Kualifikasi Pengalaman dan Pendidikan Jadi Hambatan Utama dalam Mencari Kerja

Terlepas dari situasi yang semakin kompleks, tetap ada harapan bagi mereka yang gigih dan terus berusaha dalam mencari kerja.

Kualifikasi Pengalaman dan Pendidikan Jadi Hambatan Utama dalam Mencari Kerja Ilustrasi Mencari Pekerjaan | Alif Ichwan

Mencari pekerjaan di era modern menjadi semakin menantang. Persaingan yang ketat, kemajuan teknologi, dan perubahan tren industri membuat proses pencarian kerja menjadi lebih sulit dibandingkan sebelumnya.

Bukan hanya tentang memiliki kualifikasi yang tepat, tetapi juga kemampuan untuk bisa menonjol di antara ribuan pelamar lainnya. Banyak orang kini merasakan bahwa peluang mendapat pekerjaan menjadi semakin sempit, sementara tuntutan keterampilan dan pengalaman terus meningkat.

Setiap individu tentu memiliki tantangannya sendiri dalam menghadapi proses pencarian kerja. Ada yang merasa kurang percaya diri dengan kualifikasi yang dimiliki, sementara yang lain berjuang dengan keterbatasan akses informasi atau kesempatan. Faktor-faktor seperti latar belakang pendidikan, lingkungan, hingga keadaan ekonomi turut mempengaruhi perjalanan seseorang dalam mencari pekerjaan. 

Berbagai kesulitan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat mencari pekerjaan, syarat pengalaman dan pendidikan paling memberatkan | GoodStats

Salah satu faktor utama yang menjadi tantangan dalam mencari kerja adalah tingginya tuntutan akan pengalaman. Sebanyak 63% responden menyatakan bahwa banyak perusahaan menuntut pengalaman kerja yang mumpuni sebelum merekrut, sehingga banyak pencari kerja pemula atau fresh graduate kesulitan bersaing. 

Hal ini semakin diperkuat dengan tingginya kebutuhan akan tingkat pendidikan tertentu, di mana 58% responden merasa bahwa perusahaan lebih memprioritaskan kandidat dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi.

Tidak hanya itu, syarat umur juga menjadi kendala bagi 52% responden. Banyak perusahaan memberikan batasan usia tertentu, sehingga pencari kerja yang lebih tua atau terlalu muda sering kali tidak memenuhi syarat, meskipun mereka memiliki kualifikasi yang memadai.

Selain itu, persaingan yang semakin ketat dirasakan oleh 51% responden, membuat peluang untuk mendapatkan pekerjaan menjadi semakin kecil.

Koneksi profesional atau networking juga menjadi hal yang vital dalam pencarian kerja. Sebanyak 49% responden mengakui bahwa kurangnya koneksi membuat mereka sulit mendapatkan informasi atau kesempatan kerja yang lebih baik. 

Di sisi lain, 40% responden menyebutkan kurangnya lowongan yang sesuai dengan jurusan atau keahlian mereka (selinier) turut memperumit situasi, menyebabkan banyak lulusan terpaksa mencari pekerjaan di bidang yang berbeda.

Seiring dengan perkembangan industri, kebutuhan keterampilan juga semakin meningkat. Sebanyak 30% responden menyoroti tingginya tuntutan akan keterampilan yang relevan di dunia kerja, baik keterampilan umum maupun keterampilan teknis, yang sama-sama menjadi tantangan.

Selain itu, kebutuhan akan keterampilan non-teknis atau soft skills juga tidak bisa diabaikan, dengan 23% responden merasa tuntutan ini makin meningkat, mengingat kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim semakin diperlukan dalam berbagai posisi.

Lebih lanjut, 22% responden merasakan pentingnya penguasaan bahasa asing sebagai nilai tambah yang sering kali diwajibkan oleh perusahaan global.

Di samping itu, gaji rendah juga menjadi perhatian 20% responden, yang merasa bahwa banyak perusahaan menawarkan kompensasi yang tidak sebanding dengan tuntutan pekerjaan.

Terakhir, meskipun hanya 4% responden yang menyebutkan faktor lain sebagai kendala, ini menunjukkan bahwa ada berbagai tantangan personal atau situasional lainnya yang mempengaruhi proses pencarian kerja, yang tidak dapat diabaikan dalam analisis keseluruhan.

Baca Juga: Kenali Sudut Pandang Pemberi Kerja dan Pencari Kerja, Ada yang Selaras?

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Apa Orang Indonesia Suka Makan Sayur dan Buah?

Baru 3,3% penduduk Indonesia yang mengonsumsi buah segar dan sayur sesuai anjuran WHO.

Gorengan Jadi Santapan Favorit Orang Indonesia

Sebanyak 37,4% orang Indonesia mengonsumsi gorengan, makanan berlemak, dan berkolesterol tinggi setiap harinya, meningkatkan risiko berbagai penyakit bahaya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook