Menilik Kekayaan Bahari Indonesia

Melalui pariwisata bahari dan ikan tangkapan, laut menjadi kekuatan utama Indonesia. Bagaimana cara terbaik untuk menjaga kelestariannya?

Menilik Kekayaan Bahari Indonesia Potret ikan segar | akbarnemati/Pixabay
Ukuran Fon:

Laut merupakan sumber kekuatan terbesar yang dimiliki Indonesia. Di sana tersimpan kekayaan alam yang memiliki sumbangsih besar terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir dan perekonomian nasional. Potensi besar laut tidak bisa dipandang sebelah mata, mengingat Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 108.000 kilometer membentang dari Sabang hingga Merauke.

Untuk itu, tak heran jika Indonesia memiliki segudang objek wisata berupa pantai yang tersebar sepanjang pesisirnya. Wisata jenis tersebut mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir dengan menciptakan mata pencaharian bagi mereka. Sebut saja beberapa wisata yang muncul di daerah pesisir seperti penyewaan homestay, jasa menyewakan kapal untuk menyebrang pulau, usaha souvenir dari keong atau kerang, jasa snorkeling, dan masih banyak yang lainnya. Kemunculan ragam wisata tersebut menjadi ladang penghasilan bagi mereka yang tinggal di dekat garis pantai.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, luas perairan laut Indonesia mencapai 6,4 juta km2, menjadi habitat bagi sekitar 8.500 jenis ikan, 555 jenis rumput laut, serta 950 jenis terumbu karang. Luas terumbu karangnya mencapai kurang lebih 51.000 km2, menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemilik kawasan terumbu karang terbesar di dunia.

Memanfaatkan kekayaan alamnya ini, Indonesia pun gencar mengekspor ikan segarnya ke berbagai negara dunia, dengan volume ekspor yang cenderung stabil dari tahun ke tahun.

Ekspor hasil tangkapan ikan segar Indonesia cenderung stabil dalam 7 tahun terakhir | GoodStats

Selama periode 2018 hingga 2024, ekspor hasil tangkapan ikan segar dan dingin tercatat cukup stabil. Pada 2018, volume ekspor tercatat sebesar 54.961 ton, kemudian sedikit menurun menjadi 53.906 ton pada 2019. Tahun 2020 terjadi peningkatan signifikan hingga mencapai 57.694 ton, sebelum kembali turun pada 2021 menjadi 55.316 ton.

Tren penurunan berlanjut pada 2022 dengan 52.053 ton dan mencapai titik terendah pada 2023 sebesar 48.111 ton. Namun, pada 2024 volume ekspor kembali naik menjadi 53.251 ton, menandakan adanya pemulihan setelah penurunan dua tahun sebelumnya.

Bagaimana Cara Menjaga Ekosistem Laut?

Perlu diingat bahwa kekayaan alam yang melimpah tidak bisa dijadikan alasan untuk merusak ekosistem laut seenaknya. Eksploitasi berlebihan yang tidak menghitung dampak keberlanjutan menjadi jalan utama menuju kerusakan ekosistem laut.

The Nature Conservancy, sebuah organisasi nonprofit yang bergerak di bidang pelestarian alam, baik daratan maupun lautan, memberikan perhatian khusus terhadap perairan Indonesia. Setidaknya terdapat beberapa usaha untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut.

Pertama, dengan mengusung blue economy. Konsep ini menekankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk mendukung pangan, energi, dan lapangan kerja tanpa merusak ekosistem. Upaya ini dapat diwujudkan melalui pembangunan turbin angin lepas pantai sebagai sumber energi bersih, budidaya ikan dengan sistem ramah lingkungan, serta pengolahan hasil laut yang mampu mengurangi limbah. Dengan cara ini, pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring dengan terjaganya kesehatan laut.

Selain itu, pengelolaan perikanan berkelanjutan menjadi kunci agar stok ikan tidak habis akibat eksploitasi berlebihan. Penerapan kuota tangkap, pengawasan ketat terhadap praktik ilegal seperti penggunaan bom ikan, serta pembatasan alat tangkap merusak adalah langkah nyata yang dapat diambil. Upaya lainnya adalah pemantauan hasil tangkapan tuna agar tidak melebihi batas lestari sehingga nelayan tetap memperoleh penghidupan tanpa merusak populasi ikan.

Di sisi lain, ketahanan pesisir juga penting diperhatikan untuk melindungi wilayah pantai dari ancaman degradasi dan perubahan iklim. Strategi adaptasi dapat dilakukan dengan menanam mangrove untuk menahan abrasi, membangun tanggul alami, serta melibatkan masyarakat dalam pelatihan menghadapi banjir rob. Langkah-langkah ini tidak hanya menjaga ekosistem pesisir, tetapi juga mengurangi potensi kerugian ekonomi yang bisa mencapai ratusan miliar rupiah.

Terakhir, perlindungan laut dilakukan melalui pembentukan dan pengelolaan Kawasan Konservasi Laut (Marine Protected Areas). Misalnya, di Coral Triangle yang kaya akan terumbu karang dan menjadi tempat pemijahan tuna, diterapkan zona larang tangkap serta patroli laut untuk mencegah kerusakan ekosistem. Dengan perlindungan ini, terumbu karang tetap terjaga, keanekaragaman hayati terlindungi, dan keberlangsungan sumber daya laut dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Baca Juga: Nilai Ekspor Ikan Indonesia Tertinggi Ke-10 di Dunia pada 2024

Sumber: 

https://www.bps.go.id/id/statistics-table/1/MjAyNCMx/ekspor-ikan-segar-dingin-hasil-tangkap-menurut-negara-tujuan-utama--2012-2023.html

https://www.kkp.go.id/storage/Materi/bijak-mengelola-laut-untuk-ekonomi-biru67a1d1fb9efb3/materi-67a1d1fba2841.pdf

https://www.nature.org/en-us/about-us/where-we-work/asia-pacific/indonesia/stories-in-indonesia/indonesia-oceans-and-coasts/

https://sidako.kkp.go.id/sidako/data-kelautan

Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor

Konten Terkait

Head-to-Head Indonesia vs Lebanon, Rekor Inferior Garuda di Level Kelompok Umur

Timnas Indonesia akan bertemu Lebanon di ujicoba internasional buat pertama kalinya.

Klasemen Kualifikasi Piala Asia AFC U-23 2026, Menang 5-0 atas Makau, Indonesia Posisi Dua di Bawah Korsel

Indonesia U-23 meraih empat poin dalam dua pertandingan sedang Korsel mendapat enam poin.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook