Kemacetan merupakan sesuatu hal yang lumrah kita jumpai di kota-kota dengan tingkat kepadatan penduduk dan aktivitas yang tinggi, terlebih pada jam-jam rawan kemacetan seperti pagi atau sore hari. Keadaan ini terjadi karena menumpuknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas di jalanan.
Kemacetan lalu lintas masih menjadi permasalahan yang saat ini belum sepenuhnya terpecahkan, baik di negara-negara maju maupun berkembang. Sehubungan dengan hal ini, perusahaan spesialis teknologi geolokasi, TomTom, kembali merilis TomTom Traffic Index, laporan tahunan yang menyediakan data dan informasi teranyar mengenai tren lalu lintas di ratusan kota dunia.
TomTom Traffic Index mengkaji sebanyak 387 kota di dunia yang terletak di 55 negara di enam benua berdasarkan waktu perjalanan rata-rata, biaya bahan bakar, dan emisi CO2. Indeks ini didasarkan pada data dari lebih 600 juta sistem navigasi dalam mobil dan ponsel pintar.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, TomTom Traffic Index 2023 menobatkan London sebagai kota termacet di dunia. Tercatat, pengendara di ibu kota Inggris tersebut harus memakan waktu rata-rata 37 menit 20 detik untuk menempuh perjalanan 10 kilometer dengan kecepatan rata-rata 14 km/jam.
Adapun, TomTom melaporkan bahwa meningkatnya biaya bahan bakar dan konsumsi bahan bakar akibar waktu perjalanan yang lebih lama jelas berdampak pada anggaran pengendara. Peningkatan konsumsi bahan bakar tersebut juga berdampak langsung terhadap rata-rata emisi CO2.
“Di lebih dari 60% dari 351 kota tempat TomTom mengumpulkan harga bahan bakar, rata-rata anggaran bahan bakar meningkat sebesar 15% atau lebih antara tahun 2021 dan 2023. Peningkatan konsumsi ini secara alami berdampak langsung pada emisis CO2 per kendaraan,” ungkap TomTom.
Sementara itu, Jakarta menempati peringkat ke-30 atau turun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Meski tampak membaik, namun TomTom justru melaporkan bahwa kemacetan di Jakarta pada 2023 lebih parah dibandingkat tahun 2022.
Pada 2023, pengendara di Jakarta membutuhkan waktu rata-rata 23 menit 20 detik untuk menempuh perjalanan 10 kilometer. Capaian ini meningkat dari tahun sebelumnya yang membutuhkan waktu 22 menit 40 detik untuk menempuh 10 kilometer.
Selain itu, TomTom juga mengungkap bahwa waktu termacet di jalanan Jakarta adalah setiap Jumat pada pukul 18.00 WIB hingga 19.00 WIB. Dilaporkan, pengemudi ketika waktu tersebut dapat menghabiskan waktu sekitar 33 menit 40 detik untuk menempuh jarak 10 kilometer.
Merespons hal tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta telah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi kemacetan di ibu kota. Salah satunya adalah dengan menutup sejumlah lokasi putar balik atau u-turn di jalan raya.
“Tahun lalu dilakukan penutupan 31 u-turn dan diterapkan tujuh ruas jalan SSA (sistem satu arah),” ungkap Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo dilansir dari Kompas.com.
Selain itu, Syafrin menyebut bahwa pihaknya juga telah mengoperasikan 20 traffic light berteknologi artificial intelligence (AI) untuk mengurangi kemacetan akibat lampu merah.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya