Moda Transportasi Ini Sumbang Emisi Karbon Tertinggi!

Bukan dari penerbangan, moda transportasi ini hasilkan emisi karbon tertinggi!

Moda Transportasi Ini Sumbang Emisi Karbon Tertinggi! Ilustrasi Pesawat Terbang | Daniel Garrido/Getty Images

Secara alami, karbon mengalir dari daratan, lautan, dan makhluk hidup. Bersamaan dengan itu, sejumlah tumbuhan dan fitoplankton menyerap karbon melalui proses fotosintesis. Bumi menyimpan dan mendaur ulang karbon. Menurut  Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), bumi menyerap sekitar 190,2 miliar ton karbon per tahun dari atmosfer.

Sisa karbon yang tidak terserap akan tetap berada di udara. Akan tetapi, jumlah karbon sisa yang berlebih dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Aktivitas manusia modern banyak berkontribusi terhadap peningkatan emisi karbon ini.

Secara langsung maupun tidak langsung, transportasi berperan besar meningkatkan emisi karbon global. CSIRO mencatat, 90% emisi karbon di dunia berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, salah satunya untuk kebutuhan transportasi.

Kapal pesiar 5 malam menjadi moda transportasi yang menghasilkan emisi karbon paling banyak. Jika dihitung per penumpang per kilometer, kapal pesiar dapat menghasilkan 250 gram karbon, sedikit lebih tinggi dari penerbangan.

Tak hanya berperan sebagai moda transportasi, kapal pesiar juga memiliki hotel sebagai tempat tinggal dan rekreasi di dalamnya. Oleh karena itu, emisi karbon dari moda transportasi ini juga memperhitungkan aktivitas perhotelan di dalamnya, terlepas dari yang dihasilkannya sebagai moda transportasi.

Kereta cepat Eurostar menuju Paris menghasilkan lebih sedikit emisi karbon daripada moda transportasi lainnya I GoodStats
Kereta cepat Eurostar menuju Paris menghasilkan lebih sedikit emisi karbon daripada moda transportasi lainnya I GoodStats

Penerbangan jarak dekat, menengah, hingga jauh tercatat menghasilkan emisi karbon yang cukup tinggi. Menariknya, kendaraan listrik ternyata memproduksi emisi karbon yang lebih tinggi dibandingkan kereta api.

Dorongan Penggunaan Energi Ramah Lingkungan

Menanggapi dampak negatif dari aktivitas transportasi, sejumlah negara mulai menerapkan regulasi yang mengatur emisi kendaraan. Dilansir dari Mongabay, Uni Eropa menjadi salah satu pelopor penerapan standar emisi kendaraan.

Uni Eropa memulainya dengan mengeluarkan Standar Euro 1 untuk kendaraan bermotor di awal tahun 1990. Regulasi ini bertujuan untuk memperkecil kadar bahan pencemar yang dihasilkan kendaraan bermotor. Secara bertahap, muncul Standar Euro 2 hingga 6 dari tahun 1995 hingga 2014 untuk menjawab kebutuhan baru yang muncul. Regulasi ini akhirnya turut menginspirasi negara-negara lainnya.

Pemerintah Indonesia dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (LHK) Nomor 141 Tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru, mengadopsi Standar Euro 2. Sebetulnya, saat itu lebih banyak penggunaan kendaraan pribadi atau umum yang menggunakan Standar Euro 1.

Secara bertahap, pemerintah Indonesia juga mengadopsi Standar Euro lainnya sesuai kondisi. Yang terbaru, penerapan Standar Euro 4 dimulai pada 2018 untuk mobil berbahan bakar bensin dan pada 2022 untuk mobil berbahan bakar diesel. 

Penerapan regulasi tersebut sempat mengalami penundaan pada 2021 salah satunya karena Pandemi Covid-19 yang membuat para ahli ditarik kembali ke negaranya serta penjualan mobil yang turun drastis. Upgrade standar ini juga harus melalui serangkaian proses teknis yang terhambat karena pandemi.

Penerapan Standar Euro 4 di Indonesia cukup terlambat jika dibandingkan negara lain. Misalnya, Thailand telah mengadopsinya sejak 2012 dan Filipina sejak 2016. Kini, kedua negara telah mempersiapkan penerapan Standar Euro 6.

Meskipun demikian, perbedaan penerapan tingkat standar emisi kendaraan di setiap negara dapat dipahami karena perbedaan komitmennya. Hal ini juga berkaitan dengan lini ekonomi politik yang membuat prosesnya tidak sederhana.

Baca Juga: Tren Kendaraan Listrik Guna Kurangi Emisi Karbon adalah Solusi Palsu?

Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor

Konten Terkait

Mengulik Preferensi Anak Muda dalam Memilih Platform Streaming Musik di Era Digital

Variasi platform streaming musik di era digital ini mendorong ragam prefrensi bagi anak muda yang tentunya dipengaruhi oleh beragam faktor.

Energi Terbarukan di Rumah Tangga: Realita dan Persepsi Masyarakat 2024

Penggunaan energi terbarukan dianggap sebagai solusi untuk mencegah kerusakan lingkungan. Lantas, bagaimana penggunaannya di rumah tangga Indonesia?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook