Hampir seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 99,5 persen masyarakat dari total penduduk berusia 16-64 tahun setidaknya memiliki satu ponsel. Data tersebut diungkapkan oleh perusahaan riset audiens terkemuka asal Britania Raya, GWI melalui surveinya pada kuartal tiga 2022 lalu.
Tingkat kepemilikan gawai yang tinggi pada masyarakat Indonesia ini di satu sisi dapat menguntungkan Indonesia secara luas. Bahkan, pada 2015 silam Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI dalam situs resminya sempat menyebut Indonesia sebagai raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur.
"Indonesia adalah "raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur". Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah pangsa yang besar," tulis Kemenkominfo RI dalam situs resminya (2/10/2015).
"Namun kepemilikan smartphone bukan satu-satunya syarat yang harus dipenuhi supaya perkembangan teknologi digital berlangsung cepat. DBS Group Research dalam hasil risetnya, Sink or Swim-Business Impact of Digital Technology, menyimpulkan apabila penetrasi teknologi digital sangat dalam dan penggunaannya meluas, dampak teknologi digital akan semakin dirasakan, khususnya di dunia bisnis," lanjut Kemenkominfo RI.
Menurut laporan GWI dilansir Kepios melalui laporannya yang bertajuk "Digital 2023: Indonesia" yang dirilis pada Kamis (9/2) lalu, tingkat kepemilikan ponsel di Indonesia naik sekitar 3,5 persen dibandingkan tahun 2021 lalu. Begitu juga dengan kepemilikan ponsel pintar, pada 2022 terdapat 99,4 persen penduduk berusia 16-64 tahun yang setidaknya memiliki satu ponsel pintar.
Untuk gawai lainnya, terdapat sekitar 61,7 persen masyarakat Indonesia berusia 16-64 tahun yang memiliki laptop atau komputer. Namun, angka ini turun sekitar 10,2 persen dari jumlah kepemilikan laptop pada tahun 2021.
Sementara itu, ada sekitar 19 persen masyarakat Indonesia berusa 16-64 tahun yang memiliki smart watch atau smart wristband dan 18,2 persen masyarakat Indonesia berusia 16-64 tahun memiliki tablet. Kedua kepemilikan gawai tersebut mengalami peningkatan masing-masing sebesar 9,8 persen dan 1,1 persen dari tahun sebelumnya.
Tingkat kepemilikan gawai yang cukup tinggi terjadi pada kepemilikan konsol game dan perangkat smart home. Kedua kepemilikan gawai ini mengalami peningkatan sebesar 18 persen. Kini, terdapat 17,9 persen penduduk berusia 16-64 tahun yang memiliki konsol game dan 9,5 persen memiliki perangkat smart home.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya