Dalam beberapa tahun terakhir, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital Indonesia. Kebutuhan akan internet menjadi kebutuhan primer, baik di kota-kota besar maupun pelosok desa, guna mendukung produktivitas dan meningkatkan perekonomian, mulai dari komunikasi harian, pembelajaran daring, layanan publik, hingga perdagangan digital.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), jumlah pengguna internet Indonesia telah mencapai 221 juta jiwa, setara 79,5% dari total populasi. Indonesia pun menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia.
Bahkan kini, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa ada 39,71% anak usia dini yang telah memakai telepon seluler dan 35,57% yang sudah mengakses internet.
Dengan semakin berkembangan zaman, tuntutan teknologi mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk mulai terhubung secara online. Survei KedaiKOPI bertajuk Survei Penggunaan Internet di Indonesia 2025 memberi gambaran menyeluruh terkait pola akses internet masyarakat Indonesia, yang penting terutama bagi para penyedia layanan digital.
“Temuan ini penting sebagai masukan bagi para penyedia layanan digital dan operator seluler untuk meningkatkan layanan mereka sekaligus menjaga loyalitas pelanggan,” terang peneliti KedaiKOPI, Taufan Anindita Pradana, pada peluncuran hasil survei, Senin (26/5/2025).
Adapun survei ini melibatkan 1.545 responden yang didominasi oleh Milenial pada 14-16 Mei 2025, menggunakan metode computer assisted self-interview (CASI).
Akses Internet di Indonesia: WiFi Vs Paket Data
Salah satu temuan menarik dari survei KedaiKOPI ini adalah bahwa kebutuhan komunikasi (paket data, pulsa, dan wifi) menduduki posisi pertama dengan pengeluaran tertinggi, mengalahkan kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, listrik dan air, hingga pendidikan. Hal ini mencerminkan bagaimana internet telah terintegrasi sepenuhnya dalam kehidupan manusia, di mana kini semuanya bisa dilakukan secara daring, mulai dari bekerja hingga beristirahat.
Untuk sumber akses internet, responden terbelah antara paket data maupun wifi.
Hasil survei KedaiKOPI menunjukkan bahwa 90% responden memilih menggunakan mobile atau paket data (GSM) yang bisa digunakan di smartphone masing-masing. Sementara itu, 61,7% responden memilih menggunakan wifi di rumah.
Wifi di rumah kebanyakan dimanfaatkan untuk mencari informasi dan berita (86,3%), update dan sharing di media sosial (86%), menonton film atau drama (72,7%), hingga untuk bekerja (71,4%).
Preferensi atas paket data ketimbang wifi di rumah mencerminkan pola aktivitas masyarakat Indonesia dengan mobilitas tinggi, mendorong kebutuhan akan akses internet yang praktis dan dapat diakses di mana saja. Menariknya, kebanyakan responden lebih memilih menggunakan paket data dibandingkan wifi di tempat kerja maupun tempat umum, menggambarkan tingginya perhatian pengguna internet terhadap keamanan data dan privasi.
Provider yang Banyak Digunakan
Dari 90% responden yang memilih menggunakan provider/operator untuk smartphone, sebanyak 52,3% mengaku menggunakan Telkomsel, termasuk Simpati, By U, hingga Halo. Telkomsel menguasai lebih dari separuh pangsa pasar untuk provider di Indonesia, menunjukkan dominasi yang kuat di kalangan masyarakat. Jangkauan jaringannya yang luas, sinyal yang stabil, hingga ragam produk yang ditawarkan jadi segelintir alasan banyak responden memilih menggunakan Telkomsel.
Sementara itu, Indosat Ooredoo menduduki posisi kedua dengan 37,2% pengguna, disusul Tri dengan 24,6%, XL Axiata dengan 23,1%, AXIS sebesar 16,4%, dan Smartfren dengan 9%.
Survei ini juga menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap provider, dengan 65,8% responden telah menggunakan provider yang sama selama lebih dari empat tahun, bahkan 26,6% di antaranya sudah setia selama satu dekade.
“Hal ini menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap provider yang menawarkan kualitas layanan konsisten,” ujar Taufan.
Baca Juga: Tingkat Penetrasi Internet di Indonesia Konsisten Meningkat
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor