89% Anak Muda Indonesia Optimis Mendapatkan Pekerjaan

Survei Indeks Optimisme 2023 mengungkapkan hanya 2% anak muda Indonesia yang merasa sangat tidak yakin akan mendapat pekerjaan yang diinginkan

89% Anak Muda Indonesia Optimis Mendapatkan Pekerjaan Ilustrasi Orang Bekerja | pressfoto/Freepik

Mendapat pekerjaan sesuai keinginan adalah salah satu impian setiap anak muda di seluruh dunia, tak terkecuali di dunia. Bukan hanya bisa memuaskan kebutuhan secara jasmani, namun pekerjaan yang baik juga harus bisa memenuhi kebutuhan secara mental, membuat pekerja bisa terus betah bekerja dan meningkatkan produktivitas. Meski sering menjadi masalah, nyatanya 89% anak muda Indonesia optimis bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan.

89% anak muda Indonesia optimis mendapat pekerjaan sesuai keinginan
89% anak muda Indonesia optimis mendapat pekerjaan sesuai keinginan

GNFI bekerja sama dengan Populix baru-baru ini meluncurkan Survei Indeks Optimisme untuk tahun 2023. Survei ini merupakan program tahunan GNFI yang bertujuan untuk mengukur besarnya optimisme anak muda Indonesia terhadap beberapa dimensi. Adapun penilaian dilakukan dari skala 1-10, dengan nilai 1 berarti sangat tidak yakin (sangat pesimis) dan nilai 10 berarti sangat yakin (sangat optimis). Salah satu dimensi yang diukur adalah optimisme terhadap dimensi ekonomi dan kesehatan.Terdapat 4 faktor yang dibahas pada dimensi ini, yakni sebagai berikut.

  • Terserap di dunia kerja (Seberapa yakin Anda untuk terserap di dunia kerja di wilayah Anda saat ini di masa depan?)
  • Berwiraswasta (Seberapa yakin Anda untuk menciptakan usaha di wilayah Anda saat ini di masa depan?)
  • Mendapat pekerjaan yang diinginkan (Seberapa yakin Anda mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan di masa depan?)
  • Akses layanan kesehatan (Seberapa yakin Anda untuk mendapatkan akses layanan kesehatan di masa depan?)

Menariknya, 89% responden mengungkapkan bahwa mereka optimis akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Hanya 2% responden yang menyatakan ketidakyakinannya untuk bisa mendapat pekerjaan yang diinginkan. Sementara itu, 87% responden juga merasa optimis akan terserap di dunia kerja dan 85% responden optimis akan bisa menciptakan usaha sendiri. Sementara itu di bidang kesehatan, 94% responden optimis akan mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai di Indonesia.

Lantas, bagaimana potret realitanya di tanah air?

Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa pada bulan Februari 2023, jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai 7,99 juta orang. Nilai ini sebenarnya menurun dibandingkan tahun lalu, turun sekitar 410 ribu jiwa. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia di Februari 2023 mencapai 5,45%, turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 5,86%.

TPT sendiri merupakan proporsi jumlah pengangguran terhadap total angkatan kerja pada tahun tersebut (jumlah penduduk berisua di atas 15 tahun yang bekerja, memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, atau pengangguran).

Meski angka tersebut membaik, menurut Trading Economy, Indonesia duduk di urutan kedua negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia Tenggara, hanya berbeda tipis dari Brunei Darussalam yang duduk di urutan pertama. Ketidakseimbangan antara lapangan kerja yang tersedia dengan pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor utama bertumbuhnya pengangguran di tanah air. Beberapa anak muda bahkan mulai melakukan demo ke depan gedung pemerintah, menuntut ditambahnya lapangan pekerjaan.

Untuk bisa menjawab optimisme anak muda yang sangat tinggi dalam mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan, pemerintah perlu mulai berbenah. Presiden Joko Widodo berhasil menekan angka pengangguran di Indonesia. Kini, bukan hanya pemerintah yang harus bekerja, anak muda juga harus mau berusaha mencari pekerjaan, bukan hanya berteriak-teriak minta kerja tanpa adanya usaha yang konkrit. Optimisme mendapat pekerjaan yang tergambarkan melalui survei ini hendaknya tercerminkan juga dalam perbuatannya.

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Cara Berpikir Cepat ala Peserta Clash of Champions: Batasi Penggunaan Gadget

Viral acara Clash of Champions (COC) dari Ruangguru, netizen bertanya-tanya terkait cara belajar. Apakah ada hubungannya dengan pembatasan gadget?

Besar Kandungan Gula dalam Minuman Kemasan, Hati-hati Diabetes

1 minuman soda setara dengan batas konsumsi gula per harinya. Masyarakat harus mulai sadar terkait konsumsi gula pada setiap minuman siap saji.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook