Tren Zero Waste Movement di Kalangan Gen Z dan Milenial

Sebanyak 94% gen Z dan milenial mengaku menerapkan gerakan zero waste untuk melindungi dan menjaga kelestarian bumi.

Tren Zero Waste Movement di Kalangan Gen Z dan Milenial Ilustrasi Perempuan Menerapkan Gerakan Zero Waste | Freepik

Gerakan zero waste telah menjadi fenomena global yang semakin menarik perhatian, terutama di kalangan gen Z dan milenial. Kedua generasi ini menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu lingkungan dan keberlangsungan masa depan bumi.

Zero waste merupakan konsep yang mendorong penggunaan barang sekali pakai dengan bijak untuk mengurangi jumlah sampah dan dampak negatifnya. Sesuai namanya, gerakan ini bertujuan untuk meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya.

Konsep lain yang sejalan dengan zero waste adalah zero emission. Zero emission mengacu pada kondisi di mana emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi kapasitas bumi untuk menyerapnya. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mencapai zero emission adalah dengan mengurangi jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari.

Survei yang dilakukan oleh Jakpat menunjukkan bahwa 78% generasi muda seperti gen Z dan milenial tertarik untuk menerapkan gerakan zero waste, 16% dari mereka bahkan sudah mulai melakukannya.

Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa mayoritas responden baru menerapkan gerakan ini kurang dari setahun. 

Alasan Gen Z dan Milenial Tertarik dengan Zero Waste

Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati, generasi muda memiliki peran penting dalam mewujudkan target zero waste dan zero emission.

Terlebih, saat ini 70,72% penduduk Indonesia berada dalam usia produktif, yang diharapkan menjadi pilar Indonesia mencapai masa keemasan pada 2045 mendatang.

Alasan Gen Z dan Milenial Tertarik Zero Waste | GoodStats
Sebanyak 94% generasi muda tertarik pada konsep zero waste karena untuk melindungi dan menjaga kelestarian bumi | GoodStats

Gen Z dan milenial memahami pentingnya melestarikan bumi, membuat mereka tertarik untuk menjalankan gerakan zero waste. Hal ini tercermin dari hasil survei yang menyatakan bahwa alasan utama generasi muda tertarik dengan gerakan zero waste adalah untuk membantu melindungi dan menjaga kelestarian bumi.

Selain itu, 48% menyebutkan keinginan untuk dapat menyelamatkan bumi dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi generasi selanjutnya menjadi salah satu alasan.

Faktor lain yang mendorong minat mereka terhadap zero waste adalah ketertarikan terhadap produk ramah lingkungan (22%), paparan terhadap berita lingkungan (11%), dan adanya inspirasi dari para influencer (6%).

Baca Juga: Pengaruh Produk Ramah Lingkungan Terhadap Preferensi Belanja Konsumen

Penerapan Zero Waste di Kalangan Gen Z dan Milenial

Dalam upaya  mendukung gerakan zero waste, gen Z dan milenial sudah mulai menerapkan kebiasan sehari-hari yang ramah lingkungan.

Penerapan Zero Waste di Kalangan Generasi Muda | GoodStats
Kebiasaan yang dilakukan oleh gen Z dan milenial dalam menerapkan zero waste | GoodStats

Sebanyak 55% generasi muda tercatat menerapkan prinsip zero waste dengan membawa tas jinjing saat berbelanja dan menggunakan tumbler. Selain itu, 54% juga tercatat mulai mengurangi penggunaan plastik, 46% membawa tempat makan sendiri, dan 15% memilih produk yang ramah lingkungan.

Tantangan yang Dihadapi dalam Menerapkan Zero Waste

Aspek yang paling menantang dalam menerapkan gaya hidup zero waste adalah menemukan bank sampah terdekat, yaitu fasilitas yang dapat digunakan untuk menyimpan sampah daur ulang seperti kertas, plastik, dan kaca.

Selain itu, keluarga atau lingkungan yang kurang mendukung juga menjadi tantangan, terutama bagi generasi muda yang masih tinggal bersama dengan orang tua. Pada dasarnya, gerakan zero waste merupakan kebiasaan, yang pastinya diawali dari struktur sosial paling kecil, yakni dari keluarga. Ketika keluarga kurang mendukung gerakan ini, maka generasi muda kesulitan untuk bisa menerapkan gerakan nol sampah ini.

Semakin banyak individu yang menerapkan gerakan zero waste, semakin besar pula dampak positifnya terhadap lingkungan. Hal ini bukan hanya soal mengurangi soal mengurangi limbah, tetapi soal menciptakan kesadaran kolektif.

“Potensi besar dari produk ramah lingkungan akan dapat dioptimalkan apabila diimbangi dengan pemahaman khusus terhadap setiap kelompok segmen dalam pendekatan produk ramah lingkungan. Terutama, pada generasi Z yang mendominasi proporsi penduduk saat ini,” tutur Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Prof Diana Sari, dalam Liputan 6.

Masalah lingkungan bukan tanggung jawab salah satu pihak saja. Sebagai manusia yang sama-sama mendiami bumi, setiap orang punya komitmen mengadopsi gaya hidup yang lebih bertanggung jawab. Dengan demikian, keberlangsungan bumi dapat dijaga dan generasi mendatang bisa terus merasakan manfaatnya.

Baca Juga: Capaian Komitmen “Three Zeros” GoTo di Tahun 2023

Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor

Konten Terkait

Debat Perdana Cagub Jakarta: Siapa Kandidat Paling Memikat?

Walaupun paling populer dibicarakan oleh warganet, Ridwan Kamil peroleh sentimen negatif paling tinggi dibandingkan dengan dua kandidat lain.

Indonesia Impor 6 Juta Ton LPG Per Tahun

Impor LPG di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, kebutuhan dalam negeri naik, sedangkan produksinya malah sedikit menurun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook