Pneumonia merupakan suatu penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Penyakit ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mengancam jiwa pada orang-orang dari segala tingkat usia.
Mirisnya, Pneumonia bahkan menjadi penyebab kematian menular terbesar pada bayi dan balita di seluruh dunia. Penyakit yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur ini menyumbang 14% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun, menewaskan 740.180 anak pada tahun 2019 dan terus meningkat pada beberapa dekade ke belakang.
Berdasarkan laporan dari United Nations Children's Fund (UNICEF) memaparkan bahwa Pneumonia menjadi penyakit menular nomor satu yang menyumbang kematian terbesar terhadap anak di bawah 5 tahun di dunia pada 2021. Bahkan jumlah kematiannya pada balita lebih banyak di dunia dibandingkan gabungan penyakit AIDS, Malaria, dan Campak.
Secara global, terdapat lebih dari 1.400 kasus pneumonia per 100.000 anak, atau 1 kasus per 71 anak setiap tahunnya. Bahkan tercatat ada 700.000 anak balita meninggal setiap tahunnya atau sekitar 2.000 anak per hari. Jumlah ini mencakup sekitar 190.000 bayi baru lahir.
Di Indonesia, data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu lalu menyebutkan di awal 2023, Pneumonia mengalami kenaikan mencapai 400 kasus dibandingkan awal tahun 2022 dengan jumlah 200 kasus. Diperkirakan setiap tahun terdapat kurang lebih 900 ribu kasus pneumonia di Indonesia.
Sementara itu, jika berfokus pada anak di bawah umur 5 tahun (balita), jumlah kasus dan kematian akibat penyakit Pneumonia ini mengalami penurunan pada beberapa tahun kebelakang.
Lebih lanjut untuk menindaklanjuti kasus tersebut, pemerintah Indonesia menaruh perhatian terhadap kasus pneumonia ini dengan berkomitmen untuk menghentikan kematian bayi baru lahir dan anak balita akibat penyakit yang dapat dicegah hingga kurang dari 12 per 1,000 kelahiran hidup bayi baru lahir dan mengurangi kematian hingga kurang dari 25 per 1,000 kelahiran hidup balita.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengatakan bahwa dalam Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Pneumonia dan Diare (RAN PPD) 2023 – 2030 terdapat beberapa indikator yang dapat mencegah pneumonia dan akan melibatkan berbagai faktor. Diantaranya, yaitu, ASI eksklusif, pemberian makanan, imunisasi, kesehatan lingkungan hingga pengelolaan makanan.
Maxi berharap program yang telah disusun dalam rancangan aksi nasional tersebut diimplementasikan dengan benar dan diadakan evaluasi setiap tahunnya, “Setiap tahun harus kita evaluasi, apakah tujuan kita tercapai. Kami harapkan RAN ini jalan dan semua pedomannya diikuti,” imbuhnya dalam acara Peringatan World Pneumonia Day 2023 dan Peluncuran Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Pneumonia Diare 2023-2030, Jakarta (9/11/23), dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya