Pengelolaan Sampah Padat Indonesia Jadi yang Terburuk Se-ASEAN 2024

Indonesia menempati peringkat terakhir di kawasan ASEAN perihal pengelolaan sampah padat pada 2024 dengan skor 26,7.

Pengelolaan Sampah Padat Indonesia Jadi yang Terburuk Se-ASEAN 2024 Ilustrasi Tempat Sampah | Pexels/Cole May
Ukuran Fon:

Sampah menjadi salah satu faktor utama penyebab masalah lingkungan. Tempat pembuangan sampah yang terbuka dan tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan polusi udara serta menyebarkan penyakit berbahaya seperti diare, malaria, dan kolera.

Salah satu jenis sampah yang sering dipermasalahkan adalah sampah padat, termasuk sampah rumah tangga, yang tidak hanya dalam bentuk anorganik, tapi juga organik. Sampah atau limbah padat di perkotaan biasanya mencakup sampah tidak berbahaya dari rumah tangga, sekolah, rumah sakit, tempat pemerintahan, usaha berskala kecil, dan limbah besar seperti furnitur yang sudah lama tidak terpakai, limbah dari taman serta kebun.

Penanggulangan sampah padat tidak cukup hanya dengan pengelolaan limbah, tetapi juga harus dibarengi dengan pengurangan konsumsi untuk meminimalisir produksi sampah harian.

Dikutip dari laporan EPI tahun 2024, sampah plastik menjadi penyumbang terbesar sampah padat di dunia, proporsinya mencapai 12%. Limbah plastik ini jika tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan mengakibatkan kerusakan ekosistem.

Peringkat Pengelolaan Sampah Padat di ASEAN

Peringkat Pengelolaan Sampah Padat se-ASEAN 2024 | GoodStats

Tercantum dalam laporan Environmental Performance Index (EPI) tahun 2024, Singapura menduduki posisi pertama sebagai negara terbaik pengelola sampah padat se-ASEAN dengan skor 75,5.

Vietnam menyusul di posisi kedua dengan skor 46,1. Selanjutnya, Laos menutup peringkat tiga besar di ASEAN dengan skor 42,6.

Terdapat tiga indikator yang digunakan dalam menilai kinerja pengelolaan sampah padat di negara-negara dunia. Pertama, indikator peningkatan sampah per kapita yang diukur dalam hitungan ton per tahunnya untuk melihat berapa banyak sampah yang dihasilkan oleh setiap individu dan upaya pengurangan atau pengurusan sampah padat.

Kedua, indikator sampah padat terkendali di perkotaan yang dikumpulkan dan diolah dengan proses daur ulang, pembuatan kompos, pembakaran, atau dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Indikator kedua ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dan keamanan pengendalian sampah padat yang dilakukan suatu negara.

Indikator terakhir adalah penilaian terhadap pengelolaan sampah yang mampu menghasilkan energi sebagai wujud keberlanjutan.

Sinergitas dari masyarakat dan pemerintah dengan tujuan untuk mengurangi produksi sampah padat sangat dibutuhkan. Pentingnya kesadaran dari masing-masing individu, edukasi atau sosialisasi dari pemerintah, dan dukungan terhadap fasilitas pembuangan sampah yang memadai menjadi salah satu bentuk untuk mengatasi produksi sampah padat yang terus meningkat.

Baca Juga: Sampah Rumah Tangga Dominasi Komposisi Sampah Nasional 2024

Sumber:

https://epi.yale.edu/measure/2024/WMG

Penulis: Nabilla Nurtsaniya
Editor: Editor

Konten Terkait

Ragam Bentuk Kekerasan yang Dilakukan Polisi, Penembakan Terbanyak

Daftar kasus kekerasan polisi masih sering terdengar. Setahun terakhir KontraS mencatat 602 peristiwa kekerasan oleh polisi, 411 di antaranya berupa penembakan.

Lee Min Ho Masih di Hati, Ini 5 Aktor Drama Korea Favorit Publik RI 2025

Lee Min Ho meraih 15% suara dan jadi aktor drama Korea terfavorit publik RI 2025 versi survei Jakpat. Siapa saja yang menyusulnya?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook