuter.
Jika dilihat secara umum, wilayah dengan persentase jumlah komuter terendah dibandingkan jumlah penduduknya merupakan wilayah pusat kegiatan industri dan bisnis. Hal ini pun menyebabkan sebagian besar penduduk non-komuter yang tinggal di wilayah pusat kegiatan industri dan bisnis juga melakukan aktivitas harian seperti bekerja, sekolah, dan kursus di wilayah tempat ia tinggal.
Dalam laporannya, BPS mencatat Kabupaten Bogor menjadi menjadi lokasi kegiatan tertinggi yang dipilih penduduk Jabodetabek yang berumur lima tahun ke atas untuk melakukan pergerakan harian pada 2023. Dari sekitar 2,49 juta penduduk Jabodetabek yang berkegiatan di Kabupaten Bogor, sebanyak 92,5% diantaranya merupakan penduduk yang juga tinggal di wilayah Kabupaten Bogor itu sendiri.
Selain itu, wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) yang terkenal dengan daerah perkantorannya menduduki peringkat kedua sebagai lokasi kegiatan tertinggi dari penduduk jabodetabek, yaitu ada sebanyak 1,86 juta orang. Adapun sebanyak 979 ribu orang di antaranya merupakan penduduk yang juga bermukim di Jaksel.
Meski demikian, Jaksel menjadi lokasi kegiatan penduduk Jabodetabek dengan distribusi pergerakan harian penduduk Jabodetabek yang cukup merata. Dimana sebanyak 47,4% orang Jabodetabek yang berkegiatan di Jaksel tidak tinggal di wilayah tersebut. Hal ini berarti ada sebanyak 942.332 orang Jabodetabek yang tidak tinggal di Jaksel melakukan aktivitas bekerja, sekolah, maupun kursus di Jaksel.
Kabupaten Tangerang yang memiliki persentase terkecil dari jumlah komuter ternyata menduduki peringkat ketiga sebagai lokasi kegiatan yang banyak dipilih penduduk Jabodetabek untuk berkegiatan. Di mana dari sekitar 1,68 juta orang Jabodetabek yang berkegiatan di Kabupaten Tangerang, sebanyak 91,35% diantaranya merupakan penduduk yang juga tinggal di wilayah Kabupaten Tangerang.
Secara lebih lanjut, BPS mencatat mayoritas komuter Jabodetabek pada tahun 2023 melakukan kegiatan bekerja sebagai aktivitas dari pergerakan penduduk hariannya. Tepatnya, ada sebanyak 81,87% atau sekitar 3,6 juta komuter Jabodetabek yang bekerja. Sedangkan sekitar 800 ribu komuter lainnya melakukan pergerakan penduduk harian untuk sekolah, kursus, maupun kuliah.
Adapun moda transportasi yang paling banyak digunakan untuk pergi-pulang ke dan dari tempat kegiatan adalah kendaraan pribadi yang mencakup sepeda motor dan mobil. Di mana sebanyak 93,2% komuter menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi ke tempat kegiatan, sedangkan 19,5% komuter lainnya memilih menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke tempat kegiatan.
Penulis: Nur Aini Rasyid
Editor: Iip M Aditiya