Banyak negara maju di dunia yang mengedepankan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) sebagai prioritas pembangunannya.
Hal ini dikarenakan jika negara tersebut hanya mengandalkan SDA (Sumber Daya Alam), maka kemajuan negara tersebut diyakini tidak akan bertahan lama. SDA merupakan hal yang dapat habis dan tidak long lasting, sehingga memerlukan sumber daya yang lain.
Kondisi tersebut membuat negara di dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas SDM negaranya dengan berbagai program pendidikan dan pelatihan. Kondisi ini juga terjadi di Indonesia, sebagai negara yang memiliki mimpi untuk menjadi negara yang maju.
Berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM, untuk mempersiapkan seluruh manusia Indonesia.
"Karenanya sistem pendidikan yang sedang kita bangun adalah sistem pendidikan yang menghasilkan SDM yang merupakan pelajar sepanjang hayat, yang memiliki kompetensi global, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Ini yang kami sebut dengan Pelajar Pancasila." kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim yang dimuat di CNBC Indonesia.
SDM Indonesia masih belum terlalu unggul di Asia
Sebuah data dari Institute for Management Development (IMD) bertajuk The 2023 IMD World Talent Ranking membahas mengenai skor daya saing sumber daya manusia di negara seluruh dunia.
Setelah dilakukan penyortiran pada negara yang berada di Benua Asia saja, terlihat bahwa Indonesia berada di posisi nomor 9 dalam hal kualitas SDMnya.
Indonesia tercatat memiliki skor sebanyak 51,13 poin, satu posisi dibawah negara Asia Tenggara lainnya yaitu Thailand. Thailand memiliki skor SDM sebanyak 54,31.
Indonesia sendiri berada di peringkat ke-47 dunia, mengalami kenaikan sebanyak 4 peringkat dibanding tahun sebelumnya. Indonesia paling unggul di subskor appeal dengan skor 54,26, yang menilai sejauh mana suatu negara memanfaatkan sumber daya manusia dari luar negeri.
Dari subskor readiness atau ketersediaan keterampilan dan kompetensi dalam sumber daya manusia, Indonesia memiliki skor 42,3.
Sementara itu, dari subskor investment and development, skor sebesar 34,2 disematkan ke Indonesia. Subskor tadi membahas investasi dan pengembangan talenta dalam negeri.
Dari tiga subskor, ketiganya mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.
Negara di Asia Tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia terlihat melejit di papan atas. Singapura berada di peringkat pertama dengan skor sebanyak 79,96 poin, sementara Malaysia berada di posisi keempat dengan skor sebanyak 62,03 poin.
Naikkan kualitas SDM, anggaran pendidikan terus digenjot
UU APBN dan Nota Keuangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI menyatakan bahwa alokasi anggaran tahun 2024 akan diutamakan untuk sektor pendidikan. Hal ini terlihat dari anggaran pendidikan di tahun 2024 yang dialokasikan sebesar Rp665 triliun, naik dibanding tahun 2023 yang sebesar Rp552,1 triliun.
"Belanja pemerintah pusat akan diarahkan untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia yang akan memakan cukup besar alokasi anggaran APBN," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani yang dimuat di Katadata.
Jika ditarik ke belakang hingga tahun 2019, sebenarnya angka anggaran pendidikan tidak pernah mengalami penurunan. Meskipun dilanda pandemi Covid-19, pemerintah tetap selalu menaikkan anggaran pendidikannya walau kenaikannya tergolong tipis.
Sementara itu, dari sisi pendidikan agama, Kementerian Agama akan menggunakan alokasi anggaran pendidikan tahun 2024 untuk kemajuan kualitas pendidikan Islam di tanah air.
"(Fokusnya) Dua-duanya (madrasah dan pondok pesantren), tapi lebih ke pendidikan Islam," kata Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki melansir Medcom.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya