Masa Lalu dan Kisah Para Mantan Jadi Tajuk Duel Persebaya Kontra PSIM

Empat pemain PSIM pernah membela Persebaya di musim kompetisi sebelumnya.

Masa Lalu dan Kisah Para Mantan Jadi Tajuk Duel Persebaya Kontra PSIM Dok.BRI Super League, Kapten PSIM Yogyakarta Reva Adi Utama (kanan) dan pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel dalam konferensi pers.
Ukuran Fon:

Persebaya Surabaya akan menjamu tim promosi PSIM Yogyakarta dalam pertandingan pertama BRI Super League 2025-2026. Pertemuan kedua tim itu akan terjadi pada Jumat (8/8) di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

 

Dari tiga pertemuan terakhir kedua tim yang tercatat di situs Flashscore, Persebaya tampil dominan atas PSIM. Persebaya menang dua kali dan satu laga lainnya berakhir imbang.

 

Dikutip dari situs resmi Super League, pelatih Persebaya Eduardo Perez mewaspadai kekuatan PSIM walau mereka berstatus tim promosi. Meski dalam laga pramusim, PSIM sedang dalam tren yang kurang baik. Dari enam pertandingan uji tanding, PSIM hanya mampu memetik dua kemenangan.

 

"Kami tahu bahwa PSIM adalah salah satu tim yang (memiliki skuad) bagus. Mereka juga dilatih pelatih yang sangat cakap dengan pengalaman di Eropa. Saya pikir dalam pertandingan seperti ini, terutama pada laga pertama, semua pemain termotivasi," tambah Eduardo.

 

Di kubu PSIM, perjumpaan lawan Persebaya menjadi reuni kecil buat empat pemain. Mereka adalag kapten tim Reva Adi Utama, Ze Valente, Kasim Botan, dan Muhammad Iqbal. Keempat nama itu punya ikatan masa lalu dengan Green Force.

 

Reva membela Persebaya 2021-2022 serta 2023-2024. Valente jadi bagian Persebaya musim 2023-2024. Botan berkostum hijau-hijau mulai 2023 hingga 2025. Lalu Iqbal jadi bagian Persebaya di 2023-2024.

 

“Senang bisa kembali ke Stadion Gelora Bung Tomo. Tapi saya datang saat ini sebagai lawan. Saya sangat bersemangat dan antusias. PSIM baru saja naik ke kasta tertinggi dan bisa jadi pembuktian bagi kami kalau memang layak ke BRI Super League,” kata Reva dikutip dari situs Super League.

Penulis: Tri Candra

Konten Terkait

Generasi Tua Lebih Optimis Ketimbang Generasi Muda RI, Kenapa?

Indeks optimisme kelompok usia 17-25 tahun sebesar 5,45, lebih rendah ketimbang usia 46-55 tahun yang mencapai 6,21. Kenapa bisa begitu?

Indeks Optimisme 2025: Optimis pada Hal-Hal Kreatif, Pesimis pada Politik dan Pemerintahan

Indeks optimisme Indonesia pada 2025 mencapai 5,51 poin, turun dibanding capaian 2023 yang sebesar 7,77, menandakan pergeseran persepsi akan masa depan bangsa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook