Nilai Konservasi Laut Indonesia, Siapa yang Paling Unggul?

Kelestarian dan pesona pariwisata alam Indonesia perlu berjalan beriringan untuk keberlanjutan.

Nilai Konservasi Laut Indonesia, Siapa yang Paling Unggul? Potret Raja Ampat. Sumber: Getty Images by Ridwan Prasetyo

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia menyoroti intensitas aktivitas pariwisata di Kawasan Konservasi Nasional. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan agar membantu mempertahankan atau meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan sumber daya ekosistem di kawasan tersebut.

Pada awal April lalu, KKP RI merilis aturan sistem kuota wisatawan di Kawasan Konservasi Nasional. Aturan ini akan diterapkan salah satunya untuk aktivitas snorkeling dan selam di Kawasan Konservasi Pulau Gili Matra, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Tujuan dari pengaturan sistem kuota ini dimaksudkan untuk menekan tingginya aktivitas pemanfaatan, agar tidak memberikan dampak buruk kepada ekosistem pesisir,” tutur Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi.

Berdasarkan KKP RI, pada 2022 kawasan konservasi di Indonesia telah mencapai 28,62 juta hektar. Sementara itu, Pemerintah Indonesia memberikan target berupa 10% wilayah perairannya atau setara dengan 32,5 juta hektar, menjadi kawasan konservasi. Kawasan konservasi terdiri dari kategori taman, suaka, dan kawasan konservasi maritim.

Kawasan Konservasi Maritim memiliki luas kawasan yang paling sedikit dibandingkan kawasan lainnya.
Kawasan Konservasi Maritim memiliki luas kawasan yang paling sedikit dibandingkan kawasan lainnya.

Dilihat dari jumlahnya, kawasan konservasi paling banyak terdapat di Kalimantan Timur, yaitu 29 kawasan konservasi ditetapkan dan 5 kawasan konservasi cadangan. Setelahnya, Maluku menyusul dengan 9 kawasan konservasi ditetapkan dan 16 kawasan konservasi cadangan.

Jawa Timur memiliki kawasan konservasi paling banyak di Pulau Jawa, yaitu dengan 21 kawasan konservasi ditetapkan dan 1 kawasan konservasi cadangan. Disusul Jawa Tengah dengan 16 kawasan konservasi ditetapkan serta 5 kawasan konservasi cadangan.

Setelah ditetapkan, kawasan konservasi ini juga dikelola dan dikembangkan secara optimal. Pengelolaan ini akan dinilai melalui Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi atau EVIKA. Hal ini didasarkan pada Keputusan Dirjen Pengelolaan Ruang Laut No 28 tahun 2020.

EVIKA memiliki tiga kategori status pengelolaan, yaitu berkelanjutan, optimal, dan minimum. Data KKP RI pada 2023 menunjukkan peningkatan jumlah tiap kategori dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam kurun waktu satu tahun, peningkatan secara kompak terlihat pada setiap status pengelolaan.
Dalam kurun waktu satu tahun, peningkatan secara kompak terlihat pada setiap status pengelolaan.

Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat yang terletak di Papua Barat, mendapat nilai tertinggi, yaitu 91,53% dengan status berkelanjutan. Kawasan ini mendapat status berkelanjutan pada 2022 dan terus mengalami peningkatan nilai.

Kawasan konservasi lain yang juga mendapat predikat berkelanjutan adalah Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Pantai Penyu Pangumbahan serta perairan di sekitarnya. Kawasan ini terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dengan nilai 88,78%.

Di Nusa Tenggara Barat, Kawasan Konservasi Pulau Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan juga mendapat predikat berkelanjutan dengan nilai 88,71%. 

Kawasan konservasi lain dengan predikat berkelanjutan diperoleh Kawasan Konservasi Perairan Selat Pantar dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut Sawu di Nusa Tenggara Timur, Kawasan Konservasi Kepulauan Kapoposang di Sulawesi Selatan, serta Kawasan Konservasi Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat.

Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Dukungan Presiden di Battle Ground Pilkada Jawa Tengah

Bagaimana elektabilitas kedua paslon di Jawa Tengah hingga membutuhkan dorongan besar Presiden RI?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook