Merayakan emansipasi wanita, perempuan Indonesia tentunya memiliki peranan penting dalam menggerakkan perekonomian nasional. Perempuan Indonesia notabene merupakan mayoritas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tanah air.
Eileen Kamtawijoyo selaku Chief Operating Officer (COO) Populix dalam siaran pers hasil survei bertajuk “Womenpreneurial Spirit in Indonesia” mengungkapkan bahwa di antara para perempuan yang disurvei, 79 persen di antaranya menyatakan pernah menjalankan usaha dengan menjual produk atau menawarkan jasa.
Adapun mayoritas responden perempuan dalam survei tersebut mengungkapkan akan terus menjalankan usahanya di masa depan. Hal ini membuktikan bahwa perempuan berkontribusi menggerakkan roda perekonomian Indonesia dari skala yang paling kecil.
Mayoritas berjualan produk makanan dan tawarkan jasa pengetikan
Berdasarkan data dari hasil survei Populix yang diselenggarakan pada 1 hingga 9 Maret 2022, jenis produk yang paling banyak dijual oleh para pengusaha perempuan ialah makanan. Adapun persentasenya sebesar 56 persen.
Disusul kategori pakaian di posisi ke-2 dengan persentase sebesar 41 persen dan diikuti kosmetik di posisi ke-3 dengan persentase sebesar 27 persen.
Hijab menempati posisi ke-4 produk yang paling banyak dijual oleh pengusaha perempuan dengan persentase sebesar 25 persen. Kemudian minuman berada di posisi ke-5 dengan raihan persentase sebesar 16 persen.
Sementara itu di sektor jasa, juru ketik meraih peringkat pertama dengan persentase sebesar 14 persen. Jasa joki menempati posisi ke-2 dengan persentase sebesar 9 persen dan endorsement berada di posisi ke-3 dengan persentase sebesar 6 persen. Sisanya para pengusaha perempuan menawarkan jasa antar jemput dan penerjemah.
Bila ditilik lebih jauh berdasarkan jenis wirausaha, sebagian besar responden yakni 53 persen menjual produk buatan orang lain. Kemudian diikuti oleh responden yang menjual produk buatan sendiri dengan persentase sebesar 33 persen dan menawarkan jasa sebesar 30 persen.
Selain itu, beberapa pengusaha wanita lainnya membuat produk untuk dijual oleh orang lain atau menjadi anggota dari multi-level marketing (MLM).
Ingin mendapatkan penghasilan tambahan
Mayoritas responden perempuan menyatakan bahwa alasan utama menjadi pengusaha ialah untuk menambah penghasilan pribadi. Adapun persentasenya mencapai 74 persen.
Berikutnya, sebesar 47 persen responden mengungkapkan alasan menjadi pengusaha ialah untuk mengisi waktu luang. Kemudian 35 persen di antaranya berupaya untuk membantu ekonomi keluarga.
Beberapa alasan lainnya di balik terjunnya perempuan ke ranah wirausaha di antaranya ialah untuk mencari kesenangan, memanfaatkan momentum, diajak oleh rekan, serta disarankan oleh orang lain.
Dalam memasarkan produk atau jasa, mayoritas pengusaha perempuan memanfaatkan platform pemasaran digital dan word-of-mouth. Tiga saluran utama yang dipilih oleh responden ialah melalui aplikasi pesan instan (WhatsApp, Line, dsb), media sosial (Facebook, Instagram, TikTok, dsb), serta menawarkan secara langsung kepada rekan atau kerabat. Masing-masing media memperoleh persentase yang sama yakni sebesar 68 persen.
Selain itu, upaya promosi melalui brosur dan stiker (10 persen) serta membuat situs sendiri (8 persen) juga menjadi pilihan bagi para pengusaha perempuan di tanah air.
Kemudian, mayoritas responden juga berencana untuk melanjutkan usaha yang telah dijalankan dalam beberapa bulan ke depan. Adapun persentasenya mencapai 65 persen, sementara 7 persen memilih tidak melanjutkan usaha, serta 28 persen menyatakan tidak tahu.
Sebagian perempuan manfaatkan momentum Ramadan untuk berjualan
Sebesar 43 persen responden perempuan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan saat bulan Ramadan untuk berjualan. Sementara itu, 29 persen responden menyatakan tidak ingin menjalankan usaha saat Ramadan, dan 28 persen responden masih ragu.
Bagi mereka yang ingin menjalankan usaha saat Ramadan, mayoritas berencana untuk menjual produk makanan dengan persentase sebesar 66 persen. Diikuti produk minuman di posisi ke-2 dengan persentase sebesar 37 persen dan pakaian di posisi ke-3 dengan persentase sebesar 35 persen.
Selain itu, beberapa produk lainnya yang ingin dijual oleh responden wanita saat Ramadan di antaranya ialah hijab, kosmetik, parfum, sepatu, sandal, mainan, properti, perlengkapan olahraga, otomotif, dan lainnya.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya