Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatra Utara semakin mendekati puncaknya. Debat pertama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur telah dilaksanakan pada 30 Oktober 2024 di Hotel Mercure, Medan.
Dalam acara ini, dua pasangan calon, yakni M. Bobby Afif Nasution-Surya dan Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, saling lempar argumen mengenai isu-isu utama pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat di Sumatra Utara. Kedua paslon saling memaparkan pandangan tentang isu-isu krusial Sumut.
Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah masalah pembelian lahan Medan Club ketika Edy menjabat sebagai gubernur. Bobby mempertanyakan keputusan Edy membeli lahan Medan Club senilai Rp400 miliar, sementara banyak warga yang belum bisa mendapatkan layanan kesehatan gratis.
Menurut Bobby, prioritas pemerintah seharusnya meningkatkan akses kesehatan daripada menghabiskan anggaran hanya untuk memperluas kantor gubernur.
“Kenapa lebih milih beli itu daripada menggratiskan kesehatan masyarakat?” tanya Bobby dalam sesi tanya jawab tersebut.
Pertanyaan itu disambut Edy dengan argumen bahwa permasalahan kesehatan di Sumatra Utara tidak ada kaitannya dengan Medan Club. Menurutnya, yang harus didiskusikan adalah cara untuk meningkatkan infrastruktur yang masih lemah.
"Jangan disinggung dengan Medan Club. Medan Club itu bonusnya Sumatra Utara," kata Edy di detik-detik terakhir gilirannya menjawab.
Bobby vs Edy, Siapa yang Paling Disukai?
Sebelum nama-nama calon diumumkan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum, Lembaga Survei Indonesia (LSI) telah melakukan survei elektabilitas pada Juli 2024. Hasil survei menunjukkan, Bobby Nasution menjadi nama terkuat kandidat calon gubernur yang paling diinginkan.
Dalam pertanyaan terbuka, sebanyak 34,2% dari 800 responden ingin memilih Bobby sebagai gubernur Sumatra Utara. Sedangkan Edy Rahmayadi berada di posisi kedua dengan 15,1% dukungan.
Nama Bobby kembali unggul dalam simulasi dua kandidat, di mana responden diminta memilih antara Bobby dan Edy untuk dijadikan gubernur selanjutnya. Hampir 50% memilih Bobby.
Responden juga diminta untuk memilih masalah yang paling mendesak yang diharapkan dapat diatasi oleh pemimpin mendatang. Berdasarkan hasil survei, isu ekonomi dan infrastruktur muncul sebagai perhatian utama.
Kenaikan harga kebutuhan pokok menduduki peringkat teratas, disusul dengan masalah jalan rusak. Selain itu, tantangan dalam mencari lapangan kerja juga menjadi sorotan, bersama dengan masalah penyalahgunaan narkoba dan penanggulangan banjir yang kerap terjadi di beberapa wilayah.
Pandangan terhadap Kinerja Edy Rahmayadi Selama Menjabat
Survei LSI juga meminta pendapat terkait kinerja Edy Rahmayadi selama menjabat sebagai Gubernur periode 2018-2023. Mayoritas mengaku merasa puas.
Lebih dari 48% responden menyatakan cukup puas dengan kepemimpinan Edy, didukung 9,1% lainnya yang merasa sangat puas. Hanya 26,2% responden merasa kurang puas, ditambah 4% yang menyatakan tidak puas sama sekali.
Menariknya, ketika pertanyaan dilanjutkan mengenai keinginan untuk masa jabatan Edy selanjutnya, hampir setengah dari responden menyatakan tidak ingin Edy menjabat kembali sebagai Gubernur Sumatra Utara. Hanya 35% yang menginginkan Edy melanjutkan kepemimpinannya, sisa 16,6% lainnya tidak memberikan jawaban atau menyatakan tidak tahu.
Baca Juga: Elektabilitas Terbaru Pilkada Jakarta: RK-Suswono Masih Unggul