Perekonomian suatu wilayah acapkali bisa dilihat dari seberapa besar pengeluaran rata--rata yang dilakukan oleh masyarakat di tempat tersebut. Semakin tinggi pengeluarannya, maka biasanya pendapatannya pun tinggi, dan perekonomian di tempat tersebut dianggap lebih baik.
Sama seperti wilayah lainnya, Indonesia juga tampak semakin memperbaiki keadaan perekonomiannya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan minimum, meningkatkan jumlah pusat perekonomian, serta membuat regulasi yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat untuk memutar uang yang beredar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan rilis data mengenai pengeluaran per kapita tahunan berbagai provinsi di tanah air. Dalam rilis tersebut, lima besar peringkat teratas tak hanya dari provinsi di Pulau Jawa saja.
Ada Kepulauan Riau Hingga Bangka Belitung
Dalam data tersebut, DKI Jakarta menjadi peringkat pertama pengeluaran per kapita tahunan. Provinsi ini tercatat memiliki pengeluaran tahunan menembus angka Rp 19.373.000. Angka ini terpaut cukup jauh dibanding provinsi yang berada di peringkat kedua.
Pada posisi kedua, terdapat Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki pengeluaran per kapita tahunan di angka Rp. 14.998.000. Posisi ini cukup mengejutkan karena provinsi ini terletak cukup jauh dari pusat perekonomian tanah air yang terpusat di area Pulau Jawa.
Namun, hal ini cukup dapat dimaklumi karena Provinsi Kepulauan Riau memiliki lokasi yang strategis dekat salah satu negara maju yaitu Singapura.
Selanjutnya, terdapat Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi yang terkenal sebagai area pelajar dan mahasiswa ini tercatat memiliki pengeluaran per kapita tahunan di angka Rp. 14.924.000. Menjadi catatan tersendiri karena meskipun DI Yogyakarta berada di posisi ketiga, upah minimum area ini dinilai oleh masyarakat cukup kecil dibanding area lainnya di Pulau Jawa.
Setelah DI Yogyakarta, terdapat Provinsi Bali. Provinsi yang terkenal akan pariwisatanya ini tercatat memiliki pengeluaran tahunan di Rp. 14.382.000. Provinsi ini telah menjadi destinasi wisata mancanegara.
Provinsi selanjutnya seperti Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur, serta Kalimantan Selatan masing-masing memiliki pengeluaran per kapita tahunan di angka Rp. 13.589.000, Rp. 13.202.000, dan juga Rp. 12.953.000.
Banten dan Jawa Timur mengisi posisi kedelapan dan kesembilan dengan angka Rp. 12.601.000 dan Rp. 12.421.000. Angka rerata Indonesia sendiri berada di kisaran Rp. 11.899.000.
Pendapat Ekonom Terhadap Naiknya Pengeluaran Per Kapita
Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menyatakan bahwa angka pengeluaran perkapita masyarakat Indonesia tahunan ini masih belum merata. Ia menyarankan beberapa kebijakan lebih lanjut akan penyamarataan angka ini agar memperbaiki perekonomian Indonesia yang lebih merata.
"Pemerintah masih perlu mempertahankan stimulus fiskal, baik berupa insentif pajak (khususnya bagi pekerja yang berusaha sendiri yang sebagian besar UMKM), maupun berupa subsidi dan bantuan kepada pekerja bebas dan termasuk pekerja yang berusaha sendiri," kata Sunarsip dalam sebuah pemberitaan yang dimuat Kontan.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa kenaikan angka ini dipicu oleh perilaku masyarakat yang mulai tidak menahan uang untuk berbelanja, sehingga ekonomi kembali berputar.
“Kalau dilihat sebagian retail dan aktivitas yang terkait belanja rekreasi kan naik tinggi dibanding tahun lalu,” kata Bhima dalam pemberitaan di media Kontan.
“Idealnya pengeluaran riil diatas pertumbuhan ekonomi apalagi dominasi konsumsi rumah tangga cukup berpengaruh terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB),” tambahnya.
Hal ini menjadi catatan baru buat perekonomian tanah air, agar lebih baik ke depannya.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor