Sekolah Menengah Kejuran (SMK) dan sederajat merupakan ejawantah nyata dari pendidikan vokasi di Indonesia. Di SMK, anak dapat mengenyam pendidikan berbasis praktik dan kerja lapangan. Tak heran jika siswa dan siswi SMK lebih banyak praktik di lapangan dibandingkan mendengarkan teori di kelas.
Lahirnya pendidikan vokasi melalui SMK merupakan usaha untuk menjawab kebutuhan pekerja terampil di dunia industri. Kurikulum dalam sekolah ini pun dirancang untuk memahami keterampilan teknis, membentuk etos kerja yang ulet, dan memahami proses kerja industri.
Indonesia sendiri memahami bahwa pendidikan vokasi merupakan pilihan alternatif yang cukup menjanjikan. Hal tersebut tercermin dari tingginya antusiasme masyarakat golongan muda dan remaja mengikuti pendidikan vokasi, khususnya di tingkat menengah ke atas. Data dari Kemendikdasmen RI menunjukkan jumlah siswa SMK, MAK atau yang sejenisnya mencapai 5,1 juta jiwa pada 2023.
Jawa Barat menjadi rumah terbesar bagi siswa SMK. Jumlah murid SMK di provinsi ini mencapai 1,1 juta jiwa, disusul Jawa Tengah dengan 804 ribu siswa dan Jawa Timur dengan 774 ribu jiwa. Hal tersebut merupakan potret bahwa pendidikan vokasi masih terpusat di pulau Jawa.
Posisi keempat diisi oleh provinsi dari luar pulau Jawa yaitu Sumatra Utara dengan 304 ribu ribu jiwa. Di urutan selanjutnya ada Banten dan DKI Jakarta dengan masing masing 251 ribu dan 196 ribu siswa. Terakhir, provinsi dari luar Jawa turut menyumbang jumlah siswa terbanyak, yaitu Lampung (150 ribu), Sumatra Selatan (125 ribu), Sulawesi Selatan (120 ribu), dan Riau (105 ribu).
Menyikapi hal tersebut, pemerintah berupaya untuk mendukung keberdayaan sekolah menengah vokasi di Indonesia. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi meluncurkan Program Pengembangan SMK Tahun 2025.
Salah satu yang disorot adalah Program SMK Pusat Keunggulan yang terbagi dalam dua skema, yaitu Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam dengan target 1.100 SMK dan Skema Reguler untuk 78 SMK. Selain itu, terdapat pula Program Teaching Factory yang bertujuan mendekatkan pembelajaran dengan praktik industri, terdiri dari Skema Kolaborasi yang menyasar 75 SMK dan Skema Reguler untuk 375 SMK.
Pemerintah juga mengeluarkan Program Projek Kreatif dan Kewirausahaan yang akan dilaksanakan dengan target 250 SMK. Di sisi lain, guna memperluas peluang kerja lulusan SMK di tingkat global, pemerintah menargetkan 750 siswa dalam Program Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri. Program lain yang tak kalah penting adalah Sertifikasi Bahasa Asing yang ditujukan bagi 30.000 siswa SMK, serta Program Sertifikasi Kompetensi untuk 67.533 siswa sebagai upaya peningkatan daya saing lulusan di dunia kerja.
Baca Juga: Perbandingan Jumlah SMA dan SMK di Indonesia, Mana yang Lebih Banyak?
Sumber:
https://data.kemendikdasmen.go.id/dataset/p/peserta-didik-2/jumlah-peserta-didik-smk-2024-smk-mak-sederajat
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor