Persentase tenaga profesional perempuan di Indonesia pada tahun 2023 ini mengalami kenaikan sebesar 0,88 poin persentase secara yoy (year-on-year) ketimbang tahun 2022 lalu. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menyebutkan tahun ini proporsi tenaga profesional perempuan Indonesia telah mencapai 49,53%, nyaris separuh dari keseluruhan tenaga profesional di Indonesia.
Menilik provinsinya, Sumatera Barat menjadi provinsi dengan proporsi tenaga profesional wanita terbesar di Indonesia, besarnya mencapai 61,04%. Nilai tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2022 yang sebesar 60,1%. Kabupaten Pesisir Selatan menjadi kabupaten dengan proporsi tertinggi di Sumatera Barat, besarnya mencapai 70,15%.
Menyusul Sumatera Barat, Gorontalo memegang urutan kedua dengan proporsi tenaga profesional wanita sebesar 58,23%, cenderung turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 59,25%. Di posisi ketiga adalah Kep. Bangka Belitung dengan proporsi sebesar 57,64%, naik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 51,75%.
IDG Indonesia Terus Naik dari Tahun 2018
Lebih lanjut, BPS turut mengungkapkan bahwa proporsi tenaga kerja profesional wanita ini turut menjadi salah satu variabel pembentuk Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). IDG merupakan indikator untuk mengukur terealisasinya keadilan dan kesetaraan gender yang dinilai berdasarkan peranan aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik.
IDG diukur berdasarkan 3 dimensi, yakni keterwakilan dalam parlemen, pengambilan keputusan, dan distribusi pendapatan.Dimensi keterwakilan dalam parlemen diukur dari proporsi keterwakilan perempuan dan laki-laki di lembaga legislatif. Untuk dimensi pengambilan keputusan diukur dari proporsi tenaga kerja profesional wanita. Sedangkan dimensi distribusi diukur dari upah buruh perempuan dan laki-laki di sektor non-pertanian.
Adapun skor IDG berada di rentang 1-100, dengan keterangan sebagai berikut.
- Skor di bawah 50 termasuk kategori rendah.
- Skor antara 50 sampai 60 termasuk kategori sedang.
- Skor antara 60 sampai 80 termasuk kategori tinggi.
- Skor di atas 80 termasuk kategori sangat tinggi.
Pada tahun 2023 ini, IDG Indonesia berada di angka 76,9 poin, yang termasuk ke dalam kategori tinggi.
Sejak tahun 2018, IDG Indonesia konsisten mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) juga terus mengalami penurunan sejak tahun 2018 hingga berada di angka 0,459 di tahun 2022. IKG sendiri merupakan indikator yang menunjukkan tingkat kesetaraan gender. Semakin rendah nilainya, semakin signifikan perbaikan dalam kesetaraan gender.
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS 2015) menyebutkan bahwa mulai tahun 2032, jumlah penduduk perempuan diprediksi akan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki di Indonesia dan terus meningkat hingga tahun 2062. Kini, perempuan bukan lagi dianggap sebagai nomor dua, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam pekerjaan. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, wanita kini mampu mengembangkan potensinya lebih baik lagi.
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Iip M Aditiya