Minyak sawit adalah minyak nabati yang paling umum digunakan di dunia. Minyak sawit terdapat di lebih dari separuh produk kemasan, mulai dari makanan hingga perawatan pribadi.
Pohon kelapa sawit menghasilkan minyak lebih banyak dibandingkan tanaman penghasil minyak lainnya. Hal ini membuat efisiensi kelapa sawit dalam pemanfaatan lahan lebih besar dibandingkan tanaman lain seperti kedelai atau bunga matahari.
Minyak kelapa sawit memiliki ketahanan oksidasi yang tinggi yang dapat mempertahankan kesegaran lebih lama dibandingkan minyak lainnya, sehingga populer dalam industri makanan olahan dan kosmetik.
Penggunaannya juga terlihat dalam produksi biodiesel dan sumber energi terbarukan lainnya. Beberapa negara mulai mencampurkan minyak sawit ke dalam bahan bakar transportasi sebagai upaya mengurangi emisi karbon.
Asia Tenggara tetap menjadi kawasan terdepan dalam produksi minyak sawit dunia. Pasar minyak sawit global sebagian besar masih dikuasai oleh negara-negara di kawasan ini.
Berdasarkan data USDA Foreign Agricultural Service, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia selama periode 2024/2025, dengan produksi sekitar 46 juta metrik ton. Malaysia menyusul sebagai produsen terbesar kedua dengan produksi sekitar 19,4 juta metrik ton.
Bersama-sama, Indonesia dan Malaysia menyumbang lebih dari 80% produksi minyak sawit global. Hal ini menjadikan Asia Tenggara kawasan yang sangat berpengaruh dalam memasok sektor pangan, kosmetik, dan bahan bakar hayati di seluruh dunia.
Produksi di luar Asia Tenggara juga mengalami peningkatan, tetapi dalam skala yang lebih kecil. Kolombia dan Nigeria masing-masing memproduksi sekitar 1,9 juta dan 1,5 juta metrik ton, memimpin produksi minyak sawit di Amerika Latin dan Afrika.
Adapun negara-negara lain seperti Guatemala (0,99 juta metrik ton), Papua Nugini (0,83 juta metrik ton), Pantai Gading (0,63 juta metrik ton), Brasil (0,6 juta metrik ton), dan Honduras (0,556 juta metrik ton) juga berkontribusi terhadap produksi minyak sawit global. Angka-angka ini mencerminkan luasnya produksi minyak sawit di luar Asia Tenggara, meskipun kawasan ini tetap menjadi yang terdepan.
Di kota-kota utama Asia Tenggara seperti Jakarta, Kuala Lumpur, dan Bangkok, sektor kelapa sawit memiliki pengaruh ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan. Kota-kota ini sering kali berfungsi sebagai kantor pusat perusahaan, perdagangan, dan pengambilan keputusan bagi industri ini.
Pada saat yang sama, ketiga kota di atas semakin dihadapkan pada seruan untuk mengedepankan sisi keberlanjutan dari berbagai LSM lingkungan. Ekspektasi pasar global juga mendorong industri ini menuju praktik produksi yang lebih bertanggung jawab.
Pada akhirnya, Indonesia tetap memegang posisi dominan di sektor minyak sawit dunia. Produksinya yang berskala besar menopang perekonomian negara sekaligus memengaruhi tren pasar global.
Namun, dominasi Indonesia ini diiringi dengan meningkatnya ekspektasi terhadap praktik berkelanjutan dan bertanggung jawab. Pilihan-pilihan yang diambil ke depannya akan memainkan peran krusial dalam membentuk arah industri minyak sawit global.
Baca Juga: Produksi Minyak Sawit serta Kajian Regulasi 3-MCPDE dan GE di Indonesia
Sumber:
https://www.fas.usda.gov/data/production/commodity/4243000
Penulis: Raynor Argaditya
Editor: Editor