Titel tahun 2024 sebagai “tahun agenda politik” agaknya sulit disangkal. Tak cuma Indonesia, di tahun ini setidaknya ada 64 negara yang sudah, sedang, dan akan menyelenggarakan pemilu nasional, baik pemilihan legislatif atau pun pemilihan presiden, seperti dilansir dari Time.
Di Tanah Air, pemungutan suara telah dilangsungkan pada Rabu, 14 Februari, untuk menentukan presiden-wakil presiden, hingga anggota legislatif di tingkat nasional maupun daerah.
Proses rekapitulasi suara berlangsung selama 35 hari dan akan diumumkan hasilnya pada 20 Maret mendatang.
Sementara itu, ada juga beberapa negara lain yang sudah merampungkan seluruh agenda pemilunya di awal tahun ini, seperti Bangladesh, Taiwan, dan Finlandia.
Bangladesh menggelar pemilu legislatif pada 7 Januari lalu. Pemilu ini sempat jadi bahan sorotan publik internasional karena adanya isu represi yang masif dari rezim berkuasa terhadap oposisi.
Puncak kontroversi terjadi ketika partai oposisi utama, Partai Nasionalis Bangladesh menyatakan menarik diri atau memboikot pemilu.
Hasilnya, Partai Liga Awami di bawah pimpinan Perdana Menteri (PM) petahana, Sheikh Hasina kembali menang untuk yang ke-4 kalinya secara berturut-turut.
Partai ini memperoleh 224 dari total 300 kursi di parlemen, yang sekaligus kembali mengukuhkan Hasina sebagai Perdana Menteri Bangladesh untuk periode berikutnya.
Di Taiwan, pemilihan presiden dan anggota legislatif digelar secara serentak pada 13 Januari. Pada pos pemilihan presiden, Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratis terpilih menjadi Presiden Taiwan berikutnya menggantikan Tsai Ing-wen, presiden petahana 2 periode dari partai yang sama.
Sementara pada pos pemilihan legislatif, Partai Kuomintang berhasil menang dengan mengamankan 52 dari 113 kursi di parlemen, unggul tipis dari Partai Progresif Demokratis yang memperoleh 51 kursi.
Bergeser ke Eropa, Alexander Stubb, mantan PM Finlandia 2014-2015 terpilih sebagai Presiden Finlandia ke-13 usai memenangi pemilu yang digelar 2 putaran pada 28 Januari dan 11 Februari.
Pada putaran kedua, Stubb, yang diusung Partai Koalisi Nasional mengungguli rivalnya Pekka Haavisto, mantan politisi Partai Hijau yang pada pilpres ini datang sebagai calon independen.
Bagi Haavisto, ini menjadi kekalahan ke-3 nya secara beturut-turut setelah memperoleh hasil yang sama di Pilpres 2012 dan 2018 ketika dirinya diusung Partai Hijau.
Selain Bangladesh, Taiwan, dan Finlandia, ada juga Bhutan, Komoro, Tuvalu, Azerbaijan, dan El Salvador yang telah merampungkan agenda pemilunya di awal tahun ini.
Sementara itu di Pakistan, pemilihan legislatif yang telah digelar pada 8 Februari lalu mesti diulang di beberapa daerah pemilihan karena sejumlah alasan mulai dari ketidaksiapan logistik hingga masalah keamanan.
Terdekat, Kamboja dan Belarusia juga akan menyelenggarakan pemilihan legislatif mereka secara bersamaan pada 25 Februari.
Besarnya euforia politik di tahun ini semakin sulit dielakkan, mengingat pemilu juga akan digelar di India dan Amerika Serikat, 2 dari 3 negara dengan populasi terbesar di dunia saat ini.
Ditambah, dengan adanya agenda politik elektoral lintas negara, yakni pemilihan anggota parlemen Uni Eropa yang akan diselenggarakan di 27 negara anggota pada 6-9 Juni mendatang.
Penulis: Raka B. Lubis
Editor: Iip M Aditiya