Pemerintah resmi menetapkan hari raya Iduladha 1445 Hijriah jatuh pada Senin (17/6/2024) mendatang. Menyambut hal tersebut, masyarakat Indonesia berbondong-bondong menyiapkan diri untuk keperluan hari raya tersebut. Tak terkecuali terkait pembelian hewan kurban.
Menghimpun data dari survei yang diusung Jajak Pendapat (JakPat) melalui laporan Eid Al-adha Preparation and Celebration, setelah salat Iduladha dan kumpul keluarga, sebanyak 34% responden memilih merayakan Iduladha dengan melakukan kurban. Survei yang melibatkan 1.253 responden Muslim tersebut mengungkapkan bahwa mayoritas umat Muslim memilih membeli hewan kurban dari peternakan langsung. Tidak hanya itu, pembelian offline masih menjadi favorit ketimbang pembelian online.
Di era serba modern, transaksi jual beli bisa dilakukan secara online. Meski begitu, menariknya, mayoritas masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan pembayaran cash ketika membeli hewan kurban.
Sebanyak 82% responden memilih membayar hewan kurban menggunakan uang cash secara langsung. Menariknya, Gen Z mendominasi dengan total 85%, sedangkan Gen X dan Millenial masing-masing di angka 81%.
Sementara itu, pembayaran digital juga masih banyak digunakan di tanah air. Tercatat 29% responden memilih metode pembayaran melalui transfer bank, 10% melalui mobile/internet banking, dan 4% menggunakan digital/e-wallet.
Menariknya, proporsi Gen Z memang lebih menonjol pada metode pembayaran digital ketimbang kelompok generasi lain. “Gen Z lebih menonjol di pembayaran digital, seperti internet banking dan digital wallets,” tulis JakPat dalam laporannya.
Adapun data tersebut diperoleh dari 567 responden yang sebelumnya pernah melakukan kurban.
Banyak Hewan Kurban Tidak Layak?
Sementara itu, hingga saat ini pemerintah masih gencar memeriksa kualitas dari hewan kurban di berbagai daerah di Indonesia. Hasilnya, ratusan hewan kurban di Bandung, Jawa Barat, dikabarkan tidak layak kurban, mayoritas karena sakit dan tidak cukup usia.
“Dari data yang kami miliki, jumlah hewan kurban yang sakit sekitar 150 ekor dan 400 ekor lainnya belum cukup usia. Untuk hewan yang sakit, kami minta kepada pedagang untuk dipisahkan,” ungkap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Wilsandi, mengutip Media Indonesia.
Tidak hanya di Bandung, petugas juga menemukan lebih dari 100 hewan ternak yang tidak layak kurban di Makassar, Sulawesi Selatan. “Hewan kurban yang tidak layak sebanyak 192 ekor terdiri atas 173 ekor sapi dan 19 ekor kambing," ungkap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2 Makassar Mirdayanti, mengutip Antara,
Dengan maraknya kasus hewan kurban tidak layak, masyarakat dihimbau untuk terus berhati-hati dalam membeli hewan kurban.
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor