Sejumlah Pabrik Manufaktur Tutup di Paruh I 2025, 12 Ribu Pekerja Ter-PHK

Selain Sritex, sejumlah perusahaan ini juga terpaksa tutup. Ribuan tenaga kerja terancam PHK.

Sejumlah Pabrik Manufaktur Tutup di Paruh I 2025, 12 Ribu Pekerja Ter-PHK Industri manufaktur | Freepik

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau dikenal dengan PT Sritex, resmi menutup aktivitas operasionalnya pada 1 Maret 2025 lalu. Raksasa tekstil itu dinyatakan pailit, mengharuskan hampir 11 ribu karyawannya terkena PHK. Selain PT Sritex, sejumlah perusahaan manufaktur juga dikabarkan akan menutup pabrik.

Salah satunya adalah PT Yamaha Music Product Asia, yang memiliki dua pabrik yang terletak di Pulogadung dan Bekasi. Keduanya dikabarkan akan berhenti beroperasi dan lebih dari 1.000 pekerjanya terancam PHK pada Maret mendatang. Kabarnya, kegiatan operasional pabrik tersebut akan dikembalikan ke China dan Jepang.

Pabrik pembuat bulu mata palsu, PT Danbi International, juga telah berhenti beroperasi 19 Februari lalu. Perusahaan tersebut sedang menghadapi proses pailit.

Kemudian, PT Sanken Indonesia, perusahaan asal Jepang yang memproduksi komponen listrik ini juga dikabarkan tutup pada Juni nanti. Perusahaan ini disinyalir sudah merugi sejak 2019.

Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), tidak adanya pemutakhiran desain dan teknologi dari perusahaan induk serta ketidakmampuan perusahaan untuk bersaing jadi alasan sejumlah pabrik ini tutup.

Selain dari Sritex, ribuan pekerja terancam PHK | GoodStats
Selain dari Sritex, ribuan pekerja terancam PHK | GoodStats

PT Bitratex Semarang, PT Primayudha Boyolali, dan PT Sinar Pantja Jaya Semarang merupakan anak perusahaan PT Sritex Sukoharjo. Menanggapi banyaknya PHK di perusahaan tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan akan memastikan para korban PHK PT Sritex akan mendapatkan pesangon dan pekerjaan baru.

Selain pesangon, para korban PHK akan mendapatkan haknya berupa jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) dan jaminan hari tua (JHT).

Industri Manufaktur Cukup Banyak Tampung Tenaga Kerja

Industri manufaktur kembali memberi kabar buruk dengan tutupnya sejumlah perusahaan pada paruh pertama 2025. Padahal, sektor ini termasuk cukup banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia. Pada 2023, 19,29% tenaga kerja Indonesia terserap oleh industri manufaktur nonmigas.

Daya serap tenaga kerja sektor ini telah melebihi kondisi sebelum pandemi Covid-19 | GoodStats
Daya serap tenaga kerja sektor ini telah melebihi kondisi sebelum pandemi Covid-19 | GoodStats

Sementara itu, menurut Kemenperin, hingga Juni 2024 kabarnya ada 18,82 juta tenaga kerja Indonesia yang bekerja pada sektor ini.

Industri Manufaktur Baru Catatkan Optimisme Januari Lalu

Sebelum diserbu dengan tutupnya beberapa pabrik manufaktur, Indonesia baru mencatatkan skor positif untuk Purchasing Manager’s Index (PMI) pada Januari 2025. Skornya mencapai 51,9, naik 0,7 poin dari Desember 2024.

PMI memberi gambaran situasi bisnis perusahaan, berupa tingkat produksi, pesanan, pengiriman, persediaan, hingga tenaga kerja. 

Sayangnya, pada Juli 2024 skornya berada di bawah 50, tepatnya 49,3. Baru pada Desember 2024 skornya kembali menyentuh angka 50.

Skor PMI Indonesia dalam beberapa waktu | GoodStats
Skor PMI Indonesia dalam beberapa waktu | GoodStats

Kemenperin menyatakan bahwa salah satu faktor lemahnya PMI Indonesia adalah sedikitnya regulasi yang mendukung industri dalam negeri. Regulasi saat ini justru mempersempit ruang gerak industri, kebijakan relaksasi impor merupakan satu dari sekian regulasi yang dapat berpengaruh pada permintaan domestik dan penjualan perusahaan.

Instrumen trade measures Indonesia dalam rangka menahan laju impor hanya mencapai 207 jenis instrumen. Sementara itu, negara lain bahkan ada yang memiliki ribuan trade measures. Di wilayah ASEAN, Thailand memiliki 661 trade measures dan Filipina memiliki 562 trade measures. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, penurunan performa industri manufaktur juga disebabkan ketidakpastian ekonomi global. Permintaan domestik sudah terlihat lemah bahkan sejak 2023.

Economics Director S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, mengungkapkan bahwa tingkat permintaan menjadi kunci dari performa industri manufaktur ke depannya. 

Baca Juga: Daftar Ekonomi Manufaktur Terbesar Dunia, Cek Posisi Indonesia!

Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor

Konten Terkait

Ribuan Karyawan Sritex Alami PHK Massal, Ini Sebab Bangkut dan Besarnya Kerugian PT Sritex

PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) harus menanggung beban kerugian besar yang mengakibatkan PHK ribuan karyawan dan penutupan total operasional pada 1 Maret 2025.

Indonesia Produksi 1,19 Juta Unit Mobil Sepanjang 2024

Produksi mobil Indonesia mencapai 1,19 juta unit pada 2024, Toyota jadi merek dengan produksi terbesar, mencapai 516,99 ribu unit.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook