Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan bahwa sepanjang 2024, pihaknya telah menyelamatkan sekitar Rp677,5 miliar aset. Ketua sementara KPK Nawawi Pomolango secara khusus menyampaikan capaian ini pada acara Hari Antikorupsi Sedunia 2024.
“Khusus untuk 2024, total asset recovery adalah sebesar Rp677.593.085.560,” tuturnya pada Senin (9/12/2024).
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa KPK telah menindak 597 kasus pidana korupsi di periode 2020-2024. Beberapa perkara tersebut terjadi di sektor penting, seperti sektor hukum, pembangunan infrastruktur, perizinan sumber daya alam, pendidikan, bahkan hingga kesehatan.
Dengan demikian, total asset recovery yang telah dilakukan KPK di tahun 2020-2024 mencapai Rp2.490.470.167.594. Nominal tersebut menjadi pemasukan kas negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Hal ini merupakan sumbangsih nyata bagi negara dari hasil pemberantasan korupsi.
Bagaimana Kepercayaan terhadap KPK?
Tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga antikorupsi ini dipenuhi dilema. Setahun lalu, mantan Ketua KPK Firli Bahuri ditangkap lantaran menjadi tersangka kasus pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Hal ini sontak mencoreng nama baik lembaga yang seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat dari tindak korupsi.
Ketua KPK terpilih Setyo Budiyanto mengungkapkan ambisinya agar di bawah periode kepemimpinannya, Indeks Persepsi Korupsi bisa semakin membaik.
“Namanya indeks sekarang posisinya di angka 3,8. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membaik, gitu harapannya,” tutur Setyo di Gedung Merah Putih, Jakarta, pada Senin (9/12/2024).
Sementara itu, menurut survei dari lembaga Indikator Politik Indonesia, sejauh ini tingkat kepercayaan publik terhadap KPK cukup rendah dibanding lembaga lain.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 10-15 Oktober 2024 dengan melibatkan 1.200 responden menggunakan metode simple random sampling dengan toleransi kesalahan sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%. Responden berasal dari seluruh provinsi Indonesia yang terdistribusi proporsional.
Hasilnya, tingkat kepercayaan terhadap KPK terbilang cukup rendah. Hanya 7% yang menyatakan sangat percaya pada lembaga tersebut, 58% mengaku cukup percaya, 29% responden menyatakan kurang percaya, dan 5% menyatakan tidak percaya sama sekali.
Sebaliknya, TNI meraih kepercayaan tertinggi, dengan tingkat responden yang mengaku kurang percaya hanya sebesar 4%.
Harus ada upaya lanjutan dari KPK untuk bisa mengembalikan kredibilitas dan kepercayaan publik. Setyo Budiyanto lebih lanjut menyebutkan bahwa ia akan mengumpulkan para pimpinan KPK baru untuk membahas visi misi pemberantasan korupsi selama 5 tahun ke depan. Visi misi ini merupakan kajian dari kelima pimpinan. Ia juga akan membahas program 100 hari kerja, program jangka pendek, dan jangka panjang.
Baca Juga: Apa Saja Jenis Korupsi yang Banyak Terjadi Selama 20 Tahun Terakhir?
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor