Ungkapan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparenkraf) Sandiaga Uno tengah hangat jadi perbincangan di media sosial. Sandiaga dalam acara Sunday Funday di Bandung menyebut, ingin mengajak publik untuk lebih menggemari drama Sunda dan dangdut koplo, serta mengurangi konsumsi drama korea juga K-Pop.
Sandiaga menyakini Indonesia bisa menyalip posisi tersebut jika warga Indonesia khususnya anak-anak muda mengurangi menonton K-Pop hingga drakor. Karena saat ini ekonomi kreatif Indonesia sudah berada pada peringkat tiga besar dunia di bawah Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Ekonomi kreatif kita sekarang masuk 3 besar dunia setelah Amerika dengan Hollywood, Korea dengar K-Pop dan Drakor (drama korea), Indonesia sudah di posisi tiga," sebut Sandiaga, pada Minggu (28/8).
Tidak dapat dipungkiri, produk budaya Korea Selatan seperti musik dan juga drama korea atau akrab disebut drakor semakin digandrungi di Indonesia.
Survei Jakpat menyebut, rata-rata penggemar drama korea di Indonesia dapat menonton sebanyak 4 kali dalam seminggu, dengan rata-rata durasi selama 2 jam 45 menit dalam sekali duduk.
Jumlah ini semakin meyakinkan bahwa drama korea cukup populer di Indonesia. Lalu apa alasan mereka gemar menonton drama korea?
Sebanyak 76 persen masyarakat Indonesia senang menonton drakor berdasarkan genrenya. Lalu terdapat 73 persen responden memilih menonton drakor karena tertarik akan tema atau topik cerita yang diangkat. Kemudian, 59 persen responden menonton drakor berdasarkan plot dan sinopsis cerita.
Selain itu alasan lain masyarakat Indonesia memilih untuk menonton drakor karena sedang populer, pemilihan aktor dan aktrisnya, cuplikan film, hingga latar waktu.
Jika dilihat berdasarkan pemilihan platform layanan streaming yang digunakan, aplikasi Viu menjadi platform yang paling banyak dipilih hingga 57 persen responden. Mengalahkan aplikasi Neflix yang berada di peringkat dua favorit dengan jumlah persentase 54 persen responden.
Survei Jakpat melibatkan 2.474 responden dari seluruh Indonesia lalu disaring menjadi 1.025 responden yang menonton drama Korea dalam 6 bulan terakhir. Survei ini dilakukan pada 24 Juni-4 Juli 2022 dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 3 persen.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya