Ini Alasannya Dibalik Meningkatnya Popularitas Plant Based Diet

Plant based diet jadi semakin populer di era digital ini. Alasan utama orang mulai mengadopsi plant based diet adalah karena ingin meningkatkan kesehatan tubuh.

Ini Alasannya Dibalik Meningkatnya Popularitas Plant Based Diet Plant Based Diet | dbreen/Pixabay

Pola konsumsi pangan masyarakat sudah mengalami banyak perubahan di era digital ini. Kemajuan teknologi dan informasi menawarkan pilihan yang lebih praktis dan cepat, yang tentu menggiurkan bagi banyak kalangan masyarakat. 

Pandemi yang lalu juga banyak mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Adanya tantangan untuk mengurangi kontak dengan manusia lain menyebabkan munculnya pola makan yang instan. 

Nilai kepraktisan ini mendukung gaya hidup modern yang serba cepat, sehingga masyarakat banyak mengonsumsi makanan cepat saji yang kurang sehat dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular. 

Walaupun demikian, kemajuan teknologi dan informasi tidak melulu memberikan dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang membuka pikiran dan justru mulai mengadopsi pola makan yang sehat. 

Salah satu pilihan pola makan yang lebih sehat adalah makan makanan yang berbasis nabati dan tidak cepat saji. 

Popularitas Vegan dan Vegetarian 

Popularitas pola konsumsi pangan sehat semakin meningkat, jadi tidak heran apabila masyarakat banyak mengurangi makanan berbasis hewan dan memilih menjadi vegan atau vegetarian. 

Presiden dari World Vegan Organisation (WVO) & Vegan Society of Indonesia (VSI) Susianto, membetulkan bahwa popularitas vegan semakin meningkat tiap tahunnya. Ia menerangkan, saat ini vegetarian dan vegan di seluruh dunia sudah mencapai sekitar 700 juta orang.

“Di Indonesia mungkin belum sampai 10%. Mungkin masih di batas lima% karena kita jumlah penduduknya banyak,” ujarnya (3/11/2021), mengutip Kompas.

Menurutnya, jumlah vegan yang semakin banyak bisa dilihat dengan menjamurnya tempat makan vegan di Indonesia. 

Perbedaan Plant Based Diet, Vegan, dan Vegetarian

Meskipun dengan kemajuan teknologi dan edukasi melalui media sosial, tidak jarang banyak masyarakat yang masih bingung dengan perbedaan istilah vegan, vegetarian, dan plant based diet. 

Plant based diet adalah pola makan yang berfokus dengan menggunakan makanan dari sumber nabati, yaitu sayuran, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Orang yang mengadopsi plant based diet dapat tetap memakan daging-dagingan dalam jumlah sedikit. 

Sementara itu, istilah vegan digunakan untuk orang-orang yang tidak mengonsumsi daging-dagingan dan bahan berbasis hewan lainnya (termasuk susu dan telur), sedangkan vegetarian adalah orang yang tidak mengonsumsi daging-dagingan, tetapi masih bisa mengonsumsi telur, susu, dan ikan (tergantung jenis kelompok vegetariannya).

Tipe Masyarakat Berdasarkan Pola Konsumsi Makanannya

Data survei yang dilakukan Jakpat pada tahun 2023 mengenai Exploring The Vegetarian Trends In Indonesia membahas dengan detail terkait tren vegetarian. Survei yang diisi oleh 1.614 responden menunjukkan bahwa sebagian besar masih mengonsumsi berbagai jenis makanan (87%), ada yang mulai mengurangi konsumsi makanan berbasis hewan (11%), dan pula yang vegetarian (2%).

2% dari responden sudah menjadi vegetarian | Goodstats
2% dari responden sudah menjadi vegetarian | Goodstats

Di antara para responden tersebut, perbandingan jenis kelamin untuk setiap kelompoknya cukup merata, kecuali pada kelompok vegetarian. Kelompok vegetarian lebih banyak ditemukan di kalangan pria (69%) daripada wanita (31%).

69% dari vegetarian adalah pria | Goodstats
69% dari vegetarian adalah pria | Goodstats

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Banyte, et al. 2022 menunjukkan bahwa pria yang pola makannya berbasis nabati biasanya didorong oleh kesadaran untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mengurangi penyakit kronis.

Alasan Utama Mengurangi Makanan Berbasis Hewan 

Banyak masyarakat yang memilih untuk mengurangi makanan yang berbasis hewan bahkan hingga menjadi vegan atau vegetarian. Survei Jakpat terhadap responden yang mengurangi konsumsi makanan berbasis hewan dan memilih menjadi vegetarian berhasil mengerucutkan tiga alasan utama dibalik tindakannya tersebut, yaitu untuk mengurangi risiko penyakit (55%), meningkatkan metabolisme tubuh (37%), dan menurunkan berat badan (37%).

Alasan tertinggi mengurangi konsumsi daging adalah untuk kesehatan | Goodstats
Alasan tertinggi mengurangi konsumsi daging adalah untuk kesehatan | Goodstats

Mengurangi Risiko Penyakit

Sebanyak 55% responden tertarik untuk mengurangi makanan yang berbasis hewan karena ingin meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko penyakit yang berbahaya. Konsumsi daging menjadi pilihan protein utama dalam kehidupan masyarakat, tetapi konsumsi daging yang sudah diolah berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, kanker, dan demensia (Giromini dan Givens 2022)

Daging yang mengandung lemak tinggi akan menyebabkan asupan kalori yang berlebih dan mengakibatkan peningkatan berat badan tubuh. Dosen Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Lailatul Muniroh SKM MKes, menuturkan dampak seseorang yang mengonsumsi daging berlebihan. 

“Kelebihan konsumsi daging yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit metabolik, seperti diabetes tipe dua dan resistensi insulin,” ujarnya, mengutip UNAIR NEWS.

Selain itu, daging yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol akan meningkatkan risiko penyakit jantung karena kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah yang meningkat. 

“Mengonsumsi terlalu banyak daging dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan, seperti sembelit dan peningkatan risiko kanker usus,” tambahnya. 

Meskipun begitu, kekurangan konsumsi daging juga bisa meningkatkan risiko anemia karena daging adalah sumber zat heme yang mampu mencegah anemia defisiensi besi. Ini menunjukkan bahwa konsumsi daging harus diperhatikan agar tidak kekurangan maupun kelebihan. 

Meningkatkan Metabolisme Tubuh

Mengonsumsi makanan yang berbasis nabati atau plant based diet yang rendah lemak dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga mengurangi lemak dan menurunkan berat badan tubuh. 

Sebuah penelitian dilakukan selama 16 minggu untuk melihat perbedaan status kesehatan kelompok orang yang mengadopsi pola makan vegan dengan kelompok yang memakan semua jenis makanan dan tidak membatasinya. 

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kelompok orang dengan plant based diet mengalami peningkatan sebanyak 18,7% kalori yang dibakar dan rata-rata berat badan turun sekitar 14 pounds atau setara 6 kg, mengutip Medical News Today. 

Kelompok vegan juga mengalami penurunan resistensi insulin dan pengurangan lemak tubuh yang berperan dalam menurunkan risiko penyakit berbahaya, seperti kardiovaskuler. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi pola makan nabati dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi risiko penyakit. 

Menurunkan Berat Badan Tubuh

Alasan utama lainnya dalam mengadopsi plant based diet dan mengurangi konsumsi daging-dagingan adalah untuk menurunkan berat badan tubuh.

Alasan ini cukup berhubungan dengan dua alasan sebelumnya. Daging-dagingan memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber nabati. Kandungan lemak inilah yang dapat mempengaruhi berat badan tubuh. 

Dengan mengonsumsi pola makan plant based, berat badan tubuh dapat lebih terkontrol. Pilihan sumber pangan nabati yang banyak bisa diolah menjadi menu makanan yang lebih menarik dari daging. 

“Anda bisa makan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, lemak sehat seperti olive oil dan kanola. Lainnya, masih ada susu nabati, seperti susu kedelai, susu almond, dan susu oat,” ungkap dr. Devia Irine, mengutip KlikDokter. 

Masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan, sehingga mulai mengadopsi pola makan nabati yang bermanfaat untuk kesehatan. Beberapa alasan utama orang vegan dan vegetarian berkaitan dengan kemauan untuk hidup yang lebih sehat. 

Penulis: Ni Komang Yuli Trihandani
Editor: Editor

Konten Terkait

Bangga Buatan Indonesia: Media Sosial Dorong Anak Muda Pilih Produk Lokal

Sebanyak 69,3% anak muda Indonesia mengaku mengikuti influencer yang sering mempromosikan produk lokal di media sosial.

Transportasi Online Sebagai Teman Setia Anak Muda di Era Modern

Survei terbaru menunjukkan bahwa 53,73% anak muda menggunakan transportasi online 1-2 kali seminggu, 79,6% responden juga lebih memilih menggunakan motor.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook