Masyarakat yang tinggal di sebagian wilayah Pulau Sumatera terpaksa harus menjalani aktivitas sehari-hari dengan cara yang sedikit berbeda dengan biasanya. Pasalnya, sempat terjadi pemadaman listrik serentak (mati lampu total) atau blackout yang dimulai pada pukul 11.00 WIB di hari Selasa (04/06).
Saat pulau Sumatera diliputi pemadaman listrik, media sosial menjadi panggung bagi beragam reaksi kreatif dan emosional dari para pengguna.
Mulai dari ekspresi kekesalan yang jelas, hingga momen-momen lucu yang disampaikan melalui berbagai unggahan.Namun, di tengah itu, ada pula yang merasa momen ini menjadi kesempatan langka untuk mempererat ikatan keluarga mereka.
Fenomena ini menjadi topik pembicaraan hangat di media sosial, bahkan sempat menjadi trending topic di Twitter hingga saat ini (06/06), menunjukkan betapa besar dampak dan perhatian yang diberikan masyarakat terhadap kejadian tersebut.
Beberapa wilayah yang terdampak meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau yang dilansir dari Tirto (05/06). Dikutip dari Kompas (06/06), diketahui bahwa penyebab dari pemadaman listrik ini berasal dari gangguan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) kini tengah berupaya untuk mengatasi gangguan pada sejumlah transmisi di Pulau Sumatera.Menyikapi fenomena ini, Dosen Teknik Elektro, Syamsyarief Baqaruzi, berikan tanggapannya melalui laman resmi Institut Teknologi Sumatera (ITERA).
Menurutnya, untuk mengatasi dan mencegah kejadian serupa, diperlukan tindakan yang lebih proaktif dalam meningkatkan sistem kelistrikan. Ini mencakup perbaikan dan pemeliharaan rutin, percepatan program transmisi, pengembangan fasilitas penyimpanan energi, dan modernisasi perangkat kelistrikan.
Tidak hanya di sebagian Pulau Sumatera, PT PLN melalui akun Instagram-nya @pln123_official mengungkapkan bahwa pemadaman ini juga terjadi di beberapa wilayah lain. Wilayah tersebut meliputi Kalimantan, Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, Bali, hingga Sulawesi.
Di tengah gelombang pemadaman ini, distribusi listrik yang dialirkan ke Pulau Sumatera sebenarnya memiliki porsi terbesar setelah Pulau Jawa, dengan jumlah mencapai 46.492,61 gigawatt per hour (GWh).
Jumlah distribusi listrik ke Pulau Sumatera alami lonjakan sebesar 3.125,99 GWh, dari 43.366,62 GWh pada tahun 2021 menjadi 46.492,61 GWh pada tahun 2022.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Sumatera Utara merupakan provinsi penerima listrik terbanyak di Pulau Sumatera, dengan jumlah sebesar 12.059,81 GWh. Di sisi lain, Provinsi Bengkulu menjadi yang terendah dengan hanya menerima 1.087,22 GWh.
Sementara itu, seluruh distribusi listrik di Indonesia juga alami peningkatan sebesar 16.127,22 GWh, dari 257.634,26 GWh pada tahun 2021 menjadi 273.761,48 GWh pada tahun 2022.
Papua, yang dikenal sebagai pulau dengan wilayah terluas, memperoleh posisi kedua terendah setelah Pulau Maluku. Kenaikan distribusi listrik yang terjadi di Papua pun hanya sebesar 81,13 GWh, dari 1.820,85 GWh di tahun 2021 menjadi 1.901,98 GWh.
Angka kenaikan ini terhitung sangat rendah ketimbang pulau-pulau besar lainnya, seperti Jawa (9.863,24 GWh), Sulawesi (1.481,21 GWh, bahkan Kalimantan (637,79 GWh).
Di sisi lain, sebagai bagian dari pulau dengan penerima listrik terbesar, Provinsi Jawa Barat menduduki posisi paling tinggi dengan total distribusi listrik mencapai 56.226,11 GWh.
Ketimpangan distribusi listrik yang terjadi di berbagai wilayah ini seharusnya menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Upaya lebih serius dalam meratakan akses listrik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
Penulis: Intan Shabira
Editor: Editor