Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatatkan tiga gempa lebih dari 5 SR terjadi di Tuban, Jawa Timur, 22 Maret kemarin. Ketiganya bersumber dari kedalaman 10 km dan terjadi di wilayah 130-132 km Timur Laut Tuban.
Gempa pertama terjadi pada 11:22:45 WIB dengan kekuatan 6 SR. Selanjutnya, gempa terjadi pukul 12:31:12 WIB dengan kekuatan menurun, yakni 5,3 SR. Pukul 15:52:58 WIB gempa dengan kekuatan 6,5 SR terjadi.
Dilansir dari detik.com, BPBD Jawa Timur menyatakan terdapat dua korban luka ringan akibat tertimpa reruntuhan gempa Tuban. Kerusakan juga terjadi pada 20 bangunan. Kerusakan bangunan diantaranya dialami oleh rumah warga, masjid, pondok pesantren, sekolah, dan rumah sakit.
Sekolah yang mengalami kerusakan diantaranya SMAN 1 Sangkapura dan SD Muhammadiyah 1 di Gresik. RSUD M. Soewandhie dan RS Unair di Surabaya juga terdampak gempa.
Pada awal 2024 lalu, Statista merilis daftar negara yang paling sering mengalami gempa sejak 1990 hingga 2024, termasuk ada Indonesia di dalamnya. Jepang juga sempat mengalami gempa berkekuatan 7,5 SR di awal tahun ini. Akibatnya, puluhan korban jiwa berjatuhan.
Pada 2023 lalu, terjadi gempa berkekuatan 7-7,9 SR sebanyak 19 kali, salah satu diantaranya terjadi di Turkiye dan Suriah. Gempa berkekuatan 6-6,9 SR terjadi sebanyak 129 kali dan tak tercatat adanya gempa yang melebihi 8 SR di tahun tersebut.
Korban jiwa gempa di Turkiye dan Suriah diperkirakan mencapai 60.000 orang. Reruntuhan bangunan juga banyak terjadi, bahkan ada yang menyebabkan kerusakan pipa gas hingga menimbulkan kebakaran.
The Conversation menyatakan, Turkiye rawan mengalami gempa karena berada di persimpangan antara tiga lempeng tektonik pembentuk kerak bumi, yaitu lempeng Arab, lempeng Anatolia, dan lempeng Afrika.
Posisi China yang berada di lokasi pertemuan lempeng tektonik Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik menyebabkannya menjadi wilayah rawan gempa. Selain itu, banyaknya sesar aktif di China juga membuka peluang terjadinya gempa.
Sementara itu, Indonesia juga menjadi daerah rawan gempa karena dilalui jalur pertemuan antara tiga lempeng tektonik yang sama dengan China. BMKG mencatat, lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke Utara menyusup ke lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik relatif bergerak ke Barat.
Pertemuan antara lempeng-lempeng ini terjadi di laut, sehingga gempa dengan kedalaman dangkal dan berkekuatan besar cenderung mengakibatkan tsunami. Hal inilah yang membuat Indonesia juga rawan diterjang tsunami.
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Iip M Aditiya