Generasi muda menjadi kelompok yang cukup dominan di Pilkada Jakarta 2024. Selain besar dari segi jumlah, aktifnya kelompok muda di media sosial menjadikan mereka agen untuk menggemakan gagasan para calon gubernur-wakil gubernur. Di tengah ketatnya persaingan, suara anak muda menjadi penentu.
Pilihan politik lintas generasi menunjukkan preferensi yang berbeda, di mana generasi Z cenderung memilih pasangan Ridwan Kamil-Suswono, sedangkan generasi yang lebih tua seperti Baby Boomers lebih condong pada pasangan Pramono-Rano.
Litbang Kompas mengadakan survei melalui interview tatap muka pada 20-25 Oktober 2024. Sebanyak 800 responden terpilih secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jakarta, dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error ± 3,46%.
Preferensi Generasi dalam Memilih Pasangan Pilkada Jakarta 2024
Berdasarkan hasil survei tersebut, setiap kelompok usia menunjukkan kecenderungan yang berbeda dalam memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Adapun responden dibagi ke dalam lima kelompok, yakni gen Z (<28 tahun), gen milenial (28-35 tahun), gen Y madya (36-43 tahun), gen X (44-57 tahun), dan baby boomers (58-76 tahun).
Survei menunjukkan adanya perbedaan preferensi politik yang signifikan di antara berbagai generasi dalam Pilkada Jakarta 2024. Generasi Z, cenderung mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono dengan dukungan sebesar 40,6%, sementara pasangan Pramono-Rano mendapatkan 31,3% suara dari kelompok ini.
Namun, preferensi politik bergeser pada generasi baby boomer, di mana pasangan Pramono-Rano mendapatkan dukungan tertinggi dengan 36,5%, sementara Ridwan-Suwono hanya memperoleh 25,7%. Angka tertinggi pada pemilih yang belum memutuskan berada pada kalangan ini.
Perbedaan preferensi ini menunjukkan bagaimana setiap generasi memiliki prioritas dan nilai yang berbeda dalam memilih pemimpin politik.
Generasi muda cenderung memilih pemimpin dengan visi yang inovatif dan progresif, sementara pada generasi yang lebih tua mengutamakan pengalaman dan stabilitas dalam kepemimpinan.
Sosialisasi Konvensional vs Modern Paslon Pilkada Jakarta 2024
Meski media digital mengalami perkembangan pesat, adanya sentuhan personal melalui pertemuan langsung masih dinilai relevan dalam meningkatkan pengenalan serta keterikatan dengan pemilih.
Dalam Pilkada Jakarta 2024, hasil dari Survei Indikator menyatakan bahwa strategi sosialisasi yang digunakan oleh setiap pasangan saling berbeda satu sama lain, mencakup pendekatan konvensional dan modern.
Pramono-Rano unggul dalam berbagai metode sosialisasi konvensional, seperti pertemuan tatap muka (13,4%), pemasangan spanduk dan baliho (75,3%), simpatisan (14,4%), serta kegiatan sosial (12,2%).
Pasangan ini berhasil menarik perhatian pemilih melalui interaksi langsung dan penggunaan materi kampanye fisik, yang dinilai lebih efektif di kalangan generasi yang lebih tua dan pemilih yang lebih mengutamakan interaksi secara personal.
Di sisi lain, Ridwan-Suswono menunjukkan keunggulan dalam kampanye modern, dengan penggunaan signifikan 28,0% terhadap portal berita online serta platform media sosial, seperti Instagram (21,6%), Tiktok (22,9%), dan podcast (8,1%). Metode kampanye seperti ini dapat menarik pemilih muda dan kelompok yang lebih aktif di media digital.
Secara keseluruhan, setiap pasangan memiliki pendekatan sosialisasi yang berbeda. Pramono-Rano mengandalkan strategi tatap muka personal dan tradisional, sementara Ridwan-Suswono memanfaatkan kekuatan digitalisasi.
Di tengah ketatnya persaingan, setiap calon semakin terdesak untuk meyakinkan kelompok pemilih yang masih ragu. Dengan persentase yang cukup signifikan, individu yang belum memutuskan pilihan dapat menjadi faktor penentu dalam menentukan pemimpin yang terpilih, demi terciptanya Jakarta yang lebih baik lagi.
Baca Juga: Maraknya ‘Serangan Fajar’ di Masa Tenang Pilkada 2024, Bawaslu Gencarkan Patroli
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor