Buku merupakan jendela dunia yang digunakan untuk mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan. Melalui buku akan mendorong minat baca sebagai sumber motivasi dan ketertarikan yang kuat untuk melakukan sesuatu.
Tingkat minat baca ditentukan faktor internal yang mencakup persepsi juga motivasi terhadap aktivitas membaca dan faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan untuk memudahkan akses mendapatkan buku melalui keterediaan sarana prasarana distribusi buku bacaan yang merata.
Secara khusus di Indonesia sendiri berdasarkan riset yang tahun 2016 berjudul World’s Most Literate Nations Ranked dari Central Connecticut State University menyatakan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Tak hanya itu, hasil dari survei UNESCO tahun 2016 menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, dimana hanya 0,001 persen dengan gambaran hanya 1 dari 1000 orang yang rajin membaca.
Nyatanya, hasil dari survei maupun laporan tersebut tidak serta merta menjadi patokan persoalan minat baca tetapi dilihat juga masalah askses, sirkulasi informasi, dan tingkat pemahaman literasi. Adanya gerakan literasi di masyarakat seperti Kampung Buku Jogja, Patjar Merah dan gerakan sebagainya meningkatkan minat baca di Indonesia.
Menurut standar UNESCO satu orang harus membaca buku minimal 3 buku tiap tahunnya. Bila dilihat Asia Timur, Eropa, dan Amerika Serikat rata-rata sudah mampu 15-30 buku per tahunnya. Sementara di Indonesia jumlah ideal keberradaan buku di Indonesia 270 juta penduduk dikali 3 buku berarti butuh 810 juta eksemplar buku yang harus beredar tiap tahunnya. Namun, jumlah bacaan di Indonesia hanya 22.318.083 eksemplar.
Sementara durasi membaca rata-rata Indonesia sekitar 1 jam 36 menit per hari dan jumlah buku yang dibaca rata-rata dua buku per tiga bulan. Muhammad Syarif Bando selaku Kepala Perpustakaan Nasional mengungkapkan hasil minat baca Indonesia tahun 2020 masuk kategori sedang dengan poin 55,74. Dimana hasil tersebut didapatkan melalui melibatkan 10.200 responden di 34 provinsi.
Tingkat minat baca terus mengalami kenaikan. Dimana terjadi peningkatan 1,9 dari tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 53,84. Termasuk juga tahun 2017 sebesar 36,48 hingga terus naik drastis di tahun 2018 sebesar 52,92. Tentu angka tersebut kian melonjak sejak tahun 2016 yang hanya sebesar 26,5.
Penulis: Naomi Adisty
Editor: Iip M Aditiya